Acha Sinaga bahagia saat menjadi guru

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Acha Sinaga bahagia saat menjadi guru
Setelah sejak lama memendam keinginan untuk memerankan tokoh guru, akhirnya Acha bisa mewujudkan mimpinya

JAKARTA, Indonesia – Paras cantik aktris dan pesinetron Acha Sinaga belakangan ini sering terlihat di layar kaca. Uniknya, Acha justru tengah asyik-asyiknya menekuni banyak peran di genre komedi. Tapi sebagai aktris profesional, Acha justru tidak pernah membatasi diri untuk mencoba berakting di genre apapun.

Yang terbaru, perempuan kelahiran Medan, 30 Juni 1989 ini menjajal akting di film drama bertajuk Aku Ingin Ibu Pulang yang akan tayang di bioskop 1 September mendatang. Di film ini, Acha berakting sebagai guru.

Ini adalah pengalaman pertama pemilik nama asli Maria Dyer Achsahinta Sinaga ini memerankan sosok guru. Meski ia mengakui bahwa peran ini tidak memiliki porsi besar, tapi Acha bahagia karena ia mewujudkan keinginannya sejak dulu untuk bisa berperan sebagai guru.

“Mungkin scene-nya cuma sedikit tapi perannya cukup berarti. Biasanya aku itu bawel dan pilih-pilih peran. Aku harus tahu siapa yang direct, pemain, cerita dan lain-lain. Tapi di film ini tanpa pikir panjang aku langsung terima saat tahu aku menjadi guru,” ujar Acha saat ditemui Rappler di konferensi pers peluncuran terbaru film Aku Ingin Ibu Pulang.

Acha mengaku, dirinya memiliki kepedulian besar terhadap dunia pendidikan. Bahkan Acha pernah bercita-cita menjadi guru. Karena itu, saat disodori tawaran peran sebagai guru, Acha merasa seperti bisa mewujudkan mimpinya.

“Untuk peran ini, yang pasti aku tertantang karena dari kecil aku bermimpi dan bercita-cita untuk jadi guru. Apalagi di film ini aku menjadi guru yang baik dan tegas. Dan pasti kita punya ingatan soal guru yang terbaik dan favorit. Dan aku mau menjadi seperti itu.”

Demi mendalami karakter sebagai guru, Acha pun harus menggali ingatannya di masa lalu tentang guru-guru favoritnya saat bersekolah. “Aku mencoba untuk me-recall memory aku saat punya guru favorit. Nah, guru favorit aku itu cowok, namanya Pak Rahmat, guru Sejarah. Dari situ aku belajar untuk mencoba menjadi sosok guru favorit itu seperti apa. Cara mengajarnya seperti apa. Dan kalo guru yang baik, pasti jadi kenangan untuk muridnya,” tambah Acha. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!