PROFIL: Pembawa baki bendera merah putih di Istana Negara

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PROFIL: Pembawa baki bendera merah putih di Istana Negara

ANTARA FOTO

Nilam baru tahu dirinya yang menjadi pembawa baki bendera merah putih hanya 3 jam sebelum upacara pengibaran bendera dilakukan

 

JAKARTA, Indonesia – Setiap tahunnya, aksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) selalu dinantikan dalam upacara pengibaran dan penurunan bendera merah putih. Tim yang bertugas pada Rabu, 17 Agustus dinamakan Tim Arjuna dan Bima.

Salah satu yang paling kerap disorot adalah sosok pembawa baki bendera merah putih. Tahun ini, Nilam Sukma Pawening didapuk mendapat kehormatan tersebut.

Alhamdulilah sudah mendapat kesempatan, karena di sini saya mewakili provinsi. Banyak yang mau, tidak hanya saya,” kata siswi SMAN 67 Jakarta yang ditemui Rappler di Istana Negara usai menunaikan tugasnya di pagi hari.

Nilam tidak menduga dirinya akan mendapat kehormatan membawa bendera pusaka. Sepanjang latihan, tak ada sedikit pun indikasi posisi tersebut akan jatuh ke tangannya. Selain itu, semua orang berpeluang mendapat kesempatan menjadi pembawa baki bendera merah putih yang dikibarkan atau diturunkan.

Pada pukul 7 pagi, hanya 3 jam menjelang upacara, baru diumumkan kalau Nilam yang harus menerima bendera dari presiden dan membawanya ke tiang. Meski ditunjuk tiba-tiba, ia mengaku harus siap.

“Lumayan deg-degan, tapi kalau terbawa arus, nanti malah jadi berantakan,” kata dia. Apalagi, setelah penunjukkan, tim paskibraka tak berlatih lagi. Akhirnya, ia berupaya untuk konsentrasi pada tugasnya dan menenangkan diri.

Selama bertugas, tak hanya Nilam yang gugup. Ayahnya, Pembantu Letnan Satu (Peltu) Istohari juga merasa tak tenang.

“Sangat deg-degan, terutama saat krusial ketika naik tangga dan turun. Saya hanya berdoa terus,” kata dia yang mendampingi putrinya hari ini.

Cinta olah raga voli

Istohari mengatakan tidak mendorong putrinya untuk aktif sebagai paskibra. Ia justru lebih menyemangati Nilam untuk menjadi olahragawan.

“Saya dorong dia untuk ikut voli, dan memang aktif. Tapi, tiba-tiba dia bilang mau daftar baris berbaris. Mungkin memang jalannya begitu,” kata dia.

Saat sudah sibuk dengan latihan paskibraka, Nilam tidak melupakan kecintaannya akan voli. Putrinya tetap ikut bertanding, meski sudah kelelahan dengan latihan.

“Pernah dia sudah malam tetap ikut bertanding, padahal besoknya mau tes psikologi,” kata Istohari.

Usai menunaikan tugas mengibarkan bendera, Nilam akan kembali pada rutinitas lamanya.

“Ya sibuk dengan voli dan les privat lagi,” kata remaja berusia 16 tahun ini.

Selain Nilam, ada 3 orang yang bertugas untuk mengibarkan bendera merah putih. Mereka ialah Rahmat Duhe yang mewakili Gorontalo, Muhammad Akbar sebagai pembentang bendera yang mewakili Kalimantan Barat, serta Muhammad Aditya Ersyah Lubis sebagai pengerek bendera yang mewakili Banten.

Sementara itu Kolonel Infanteri Putra Widiastawa didapuk menjadi Komandan Upacara Penaikan Bendera. Pria kelahiran Singaraja, 3 April 1971 ini sekarang menjabat sebagai Danbrigif 22/Oms Dam VII/Wrb. Saat ini beliau bertugas di kesatuan Kodam VII Wirabuana.

Komandan Paskibraka ialah AKP Lalu Hedwin Hanggara, S.IK. Saat ini pria kelahiran 19 Maret 1985 tersebut bertugas sebagai Paur Binops Ditlantas Polda Metro Jaya.

Pada tahun ini, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengukuhkan 67 anggota Paskibraka. Gloria Natapradja Hamel yang semula ikut dalam tim, tiba-tiba digugurkan karena dianggap bukan WNI. Gloria diketahui memegang paspor Perancis.

Namun, besarnya simpati publik dan keinginannya yang besar menjadi WNI, membuat Presiden Jokowi mengizinkannya kembali menjadi anggota Paskibraka.– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!