Kerja keras Sadiman menanam pohon, berbuah penghargaan Kalpatru

Ari Susanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kerja keras Sadiman menanam pohon, berbuah penghargaan Kalpatru
Sadiman mengaku tak bangga meraih penghargaan. Yang lebih membuatnya bangga karena bisa menularkan semangat perubahan bagi masyarakat

SOLO, Indonesia – Kalian masih ingat Sadiman, penanam ribuan pohon beringin di Hutan Gendol, Wonogiri? Seorang diri, pria berusia 62 tahun itu sudah menanam 11 ribu sejak tahun 1990an.

Dengan dana sendiri, dia menanam dan merawat pohon itu hingga tumbuh besar. Alhasil, dia berhasil menghidupkan kembali sejumlah mata air dan menghidupi sekitar 3.000 jiwa di desanya.

Atas kedja kerasnya itu, pemerintah memberikan penghargaan Kalpataru pada Jumat, 22 Juli.

“Saya berterima kasih kepada semua yang mendukung penghijauan, meskipun niat saya menanami hutan untuk mencegah banjir dan kekeringan di desa. Bukan untuk mencari penghargaan,” ujar Sadiman yang ditemui Rappler pada Sabtu, 23 Juli.

Ketika Sadiman tak memiliki uang untuk menanam pohon, ketika itu dia memilih mengembangkan pembibitan cengkeh di halaman rumah. Kemudian, bibit itu dijual atau ditukar dengan bibit beringin.

Cerita inspiratif Sadiman itu kali pertama diangkat oleh Rappler pada 23 Agustus 2015 dan memperoleh respons positif dari pembaca. Rata-rata dari mereka mengagumi semangatnya membuat perubahan kendati usianya tak lagi muda.

Dalam dua hari sejak diterbitkan di Rappler, cerita tersebut sudah dibagikan sebanyak 25 ribu kali melalui media sosial Facebook. Sosok Sadiman kemudian menjadi perbincangan di media sosial.

Banyak yang berkomentar dan mengapresiasi usaha Sadiman, karena dia merupakan tipe manusia “langka” yang masih ada di Indonesia.

Walaupun bekerja tanpa pamrih, tapi tidak sedikit yang juga mencibirnya. Sadiman bekerja bahkan tanpa sorot kamera. Bahkan, istrinya sendiri mengaku tak pernah tahu apa yang Sadiman lakukan di hutan. Dalam benaknya, suaminya itu hanya mencari rumput untuk kambing-kambingnya di rumah.

Sejak Sadiman populer, bantuan bibit pohon beringin berdatangan dari sejumlah perusahaan untuk memenuhi kebutuhan Sadiman. Sumbangan bibit itu sangat membantu bagian hutan lain yang kekurangan tanaman berkayu keras.

Dari bupati hingga Menteri kemudian ramai-ramai mendukung program penghijauan Sadiman. Sekarang, hutan milik Perhutani yang ditanami oleh petani tua itu diberi nama Hutan Sadiman.

Walau menjadi populer, tetapi Sadiman mengaku bukan popularitas dan penghargaan yang membuatnya bangga. Melainkan semangat perubahan yang berhasil dia tularkan pada masyarakat. Sadiman bersyukur karena sekarang muncul anak-anak yang ikut peduli dengan lingkungan.

Saat ini, ribuan anak muda dari berbagai kelompok relawan telah ikut terlibat dalam upaya penghijauan dan pelestarian hutan serta pegunungan sekitar tempat tinggal Sadiman. Sebagian dari area Hutan Sadiman pun telah dikelola menjadi tempat wisata berkemah.

“Sejak awal, saya selalu nasehati anak-anak muda untuk menanam pohon dan jangan menebang. Sekarang, saya bersyukur karena banyak yang ikut menghijaukan hutan,” tutur Sadiman. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!