5 manfaat jika harga rokok Rp 50 ribu per bungkus

Zika Mandiri

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 manfaat jika harga rokok Rp 50 ribu per bungkus

EPA

Jika wacana harga rokok Rp 50 ribu per bungkus diterapkan, Anda dapat mengambil keuntungannya

Entah dari mana muncul wacana kenaikan harga jual rokok di pasaran menjadi Rp 50.000 per bungkus, sejak akhir pekan lalu. Angka ini dinilai tepat untuk mengurangi perokok anak yang sudah lama jadi masalah memusingkan.

Dikatakan Wakil Direktur LSM Lentera Anak Lisda Sundari, perokok anak usia 10-14 tahun meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Bahkan untuk anak usia 5-9 tahun, angkanya bertambah tiga kali lipat.

Jangan kaget jika kemudian di dunia maya Anda menemukan beragam video anak perokok dari Nusantara. Coba ketik child smokersdan keluarlah kata bantu yang menyematkan nama bangsa ini di dalamnya.

Angka Rp 50.000 itu sendiri keluar setelah melalui studi dari Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany.

Studi ini mengungkap kemungkinan perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali lipat dari harga normal. Hasilnya 80 persen bukan perokok setuju jika harga rokok dinaikkan.

“‎Dalam studi ini, para perokok bilang kalau harga rokok di Indonesia naik jadi Rp 50 ribu per bungkus, mereka akan berhenti merokok. Belum lagi ada tambahan dana Rp 70 triliun untuk bidang kesehatan,” ujar Hasbullah. 

(BACA: Kontroversi harga rokok, bagaimanakah asal muasalnya?)

Bagi Anda sebagai perokok dengan pemasukan di atas Rp 5 juta per bulan dan belum berkeluarga, harga ini mungkin masih terjangkau. Namun untuk mereka perokok dengan pemasukan Rp 3 jutaan per bulan, harga sebungkus rokok segitu sudah mulai memberatkan. 

Buat perokok dengan pemasukan kurang dari Rp 3 juta, maka pilihannya adalah makan atau rokok.

Sedangkan buat Anda yang belum bergaji, ya sudah lah, ikhlasin aja.

Jangan berkecil hati, hai, para perokok. Karena sesungguhnya harga rokok setara dengan tiket nonton bioskop di akhir pekan itu punya kebaikan luar biasa. Bukan hanya untuk Anda, tapi untuk berbagai lapis kalangan. OK, mari kita kupas per bagiannya:

1. Dari sisi keuntungan negara

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada 60 juta perokok di Indonesia. Bila tiap perokok merokok satu bungkus per hari dengan harga satuannya adalah Rp 50 ribu, maka sama dengan Rp 3 triliun per hari. Angka itu kemungkinan bertambah karena mayoritas perokok menghabiskan lebih dari sebungkus per harinya.

Dengan mengenyampingkan potensi korupsi dari aparat yang tak bertanggung jawab, maka angka segitu nyaris setara dengan pendapatan asli daerah Kota Bandung di tahun 2015. Bila dipergunakan dengan baik, maka angka pendapatan itu bisa membantu meningkatkan pelayanan kota dan fasilitasnya. 

Hingga 2015 saja, raihan pendapatan negara tak kurang dari Rp 150 triliun — membuat cukai rokok menjadi pendapatan terbesar Indonesia.

2. Pengeluaran kesehatan

Berapa biaya yang dikeluarkan keluarga Anda untuk mengobati paru-paru yang sudah borok akibat rokok? Jika dirangkum secara keseluruhan, jumlah pengeluaran itu menyentuh angka Rp 50 triliun. Angka yang seharusnya bisa Anda ringkas dan berbuah kesehatan jasmaniah.

3. Dari sisi pengeluaran bulanan

OK, mari masuk ke yang paling dasar dari semua ini: pengeluaran bulanan Anda. Anggaplah pemasukan Anda saat ini Rp 4 juta rupiah. Setelah dipotong biaya ongkos dan bensin sebagai modal kerja, sisa uang Anda hanya Rp 3 juta. 

Bila sehari Anda mengisap rokok sebungkus maka hitungannya menjadi Rp 50 ribu x 30 hari = Rp 1,5 juta. Tersisalah Rp 1,5 juta lagi di kantung Anda untuk biaya makan. Sayangnya, biaya makan siang rata-rata di Jakarta per bulannya adalah Rp 2,25 juta. Pantas saja Indomie menjadi pilihan paling lezat di akhir bulan.

Andaikan Anda tak merokok, maka Anda punya tambahan lagi Rp 1,5 juta per bulannya. Jumlah itu cukup untuk makan enak plus jajan-jajan cantik.

4. Dari sisi jajan anak sekolah

Buat mas bro yang masih sekolah, ya sudah lah ya, sabar aja ngerokoknya. Tahan dulu sampai punya uang sendiri. Rp 50 ribu itu mendingan buat nongkrong di kafe unik yang ciamik buat Instagram. Mas bro dijamin lebih menarik ketika jadi anak gaul dibanding anak bokek yang minjem duit cuma buat rokok.

5. Dari sisi ibu/istri

Jika Anda adalah istri dari seorang perokok, maka akan ada banyak lagi keuntungan ketika suami berhenti merokok. Bayangkan saja jika gaji suami Anda sama dengan poin nomor 3. Maka sisa Rp 1,5 juta itu rasanya sudah mepet, terhimpit, mencekak, bokek sampai titik penghabisan.

Bila pun suami Anda memiliki pendapatan di atas poin nomor 3, ada banyak keuntungan jika Rp 50 ribu tak dihabiskan ke sebatang kertas penuh racun.

  • Rp 50 ribu = 2,5 kilogram telur, bisa digunakan untuk bikin kue untuk anak dan makanan kesukaan suami.
  • Rp 50 ribu = 3 galon air kemasan untuk dispenser, cukup untuk kehidupan 2 minggu.
  • Rp 50 ribu = biaya les lukis anak agar berkembang kreativitasnya dan menjadi anak kebanggaan orangtua di masa depan.
  • Rp 50 ribu = harga bedak dan lipstik merk kelas menengah
  • Rp 50 ribu x 30 hari x 12 bulan = Rp 18 juta, lumayan banget untuk cicilan rumah/mobil baru

Nah, sekarang simak baik-baik, siapa yang menurut Anda paling untung dalam hitung-hitungan kelas cere begini? Anda sendiri! Anda sehat, dompet kuat, keluarga pun girang. Kenapa harus berhitung dengan kecanduan jika Anda bisa melepasnya dengan ringan? —Rappler.com

Zika adalah seorang web-editor yang pernah menjajal tiga media nasional di Indonesia. Ia bermimpi mau punya SPBU sendiri sebelum minyak dunia habis dan nyaris mendapat titel kutu buku sejati.

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!