Semifinal Piala Presiden: Beban kartu kuning menghantui Arema FC

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Aji Santoso bisa kehilangan lebih banyak pemain di leg kedua semifinal.

Pemain Arema FC melakukan selebrasi usai menjuarai turnamen Bhayangkara Trofeo Cup 2017 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, pada 29 Januari 2017. Foto oleh Mohammad Ayudha/Antara

JAKARTA, Indonesia — Pelatih Arema FC Aji Santoso merasa sangat percaya diri bisa mengatasi Semen Padang dalam laga semifinal Piala Presiden 2017 di Stadion Agus Salim, Padang, Kamis, 2 Maret pukul 21.00 WIB. 

Sikap tersebut bukan karena ingin memberi serangan psikologis kepada lawan. Namun, itu lebih karena optimisme pasca perempat final melawan Sriwijaya FC. 

“Kami sudah mempersiapkan cara khusus untuk meredam Semen Padang,” kata Aji, saat dihubungi Rabu, 1 Maret. 

Meski sangat percaya diri, mantan pemain sayap Persebaya Surabaya itu harus mencermati koleksi kartu kuning yang terlalu banyak di timnya. Paling tidak tiga pemain penting Aji mendapat kartu kuning. Mereka adalah Johan Alfarizie, Syaiful Indra, dan Esteban Vizcarra.

Jika di Padang mereka kembali mendapat kartu kuning, tiga pemain itu bisa absen di leg kedua semifinal. Padahal, leg kedua tetap penting untuk memastikan langkah mereka ke final Piala Presiden 2017.

Aji mengaku sudah memahami situasi itu. Tapi dia tak ingin pemain terlalu menjaga diri. Terlalu menghindari mendapat hukuman dari wasit. Sebab, akibatnya, mereka jadi tidak bisa bermain lepas. 

“Jangan sampai permainan terganggu, pemain tetap harus lepas. Absen dan tidak, itu akan jadi dinamika di setiap pertandingan,” kata Aji.

Hukuman kartu memang menjadi momok bagi Singo Edan. Sebab, mereka sudah pasti kehilangan Ferry Aman Saragih yang kena kartu merah saat melawan Sriwijaya FC.

Arema bisa kembali kehilangan pemain utamanya jika disiplin pasukannya tidak ditegakkan. 

“Saya siapkan pemain muda Oky Derry. Dia saya bawa gantikan Ferry Saragih,” dia menuturkan.

Eks pelatih Timnas U-23 itu mengakui, dalam laga kontra Semen Padang tak mudah baginya untuk bermain menyerang. Tapi, dia tak menjawab saat ditanya apakah akan menerapkan strategi bertahan atau tidak.

Melihat ‎materi yang dibawa, Aji sepertinya bakal bermain dengan satu striker yang menggantung di depan. Sistem 4-2-3-1 sepertinya lebih akan digunakan, untuk meredam lini tengah tim berjuluk Kabau Sirah tersebut.

Dari 18 nama yang diboyong ke Padang, hanya Cristian Gonzales yang berposisi striker murni. Sisanya  adalah winger dan gelandang tengah.

Aji harus memaksimalkan penggunaan dua gelandang jangkar. Sebab, Semen Padang dikenal memiliki gelandang agresif haus gol Vendry Mofu.

Pergerakannya yang liar dan kemampuan mencari posisi harus diwaspadai Arema. Apalagi, meski hanya seorang gelandang, Vendry juga memiliki naluri mencetak gol yang bagus. Bahkan, berkat gol semata wayangnya Semen Padang bisa lolos ke semifinal setelah mengalahkan Bhayangkara FC. 

“Kami sudah persiapan cara untuk meredam permainan Semen Padang. Kami juga sudah melihat permainan mereka,” Aji.

Arema harus realistis dalam hal ini karena lawan pasti agresif. Otomatis, serangan balik dan bermain menunggu bakal jadi pilihan Aji Santoso. Memaksakan bermain menyerang bisa menjadi blunder strategi nantinya.

Di belakang, Arthur Cunha, bek asing Arema, sudah menjelaskan siap menjaga striker andalan tuan rumah, Marcel Sacramento. Meski bukan pemain yang cepat, Sacramento mengingatkan kepada sosok Gonzales muda yang produktif dan bermain ngotot di setiap laga.

Cunha pun memastikan, siap berduel dengan Sacramento dan mematikan pergerakannya yang cukup agresif. 

“Saya ingin bertemu dengannya, melawan dia. Sekarang terpenuhi dan kami siap untuk meredam mereka,” ujar Cunha kepada para awak media.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!