SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Sprinter Indonesia, Sudirman Hadi boleh jadi memang tidak lagi memiliki kesempatan meraih medali di Olimpiade Rio. Namun, dia tetap menorehkan prestasi yang cukup membanggakan.
Sprinter berusia 20 tahun itu tak sekedar hanya numpang lewat dengan menggunakan fasilitas wild card. Di babak penyisihan yang berlangsung di Stadion Olimpik pada Sabtu, 13 Agustus, Sudirman berhasil mencatat waktu 10,77 detik. Sedangkan, di babak pertama, Sudirman finis di urutan kedelapan dengan catatan waktu yang lebih baik yakni 10,70 detik.
“Alhamdulilah, ini jadi pengalaman yang sangat berharga buat saya. Pertama, saya lari di preliminary round melawan pelari dari berbagai negara. Pastinya, saya sangat bangga,” ujar pelari asal Lombok itu dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler pada Minggu, 14 Agustus.
Sementara, di hari kedua kompetisi atletik, Sudirman berlari di lintasan delapan dan melakukan start dengan baik. Sepanjang perlombaan, Sudirman bersaing ketat dengan Riste Pandev dari Makedonia dan Mohammed Abukhosa dari Palestina.
Menjelang finis, Pandev lebih unggul sementara Abukhosa semakin menempel. Dalam persaingan yang ketat, Sudirman masih bisa finis di peringkat kedua.
Pada babak pertama, Sudirman berlomba di heat 4 dan menghadapi lawan yang jauh lebih tangguh. Walau berhasil melakukan start dengan baik, Sudirman tercecer di barisan belakang. Beberapa meter sebelum mencapai garis finis, dia disusul oleh pelari Bahama, Jamial Rolle.
Walau gagal dalam Olimpiade Rio, Sudirman mengaku tetap bangga dengan pencapaiannya.
“Tidak semua atlet bisa mendapat kesempatan untuk berlomba melawan pelari terbaik dari berbagai negara dan disaksikan ribuan mata di stadion. Itu sangat luar biasa. Saya berharap, hasil (yang saya raih) bisa membuat semakin termotivasi untuk bisa berlaga di Olimpiade berikutnya,” tuturnya.
Sementara, pelatih Sudirman, Agustinus Ngamel tidak sepakat. Dia mengaku belum puas dengan hasil yang dicapai anak asuhnya itu.
“Jujur, hasil tersebut belum maksimal dan belum memuaskan. Namun, hal tersebut harus tetap disyukuri karena dia sudah bisa tampil dengan baik walaupun dalam kondisi yang tak maksimal,” kata Agustinus.
Untuk ke depan, Agustinus yakin Sudirman bisa terus berkembang. Dia berharap PP PASI bisa memberikan dukungan seperti program berlatih di luar negeri.
“Jangan tanggung-tanggung. Jika mau latihan ke luar negeri, harus memilih negara yang memiliki nama di nomor jarak pendek,” katanya lagi. – Rappler.com
BACA JUGA:
- Atlet lompat jauh Indonesia di Olimpiade Rio 2016 jatuh sakit
- Indonesia dapat tambahan 3 ‘wild card’ atlet Olimpiade Rio
- Lompat jauh membawa Maria Natalia Londa pada Olimpiade Rio 2016
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.