Berita hari ini: Jumat, 24 Juni 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Jumat, 24 Juni 2016

ANTARAFOTO

Pantau terus laman ini untuk mengetahui perkembangan berita terbaru pilihan Redaksi Rappler pada Jumat, 24 Juni 2016.

Indonesia wRap: Jumat, 24 Juni 2016

Dari Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan Uni Eropa hingga 7 WNI kembali disandera di Filipina selatan

Rakyat Inggris pada Kamis, 23 Juni waktu setempat mengambil keputusan bersejarah. Mayoritas dari mereka memilih untuk hengkang dari Uni Eropa. Keputusan ini tidak diperkirakan oleh berbagai pihak termasuk Perdana Menteri David Cameron. 

Tak lama setelah hasil tersebut diumumkan, Cameron menyatakan pengunduran dirinya. Apa dampak “perceraian” Inggris ini bagi Uni Eropa? 

Sementara, WNI kembali menjadi sasaran penculikan kelompok bersenjata di Filipina selatan. Sebanyak 7 WNI diculik ketika tengah berlayar dari Filipina selatan menuju ke Samarinda pada tanggal 20 Juni. Apa respons Indonesia terkait penculikan yang sudah berlangsung 3 kali?

Simak videonya berikut: 

 

Turis asal Inggris tewas setelah melompat dari lantai 5 hotel di Bali

BALI, Indonesia – Seorang wisatawan asal Inggris, yang diketahui dengan inisialnya, RRNA, meninggal dunia setelah melompat dari lantai lima hotel tempat dia menginap di Jalan Raya Kediri, Tuban, Bali pada Jumat dini hari, 24 Juni.

Kapolsek Kuta Komisaris I Wayan Sumara mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 2:20 WITA. 

“Kami mendapat laporan dari sekuriti hotel,” kata Sumara.

Sebelum melompat, perempuan 26 tahun itu terdengar berteriak-teriak.

Sumara mengaku telah melakukan olah tempat kejadian perkara. “Kita sudah melakukan olah TKP dan sedang dalami penyebab terjadinya peristiwa itu,” katanya.

Bali adalah tempat pariwisata utama di Indonesia. Majalah Travel+Leisure asal Amerika Serikat menobatkan Bali sebagai pulau kedua terbaik di dunia dan terbaik di kawasan Asia. Bobby Andalan/Rappler.com 

Cegah pencurian ikan di Natuna, TNI kirimkan 5 KRI dan 1 pesawat intai

TINJAU LAUT NATUNA. Presiden Joko "Jokowi" Widodo tengah meninjau kapal perang Imam Bonjol-353 dan menggelar rapat terbatas di sana pada Kamis, 24 Juni. Foto oleh Kemenpolhukam

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas pasca terjadi insiden penangkapan kapal nelayan Tiongkok, Han Tan Cou 19038 di perairan Natuna pada Jumat, 17 Juni. Mereka mengintensifkan kegiatan patroli di perairan Natuna dengan mengirimkan alutsisa militer.

“Kami mengirimkan 5 KRI dan 1 pesawat CN untuk mengintai. Tujuan kami adalah jangan sampai (kapal nelayan) masuk lagi dan kami antisipasi dengan menangkapnya,” ujar Panglima TNI, Gatot Nurmantyo usai melakukan rapat dengan komisi I DPR seperti tertulis dalam siaran pers pada Kamis, 23 Juni.

Gatot menyebut Indonesia akan bertindak tegas sesuai hukum yang berlaku terhadap kapal berbendera Tiongkok, jika mereka menangkap ikan di perairan Natuna. Usai ditangkap, akan dilakukan penyidikan dan proses hukum, baru kemudian kapal ditenggelamkan.

Gatot menilai kapal ikan Tiongkok yang ditangkap oleh TNI Angkatan Laut menunjukkan perairan laut Natuna merupakan tempat terjadinya pelanggaran wilayah terutama kegiatan penangkapan ikan secara ilegal.

“Jadi, kapal-kapal ikan ini masuk ke area Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kita. Kemudian, mereka mencuri ikan di sana. Tentu, ditangkap oleh TNI Al,” kata Gatot.

Bangun perekonomian di Natuna

Sementara, pada Kamis kemarin, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menunjukkan pesan kuat kepada Tiongkok dengan menggelar rapat terbatas di atas kapal Imam Bonjol-353. Kapal tersebut digunakan oleh TNI AL untuk menangkap kapal nelayan Tiongkok di perairan Natuna.

Apa yang dibahas oleh Jokowi di atas kapal tersebut? Dia menginstruksikan kepada para Menteri yang ikut hadir untuk melakukan percepatan pembangunan di Kepulauan Natuna. Patroli dan penjagaan di kawasan Natuna juga harus ditingkatkan.

“Saya minta kemampuan TNI dan Bakamla dalam menjaga laut harus lebih ditingkatkan, baik dalam kelengkapan radar maupun kesiapannya,” kata Jokowi seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler dari Kemenpolhukam.

Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang ikut dalam ratas tersebut mengatakan pembangunan ekonomi yang dirujuk oleh Jokowi agar difokuskan ke industri perikanan dan migas. Di area Natuna, juga akan dipasok listrik sekitar 50 MW untuk membantu proses eksplorasi gas. – Rappler.com

Polisi tangkap 10 tersangka kasus vaksin balita palsu

Bareskrim Polri menangkap 10 tersangka dalam kasus praktik peredaran vaksin palsu untuk balita, Kamis.

“Total tersangka kasus ini ada 10 orang, terdiri dari lima produsen, dua kurir, dua penjual, dan satu pencetak label,” kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya.

Ia mengatakan kasus ini bermula dari ditemukannya beberapa penjual vaksin anak yang tidak mengantongi izin.

Dari para tersangka diperoleh keterangan bahwa mereka menggunakan botol bekas vaksin yang kemudian diisi dengan cairan infus atau aquades dan vaksin tetanus, lalu botol tersebut diberi label vaksin yang diinginkan.

Vaksin-vaksin palsu itu didistribusikan di Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Selengkapnya di Antara.

Ahok bersikukuh tidak ada kerugian dalam pembelian lahan RS Sumber Waras 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa, 12 April. Foto oleh Hafidz Mubarak A./ANTARA

Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama kembali menegaskan pada Jumat, 24 Juni, bahwa tidak ada kerugian negara dalam pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras di Tomang, Jakarta Barat pada 2014 dan bahwa pihaknya tidak akan mengikuti rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dia juga mengatakan telah meminta kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menjawab secara resmi rekomendasi BPK. 

“SKPD sudah jawab ke BPK. Menjawab tindak lanjutnya apa, jawabannya tidak bisa dibalikin, tidak ada kerugian,” kata Ahok di Balai Kota.

Menurut laporan BPK, Pemda DKI Jakarta menderita kerugian sebesar Rp 191,3 miliar dalam pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penyelidikan terdahap dugaan tersebut tetapi tidak menemukan unsur pelanggaran hukum dalam transaksi tersebut. Berita selengkapnya di Tempo.co.

5 anggota komplotan pemeras ditahan Kepolisian Metro Jaya

Lima dari 6 anggota komplotan pemeras, termasuk tiga orang yang mengaku wartawan, telah ditahan Kepolisian Metro Jaya karena memeras seorang pengusaha berinisial RS (55 tahun).

Kasudbit Jatanras Dit Reskrimun Polda Metro Jaya AKBP Hendy F. Kurniawan mengatakan pada Jumat, 24 Juni, bahwa satu orang, berinisial AB, masih dalam pengejaran. Dia mengaku sebagai seorang polisi.

Anggota komplotan yang mengaku wartawan berinisial GS, CS, dan FSS, sementara dua lain berinisial MGH dan NL. 

Dalam menjalankan aksinya, mereka mengancam akan menulis berita R telah berbuat mesum bila tidak menyerahkan uang sebesar Rp 300 juta, sementara R hanya saggup membayar Rp 50 juta. Baca berita selengkapnya di Kompas.com.

 

Memprovokasi demo taksi, mantan sopir Blue Bird didakwa UU ITE

Feri Yanto, mantan sopir Blue Bird yang diduga memprovokasi demo taksi, pada 22 Maret 2016. Screen shot dari Facebook

Masih ingat dengan mantan sopir Blue Bird yang diduga memprovokasi kericuhan lewat media sosial saat demo taksi online pada Maret lalu?

Dalam sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Feri Yanto bersalah karena telah mengajak sopir taksi untuk berbuat onar dengan mengunggah foto dan status bernada provokasi melalui Facebook.

“Dengan cara datang ke depan Istana Negara dengan membawa senjata jatam maupun senjata tumpul berupa pedang dan arit, dan jika perlu membawa bom molotov,” kata JPU Ibnu Suud, Kamis.

Jaksa menilai unggahan status Feri sebagai pemicu demo sopir taksi yang melumpuhkan sebagian wilayah Jakarta pada 22 Maret 2016 lalu. Atas perbuatannya, JPU mendakwa Feri melanggar Pasal 28 Ayat (2) Jo 45 Ayat (2) Undang-Undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Elektronik dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Selengkapnya di okezone.com.

Demo tolak kunjungan Ahok ke Penjaringan berujung ricuh

Demo tolak kunjungan Ahok ke Penjaringan berujung ricuh, pada 23 Juni 2016. Foto dari Twitter/@ayahnya_faris

Unjuk rasa menentang kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama di Penjaringan Utara, berujung ricuh, Kamis sore. 

Kedatangan Ahok rencananya adalah untuk meresmikan ruang pelayanan terpadu ramah anak (RPTRA) di Kelurahan Penjaringan. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilaporkan akan menggusur warga di daerah Penjaringan. 

Mobil Ahok sempat dihadang demonstran. Sedangkan demonstran juga terlihat saling lempar batu dengan aparat kepolisian. Petugas juga sesekali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tidak ada korban atau pun yang ditangkap dalam demonstrasi tersebut. 

Sementara Ahok menuding ada pihak luar yang memprovokasi aksi ini. “Warga di sini menolak atau tidak? Anak-anak menikmati tidak tempat ini? Yang menolak juga dari mana?” kata Ahok usai peresmian RPTRA. Selengkapnya di Tempo.co.

Indonesia wRap: Kamis, 23 Juni 2016

Dari ‘fit and proper test’ calon Kapolri hingga Jokowi kunjungi Natuna

Calon Kapolri Komjen Tito Karnavian lolos fit and propert test di DPR RI. Jika terpilih, ia berjanji akan menjalankan 11 program prioritas, di antaranya reformasi internal kepolisian, perbaiki pelayanan publik, profesionalisme hukum, dan pemberantasan korupsi. Rapat paripurna DPR pada 27 Juni akan menentukan nasibnya.

Sementara itu, Presiden Jokowi untuk pertama kalinya mengunjungi Kepulauan Natuna. Ia memimpin rapat tentang potensi pengembangan Natuna, daerah perbatasan yang sering jadi sengketa internasional.

Rapat diadakan secara simbolik di atas Kapal RI Imam Bonjol. Natuna berbatasan langsung dengan Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. Pemerintah RI sering menangkapi kapal-kapal asing yang diduga mencuri ikan di perairan Natuna.

Saksikan videonya di bawah ini:

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!