Menpora sudah minta Polri usut tuntas pengancam wartawan Tribun Jabar

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menpora sudah minta Polri usut tuntas pengancam wartawan Tribun Jabar

ANTARA FOTO

Zezen menerima intimidasi dan ancaman setelah menulis berita penggunaan dana sebesar Rp 90 miliar untuk upacara pembukaan PON pada Sabtu, 17 September.

BANDUNG, Indonesia (UPDATE) – Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menyesalkan adanya peristiwa ancaman dan tindak intimidasi yang diterima oleh jurnalis harian Tribun Jawa Barat, Mohammad Zezen Zainal. Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku telah meminta kepolisian untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas. 

“Saya sudah membisiki Kapolri agar diusut tuntas,” ujar Imam usai menggelar jumpa pers di Media Center Utama (MCU) PON XIX, Bandung, pada Jumat, 23 September. 

Imam mengatakan wartawan memiliki independensi dalam memberitakan berbagai informasi yang diperoleh. Independensi itu harus tetap dijaga dan tidak boleh ada intimidasi terhadap wartawan. 

“Intimidasi terhadap wartawan tolong disudahi, karena mereka memiliki tugas yang berat, bagaimana mentransformasikan ide, gagasan, cita-cita olahraga di masyarakat lalu mempublikasikannya,” kata Imam. 

Zezen mengaku menerima ancaman dan intimidasi terkait pemberitaan dana Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016. Artikel yang berjudul “Kemenpora Ingatkan Kasus Penyelewenangan PON Riau Tidak Terulang di Jabar” dan terbit pada Sabtu pekan lalu, rupanya menjadi tajuk berita utama di media tempatnya bekerja.

Dia mengatakan intimidasi semula hanya diterima berupa pesan pendek dan telepon. Zezen menyebut, pelaku adalah orang-orang yang mengaku dari ormas tertentu.

“Dia (pengancam) meminta saya untuk bertemu dengan mereka, karena berita yang saya tulis sudah dianggap menyinggung. Dia juga mengancam akan mendatangi saya. Bahkan, dia mengaku tahu di mana tempat saya tinggal,” ujar Zezen yang dihubungi Rappler melalui telepon pada Selasa, 20 September.

Pelaku akan terus mengancam, jika Zezen terus menulis berita yang mengkritisi PB PON. Intimidasi yang diterima ternyata semakin serius, dengan datangnya orang asing ke kediaman pribadi.

“Pada Selasa pagi, rumah saya didatangi orang berperawakan tinggi, bertato dan menanyakan kepada istri saya yang sedang sendirian berada di rumah, kapan saya pulang,” kata dia.

Melihat pria berperawakan seperti itu, istri Zezen ketakutan dan merasa trauma. Lalu, apa isi berita yang sebenarnya dia tulis?

Zezen menduga intimidasi ini bukan disebabkan hanya karena berita mengenai peringatan dari Kemenpora. Dia mengaku menulis berita tambahan mengenai penggunaan dana sebesar Rp 90 miliar.

Dalam jumpa pers yang juga dihadiri Rappler pada Jumat, 16 September, Zezen sempat melontarkan pertanyaan kepada Ketua Umum PB PON, Ahmad Heryawan mengapa dana upacara pembukaan PON mencapai angka Rp 90 miliar. Dia juga menanyakan bagaimana menanggapi persepsi masyarakat yang muncul nanti soal besarnya dana yang digunakan tersebut.

Pria yang akrab disapa Aher itu menjawab dana sebesar Rp 90 miliar memang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Terkait dengan persepsi masyarakat yang muncul, itu tergantung dari media yang memberitakannya.

“Ketika media memberitakannya positif, pasti persepsinya juga akan positif. Yang penting, bagi kami, tidak ada kebohongan, tidak ada penyimpangan,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat itu.

Kemudian, berita tambahan itu dibuat dengan judul “Pembukaan dan Penutupan PON Saja Rp 90 M”. Dia menduga pemberitaan itu yang tidak disukai sejumlah pihak.

Sebetulnya, Zezen telah menyarankan jika ada pihak yang keberatan dengan pemberitaan itu, agar menyampaikan hak jawab mereka ke redaksi Tribun Jabar. Sebab, berita yang sudah terbit, menjadi tanggung jawab redaksi.

“Namun, mereka malah mengancam, bila diminta datang ke kantor Tribun Jabar, mereka mengaku tidak menjamin akan datang dengan baik-baik dan tidak menimbulkan tindak kekerasan,” kata dia.

Lapor ke polisi

Tindak intimidasi itu, akhirnya ditindak lanjuti Zezen dengan mengajukan laporan ke Polda Jabar dan Polres Bandung. Sebab, akibat intimidasi dan ancaman itu, sudah dianggap mengancam jiwa keluarganya.

“Ini sudah mengarah kepada tindakan pidana. Langkah saya ini sudah didukung penuh redaksi Tribun Jabar, karena ini sudah mengusik ketenangan keluarga,” ujar Zezen.

Saat ini, keluarga Zezen terpaksa diungsikan ke tempat lain demi keamanan mereka.

Aher bantah terlibat

PON XIX. Gubernur Jabar yang juga Ketua Umum PB PON XIX Ahmad Heryawan (kiri) memberikan cenderamata maskot PON kepada Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra (kanan) saat kunjunganan kerja di kompleks media center di The Trans Luxury Hotel Bandung, Jabar, Rabu, 21 September. Foto oleh Andika Wahyu/ANTARA

Sementara, Aher mempersilakan wartawan untuk melapor kepada aparat hukum terkait tindak ancaman dan intimidasi yang diterima Zezen. Dia bahkan mengaku mendukung jika kasus tersebut dibawa ke ranah hukum agar citra penyelenggaraan PON bisa bersih.

“Ketika itu menganggu, silahkan laporkan. Wartawan kan dilindungi undang-undang. (Tindakan itu) patut diprotes dan diselesaikan. Kami mendukung penyelesaian tersebut karena PB PON jauh dari pesan-pesan seperti itu,” ujar Aher yang ditemui media pada Rabu, 21 September.

Aher juga menegaskan dia tidak tahu menahu mengenai adanya tindak intimidasi dan ancaman tersebut. Dia menekankan pelaku bukan dari PB PON.

“Sama sekali (pelaku) bukan dari PB PON. Tanya ormasnya. Saya tidak tahu, tidak ada komunikasi, dan tidak ada hubungan. Yang jelas, PB PON tidak ada hubungan apa pun dengan teror meneror seperti itu,” katanya lagi.

Aher menjelaskan, dia juga kepentingan agar kasus ini diusut tuntas di ranah hukum.

“Karena (kami) ingin ‘wajah’ PON ini, ‘wajah’ yang bersih, berhasil, tidak ada intimidasi dan tindak kekerasan apa pun,” ujarnya. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!