Riza lolos dari maut usai tertimbun longsor 12 jam

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Riza lolos dari maut usai tertimbun longsor 12 jam
Gubernur Ganjar Pranowo berjanji segera mengucurkan santunan bagi korban tewas akibat longsor di Purworejo senilai Rp 10 juta

SEMARANG, Indonesia – Suara Riza Oktavi Nugraheni terdengar parau saat dijenguk keluarganya di bangsal Kepodang RS Tjitrowardojo Purworejo, Jawa Tengah, pada Rabu sore 22 Juni. Ia tergolek lemas dengan luka di sekujur tubuhnya.

Riza, demikian nama panggilannya, baru saja mengalami peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya. Pada Sabtu 18 Juni, ia sebenarnya sedang bermanja-manja dengan bayi perempuannya yang baru berusia 16 bulan di rumahnya, RT 01/III Desa Donorati Purworejo.

Saat itu, sang anak berada dalam dekapannya. Ia bergelanyut seperti biasanya. “Lagi enak-enaknya guyonan sama anak saya, dari belakang kedengaran suara tanah berjatuhan dari atas,” kata wanita 24 tahun ini kepada Rappler.

Tak lama kemudian, di tengah guyuran hujan deras malapetaka pun menghampirinya. Reruntuhan tanah kian kencang berjatuhan dari atas tebing belakang rumahnya. Sebongkah tanah disertai bebatuan menimpa rumahnya hingga membuat ibunya yang berada di dapur terpental jauh.

“Saya sendiri terdorong jatuh sambil mendekap anak saya. Sedangkan ibu sudah terlempar jauh keluar rumah. Habis itu, semuanya terlihat gelap. Hujan deras juga membuat saya susah napas,” akunya.

Dalam situasi kritis tersebut, ia setengah sadar samar-samar mendengar suara tangisan anaknya. Suaranya terdengar saat separuh lebih tubuhnya tertimbun material tanah longsor.

Dari ujung kaki sampai pangkal leher, dirasakannya terhimpit tanah dan batu-batu besar. “Cuma kepala saya yang enggak kena tanah. Tapi banyak serpihan-serpihan batu menyerempet muka saya,” ujarnya.

Ia sempat bingung mencari sumber suara anaknya. Di saat kondisinya makin melemah, ia hanya melihat penampakan tangan dan kaki anaknya menutupi hidungnya. “Habis itu saya enggak sadar lagi. Waktu siuman di bangsal, saya dengar dia meninggal saat kejadian itu,” ujarnya sembari menahan isak tangis.

Ia merasa Tuhan telah menyelamatkan nyawanya lewat tangan mungil anaknya. Ia mengenang anaknya merupakan bayi mungil yang lucu dan buah hati satu-satunya setelah dinanti sekian lama olehnya.

8 anggota keluarga Riza tewas tertimbun longsor

Ia mengaku masih syok akibat peristiwa tersebut. Apalagi, ia salah satu perempuan yang selamat saat tanah longsor menerjang di desanya. Semua keluarganya yang tinggal berdempetan dengan rumahnya, telah meninggal dunia.

“Mulai ibu, adik, pakde, bulik sama kerabat lainnya sekitar delapan orang meninggal di lokasi. Ada satu om saya yang belum ditemukan. Tapi puji Tuhan, adik saya satu-satunya yang selamat dari bencana longsor,” sahut Danang Christianto, kakak Riza.

Danang mengatakan saat ini pencarian masih dilakukan oleh tim relawan Basarnas agar tubuh pamannya itu segera ditemukan.

Baginya, kejadian yang menimpa adiknya merupakan keajaiban yang diberikan Tuhan. Betapa tidak, saat ia mendatangi desanya, sejauh mata memandang hanya terhampar bekas longsoran tanah hingga berkilometer. Semuanya luluhlantak ditimpa tanah.

“Sekitar 6 KK warga desa yang meninggal di situ. Hanya adik saya dan Mbak Aini yang selamat,” katanya.

Ia mengaku mengalami kerugian materiil hingga ratusan juta rupiah. Belum lagi trauma yang dialami Riza jelas butuh recovery cukup lama. “Dia butuh pemulihan mental karena sangat terpukul abis tahu anaknya meninggal,” katanya.

Disambangi Menkes Farida Moeloek

Ia menjelaskan saat ini juga butuh kepastian bantuan dari Pemprov Jawa Tengah. Sebab, ia butuh tempat tinggal baru. Tadi siang, adiknya baru saja ditengok oleh rombongan Menteri Kesehatan (Menkes) Farida Moeloek.

“Meski sudah dijenguk sama Bu Menteri, tapi saya belum tahu berapa banyak santunan yang diberikan. Lagi pula kita sekeluarga masih menanggung beban biaya pengobatan buat Riza,” katanya lagi.

“Lebih baik, pemerintah segera merelokasi kita ke tempat yang baru. Biar semuanya aman. Di Donorati juga sudah enggak punya apa-apa lagi,” imbuhnya.

Sedangkan seorang pastor Gereja Pantekosa Purworejo beranggapan bahwa Riza mendapat mukjizat yang luar biasa hingga bisa lolos dari bencana longsor. “Yesus telah memberinya hidup yang kedua dan itu patut disyukuri. Kita lihat sekarang Desa Donorati kondisinya tak layak ditempati lagi,” kata pastor itu.

Sementara Gubernur Ganjar Pranowo berjanji segera mengucurkan santunan bagi korban tewas akibat longsor di Purworejo senilai Rp 10 juta sedangkan ada beberapa santunan tambahan bagi keluarga yang ditinggalkan. “Akan kita berikan begitu proses pendataan korban dituntaskan oleh Basarnas,” tegasnya.

Secara terpisah, tim SAR gabungan hanya berhasil menemukan 1 korban berjenis kelamin wanita di desa Caok  dari 7 korban longsor Purworejo yang menjadi fokus pencarian Rabu sore.

Meskipun korban wanita di Caok yang masuk daftar manifest hanya satu yakni Sarifah, namun tim dari DVI Polri yang melakukan pemeriksaan tidak bisa memastikan identitas korban karena minimnya hal yang bisa dikenali pihak keluarga.

“Keluarga tidak mengetahui persis apa yang dikenakan anggota keluarga mereka saat terakhir kali melihat,” ujar Agus Haryono, Kepala kantor SAR Semarang berdasarkan keterangan dari tim dokter DVI.

Dengan begitu, maka pencarian di desa Donorati maupun Caok masih menyisakan 6 korban lagi. Saat ini tim benar-benar mengandalkan escavator dalam melakukan penggalian mengingat semakin kerasnya material longsor yang menimbun para korban. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!