SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Sore itu, matahari sudah condong ke barat. Sejumlah orang dengan paras khas Timur Tengah mulai bergegas menyiapkan masakan.
Masakan itu terdiri dari ‘kuskus’ alias makanan utama khas timur tengah ditanak di sebuah panci besar, gulai kambing, serta sejumlah makanan pembuka puasa seperti kurma dan buah-buahan segar yang sudah dipotong-potong.
“Assalamualaikum, Sister,” sapaan salam itu kerap dilontarkan saat sesama umat Islam bertemu di Gold Coast Mosque, Queensland, Australia.
Salam tersebut dilanjutkan dengan saling mencium pipi kiri dan kanan, lalu menanyakan kabar keseharian. Sesekali terdengar canda dan tawa.
Keramahtamahan itu terlihat saat umat Muslim mengawali rangkaian ibadah di awal bulan Ramadan di Masjid Gold Coast.
Umat Muslim di Gold Coast berjumlah sekitar 8.000 orang yang berasal dari sekitar 60 negara, termasuk Indonesia. Dari sekian banyak umat Islam itu, sejumlah orang Indonesia memutuskan untuk menjadi relawan masjid.
Tugas relawan masjid yaitu membantu pengurus masjid setiap hari Jumat di bulan-bulan biasa dan setiap hari di bulan Ramadan. Para relawan yang sifatnya sukarela tersebut tentu tidak mendapat imbalan materi, namun berharap berkah dan pahala dari berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah tujuan dari para relawan.
Dari 12 orang relawan masjid di Masjid Gold Coast, terdapat sejumlah orang Indonesia yang ikut sibuk selama Ramadan.
Jika di bulan-bulan biasa, relawan masjid hanya mempersiapkan pasar Jumat yang diadakan sebelum dan sesudah Salat Jumat, maka selama bulan Ramadan, relawan mempunyai tugas tambahan yaitu mempersiapkan makanan untuk iftar atau buka puasa untuk semua umat Islam yang datang ke Masjid Gold Coast.
Conny Kurniawati (48 tahun) atau kerap dipanggil Bu Wati adalah salah satu relawan masjid yang paling aktif. Wati yang statusnya hingga kini masih WNI tersebut juga melibatkan kedua anaknya, yaitu Putri Aqilla Zafira dan Fathina Khairunnisa untuk membantu mempersiapkan buka puasa bersama dan makan gratis untuk mereka yang datang ke Gold Coast Mosque.
Wati sudah puluhan tahun tinggal di Australia dan memiliki suami orang Australia. Dua tahun terakhir Wati memutuskan menetap di Gold Coast dan selama dua tahun berturut-turut, ia dan dua anaknya menjadi relawan di Masjid Gold Coast.
Sementara Hamdi Bahar (70 tahun), pria asal Indonesia tersebut, adalah muadzin di Gold Coast Mosque. Sejak pertama kali dibangun, orang-orang asal Indonesia selalu terpilih menjadi muazin di masjid tersebut. Selain bertugas mengumandangkan azan, Hamdi juga mempersiapkan berbagai hal jika ada jenazah umat Muslim yang akan disalatkan di masjid.
“Ya saya bantu-bantu siapin dari jenazah tiba, dimandikan, hingga siap disalatkan dipimpin Imam masjid,” ujar pria yang berkulit sawo matang tersebut sambil menunjukkan kamar jenazah di masjid tersebut.
Selain mereka yang menjadi relawan, orang Indonesia juga kerap datang ke masjid tersebut. Masjid yang dibangun tahun 1996 itu menjadi salah satu tempat silaturahmi atau melepas rindu dengan sesama pendatang dari tanah air yang berkunjung ke Queensland. —Antara/Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.