SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Kericuhan kembali terjadi di cabang olahraga gulat di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Kali ini wasit asal Iran menjadi korban pemukulan.
Pemukulan terhadap wasit asal Iran itu terjadi saat atlet gulat asal Kalimantan Timur sedang bertanding melawan atlet asal Jawa Barat pada nomor 65 kilogram di gelanggang Olahraga (GOR) Saparua Kota Bandung, Senin, 26 September 2016, sekitar pukul 16.00 WIB.
Pelaku pemukulan adalah pelatih gulat dari Kalimantan Timur. Ia memukul wasit setelah menganggap keputusan-keputusan wasit asal Iran itu berat sebelah dan cederung memenangkan Jawa Barat.
“Jadi infonya si pelatih dari Kaltim masuk terus mukul wasit dari Iran karena tidak terima dengan keputusan wasit,” kata Wakil Juru Bicara PB PON XIX Ruddy Gandakusumah dalam jumpa pers di Media Center Utama PON XIX, di Kota Bandung, Senin 26 September.
Akibat dari insiden ini, pertandingan sempat ditunda dan wasit asal Iran yang menjadi korban pemukulan meminta jaminan kesalamatan dari panitia selama pertandingan.
“Tentunya kami sangat menyayangkan kejadian itu, terlebih yang dipukul itu wasit dari luar negeri,” kata Ruddy. Panitia berencana menyimak rekaman CCTV untuk mencari siapa yang bersalah dalam insiden ini.
Namun ia berharap persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. “Dan kalaupun mau diusut (oleh polisi) silakan saja. Kalau bisa kami sarankan agar diselesaikan secara kekeluargaan saja,” Rudy melanjutkan.
Kericuhan sebelumnya
Sebelumnya kericuhan juga terjadi di babak semifinal kelas 74 kilogram cabang gulat di GOR Saparua, Bandung, Sabtu, 24 September.
Saat itu pegulat Jawa Barat, Heri Fadli, sedang menghadapi pegulat dari Kalimantan Selatan bernama Rendi. Ketika itu Heri sedang unggul dengan skor 5-3.
Namun protes kemudian datang dari pelatih Kalimantan Selatan. Ia menilai wasit pertandingan memihak kepada tuan rumah. Protes pelatih Kalimantan Selatan ini disambut oleh sejumlah suporter dari perwakilan daerah.
Mereka tak hanya meneriaki wasit dan perangkat pertandingan, tapi juga melempari mereka dengan botol minuman. Mereka menuntut wasit asal Korea Selatan yang memimpin pertandingan diganti.
Kericuhan ini sempat membuat pantiai pertandingan menskor pertandingan selama beberapa waktu.–dengan laporan ANTARA/Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.