5 hal tentang Hendro Yap, pemecah rekor SEA Games cabang jalan cepat

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal tentang Hendro Yap, pemecah rekor SEA Games cabang jalan cepat

ANTARA FOTO

Selain mendapat emas, Hendro mencatat rekor dalam cabor jalan cepat. Ia mencatat hattrick emas pada SEA Games 2013, 2015, dan 2017

 

JAKARTA, Indonesia — Ada banyak harapan Indonesia dari gelaran SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Beberapa harapan akhirnya sudah tercapai oleh sejumlah atlet yang sudah berjuang dan bekerja keras demi ajang tersebut. Salah satunya dalam cabang jalan cepat.

Hendro Yap, seorang atlet jalan cepat turut membanggakan Indonesia di SEA Games tahun ini. Hendro mendapatkan emas di nomor 20 kilometer dalam perlombaan yang digelar di Bukit Jalil National Stadium, Kuala Lumpur, pada Selasa, 22 Agustus. Selain mendapat emas, ia mencatat rekor waktu 1 jam 32 menit 11 detik.

Rekor sebelumnya di nomor ini adalah 1 jam 33 menit 47 detik yang dimiliki oleh atlet Malaysia, Harbans Singh Narinde pada SEA Games 1997.

Dengan emas ini, berarti Hendro telah mencatatkan hattrick emas pada tiga ajang SEA Games sejak 2013, 2015, hingga 2017.

Namun, bagaimana kehidupan seorang atlet yang sudah memenangkan banyak mendali emas di berbagai kejuaraan. Berikut 5 hal mengenai Hendro Yap:

Menjadi atlet karena kekurangan ekonomi

Jika ada banyak anak yang bermimipi untuk menjadi atlet dan bisa membawa pulang banyak medali dari berbagai kejuaraan, impian tersebut tidak ada dalam diri Hendro semasa kecil. Bahkan menjadi atlet jalan cepat merupakan hal kepepet.

Hendro lahir dalam keluarga yang kekurangan secara ekonomi. Orangtuanya juga sempat menyuruh Hendro untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Maka dari itu ia harus mencari biaya sendiri agar menyelesaikan masa pendidikannya. 

Ia sebenarnya bisa saja mengikuti keinginan orangtuanya untuk berhenti sekolah. Tapi ia menganggap pendidikan sangat penting bagi setiap orang. Jadi ia berusaha untuk mendapatkan biaya dari pilihannya menjadi atlet.

Tidak disetujui orangtua

Hendro yang ketika itu bersekolah di SMPN 1 Cileungsi mendapatkan arahan dari guru olahraganya, Anang Suryana, untuk menjadi atlet jalan cepat. Alasannya, karena belum ada atlet jalan cepat yang bagus dari Jawa Barat.

Namun, Hendro mengaku bahwa hubungan komunikasi ia dan keluarganya tidak terlalu baik. Ia juga  memiliki riwayat penyakit asma sejak ia kecil. Kedua hal tersebut ternyata berpengaruh pada keinginan Hendro untuk menjadi atlet. Setelah meminta izin, ternyata orangtua Hendro tidak menyetujuinya. 

Ketika berlatih dahulu, Hendro melakukannya secara diam-diam. Tetapi jika orangtuanya mengetahui bahwa hari itu Hendro berlatih, ia akan dimarahi, dipukul, dan berbagai hukuman lainnya akan diterima oleh Hendro. Namun, Hendro tidak patah semangat karena ia yakin bahwa itu merupakan jalannya supaya bisa melanjutkan sekolah. 

Atlet jalan cepat, Hendro Yap, meminum air saat bertanding pada final jalan cepat 20 km putra SEA Games XXIX di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 22 Agustus 2017. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara

Diam-diam pergi mendapatkan pelatihan

Pada Juli 2005, Hendro pergi ke Bandung tanpa memberitahukan kepada orangtua yang memang belum menyetujui karir Hendro. Kepergiannya itu untuk mengenyam pendidikan di Pusat Pelatihan Olahraga dan Latihan Mahasiswa (PPLM) hingga 2008. Pendidikan tersebut dibiayai penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Ketika pergi, Hendro hanya mengatakan kepada orangtuanya bahwa ia akan pergi main ke Bandung. Namun, setelah satu bulan menjalani pendidikan, akhirnya Hendro mengaku bahwa kepergiannya ke Bandung bukanlah untuk main atau pun jalan-jalan, tetapi untuk mendapatkan pendidikan olahraga. 

Debut di SEA Games 2011 ketika cacar air

SEA Games pertama bagi Hendro ada di tahun 2011. Ketika itu ia menjadi perwakilan Indonesia sebagai atlet jalan cepat di nomor 20 km. Tetapi, sebelum kejuaraan diselenggarakan, Hendro sudah merasa bahwa tubuhnya tidak dalam kondisi yang sehat.

Ia merasa demam dan gatal jelang 10 hari kejuaraan. Ternyata, Hendo terkena cacar air api kala itu. Namun, karena ada tanggung jawab sebagai atlet, ia bahkan bisa menghabiskan jatah obat satu bulan hanya dalam waktu empat hari.

Kegigihan Hendro tidak sia-sia. Meskipun selama kejuaraan Hendro belum sembuh dari cacar airnya, tetapi ia bisa membawa pulang mendali perak. 

Mendapatkan emas pada SEA Games 2013 dan 2015

Prestasi Hendro di SEA Games sebagai atlet jalan cepat sudah terllihat dari gelaran pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun ada banyak kesulitan yang harus Hendro lakukan untuk menjadi atlet, tetapi ia bisa membayarnya dengan kemenangan yang diraih.

Pada SEA Games 2013 yang diselenggarakan di Myanmar, Hendro mendapatkan emas dalam nomor yang sama. Hal tersebut juga terulang kembali pada SEA Games 2015 yang digelar di Singapura. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!