2 napi tewas, 30 dirawat karena terjangkit bakteri leptospirosis di lapas Malang

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

2 napi tewas, 30 dirawat karena terjangkit bakteri leptospirosis di lapas Malang
Lapas nyatakan status KLB Leptospirosis

MALANG, Indonesia – Dua orang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur meninggal dunia dan 30an lain masih dirawat di rumah sakit akhibat terjangkit bakteri leptospirosis yang disebarkan melalui kencing tikus, kata seorang dokter Lapas.

“Dari 240 napi yang terjangkit, dua orang meninggal dunia pada Kamis, 14 Juli, dan Senin, 18 Juli, sementara 30 an masih mendapat perawatan. Yang lainnya sudah membaik,” kata dokter Lapas Lowokwaru M. Adib Sholahudin pada Senin, 18 Juli 2016. 

Pihak lapas telah menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada penyakit yang mulai menjangkit sejak Juni 2016 tersebut.

Menurut Adib,  terdapat sekitar 18 pasien yang harus dirujuk ke Rumah Sakit Dr Syaiful Anwar Malang untuk mendapatkan perawatan intensif dengan fasilitas lebih lengkap sejak Juni.

“Saat ini ada satu pasien yang masih dirawat intensif di RSSA,” katanya.

Belum diketahui berapa jumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan tersebut.

 Pihak lapas menduga leptospirosis menyebar dari kebiasaan napi yang meminum air mentah langsung dari sumur yang terkontaminasi bakteri leptospira yang dibawa oleh dan disebarkan melalui air kencing tikus.

Kepala Lapas Klas I Lowokwaru Krismono mengatakan penyakit itu belum pernah dijumpai sebelumnya. Pihak lapas kini menyatakan status Kejadian Luar Biasa untuk Leptospirosis di dalam lapas.

Mereka menanggulangi KLB dengan memerangi tikus dari dalam lapas. Caranya meminta para penghuni lapas untuk lebih peduli pada kebersihan dan tidak mengonsumsi air mentah dari sumber manapun.

“Kami minta tidak meminum air mentah, agar memakai peralatan makan yang bersih. Kami juga memerangi tikus di dalam Lapas,” kata Krismono.

Pihaknya juga mengadakan uji laboratorium untuk memeriksa air di dalam sumur yang diduga terkontaminasi bakteri leptospira.

Sebelumnya pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur hanya memberikan hasil tentang penyebab ratusan narapidana yang sakit serta meninggalnya dua narapidana pada bulan Juli akibat leptospirosis.

Petugas kesehatan juga menemukan bakteri salmonella, bakteri penyebab penyakit tifus, di Lapas. “ Untuk hasil cek air sumur belum keluar, setiap hari kami perang dengan tikus. Semoga tak ada lagi warga binaan yang terjangkit penyakit,” katanya. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!