SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Menteri Susi Pudjiastuti memang tak pernah setengah-setengah dalam menindak kapal pencuri ikan di perairan Indonesia.
Tahun ini pun, bertepatan dengan HUT RI ke-71, ia menenggelamkan 60 kapal asing yang kedapatan “menyelundup” ke perairan Indonesia.
Penenggelaman tersebut berlangsung di 8 lokasi berbeda.
“Ini merupakan hadiah untuk Indonesia, dan menunjukkan konsistensi kami dalam menegakkan hukum,” ujar Kepala Satuan Tugas IUU Fishing Mas Achmad Santosa seperti dikutip dari AFP pada Rabu, 17 Agustus, lalu.
Susi mengatakan lokasi penenggelaman adalah di Batam, Parempa (Kalimantan), Ranai (Kepulauan Natuna), Tarakan (Kalimantan Utara), Morotai (Maluku), dan Sorong (Papua Barat). Ia sendiri menyaksikan semuanya dari Natuna.
Kapal-kapal itu ditenggelamkan dengan cara membocorkan lambungnya, tidak diledakkan seperti sebelumnya.
Dua kapal yang ditenggelamkan berbendera Indonesia, sisanya kapal asing. Bangkai kapal yang tenggelam ke dasar laut itu akan dijadikan terumbu karang buatan.
Susi mengatakan, cara ini sudah cukup untuk menimbulkan efek jera bagi para pencuri ikan Indonesia. “Saya pikir, ini adalah pesan cukup kuat,” kata Susi.
Berbeda dengan sebelumnya, penenggelaman kali ini cenderung dilakukan diam-diam. Susi dan lembaganya juga tidak mengungkap asal kapal-kapal yang akan dikaramkan. Diduga, karena tengah tingginya tensi antara Indonesia dengan Tiongkok di perairan tersebut.
Indonesia terlibat ketegangan diplomatik setelah penangkapan kapal-kapal pukat Tiongkok di perairan Natuna.
Negeri Tirai Bambu mengklaim sebagian daerah perairan itu sebagai “zona tradisional” bagi nelayan mereka. Meski demikian, dalil ini ditolak oleh pengadilan arbitrase internasional. —Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.