Layanan taksi online musim hujan: Yang mana lebih murah?

Aditya Hadi Pratama

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Layanan taksi online musim hujan: Yang mana lebih murah?
Uber, Go-Car, dan GrabCar. Mana yang berikan layanan termurah saat hujan?

Memesan ojek online memang telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat, terutama di kota yang penuh kemacetan seperti Jakarta. Dibanding menggunakan kendaraan umum atau memesan transportasi on demand berupa mobil, layanan seperti Go-Jek, UberMotor, dan GrabBike tentu bisa lebih cepat mengantarkan para pengguna di tengah kemacetan.

Namun ketika musim hujan, menggunakan layanan on demand berupa sepeda motor pasti akan mengurangi kenyamanan. Untungnya, masyarakat masih mempunyai alternatif berupa taksi atau layanan on demand berupa mobil. Pertanyaannya, dari sekian banyak layanan yang tersedia, mana yang menghadirkan tarif termurah?

Saya pun mencoba untuk membandingkan semua layanan tersebut. Sebagai informasi, saya memesan layanan ini dari kawasan Mampang Prapatan menuju Plaza Festival di Kuningan, Jakarta Selatan, yang berjarak 3,7 kilometer. Pesanan tersebut saya lakukan di hari kerja, sekitar pukul 16:30, dan dalam kondisi hujan.

UberX dan UberPool Kiri ke kanan: Surge Pricing yang dikenakan Uber, tarif UberX dan UberPool, serta tarif GO-CAR

Layanan pertama yang saya coba adalah UberX. Uber sendiri mengenakan beberapa komponen tarif yang harus dibayar pengguna layanan ini, yaitu tarif dasar sebesar Rp3.000, biaya bensin Rp2.000 per kilometer, dan biaya pengemudi sebesar Rp300 per menit.

Saat kondisi hujan dan waktu pulang kerja, permintaan di lokasi tertentu biasanya akan naik, dan UberX pun memberlakukan kenaikan harga (surge pricing). Ketika saya mencoba memesan, saya mendapati kenaikan harga sebesar 1,3 kali. Oleh karena itu, tarif minimal yang tertera di aplikasi Uber adalah sekitar Rp19.500.

Selain UberX, Uber juga menyediakan layanan berbagi tumpangan yang bernama UberPool. Layanan ini menghadirkan tarif tetap yang besarnya 25 persen lebih murah dibanding tarif minimal UberX. Oleh karena itu, saya hanya perlu membayar Rp14.500 jika menggunakan layanan ini.

Berbeda dengan layanan lain yang saya coba dalam perbandingan ini, dengan UberPool saya harus berkendara dengan beberapa penumpang lain. Karena itu, meski tarif UberPool lebih murah, waktu yang dibutuhkan untuk sampai di tempat tujuan bisa menjadi lebih lama.

Go-Car

Berbeda dengan Uber yang membagi tarif mereka menjadi tiga komponen, Go-Car hanya menghitung tarif berdasarkan jarak yang ditempuh oleh pengguna. 

Mereka memberlakukan tarif Rp6.000 per kilometer di jam sibuk (rush hour), sehingga seharusnya saya hanya perlu membayar sekitar Rp22.200 untuk sampai di Plaza Festival.

Akan tetapi, ketika saya mencoba layanan Go-Car, aplikasi Go-Jek justru membuat rute yang sedikit memutar, sehingga menaikkan jarak tempuh menjadi 4,8 kilometer. Itulah mengapa tarif yang tertera di aplikasi adalah Rp29.000.

GrabCar

Kiri ke kanan: Tarif GrabCar, perkiraan harga Blue Bird, serta perkiraan harga GrabTaxi
  

Serupa dengan Go-Car, GrabCar juga hanya mengenakan tarif per kilometer kepada pengguna. Mereka memberlakukan tarif Rp2.800 per kilometer pada hari kerja, dan Rp4.000 per kilometer saat akhir pekan.

Namun GrabCar juga memberlakukan surge pricing apabila permintaan terhadap layanan mereka naik. Itulah mengapa tarif normal yang seharusnya hanya sekitar Rp10.360 (dengan jarak perjalanan 3,7 kilometer) naik 2,7 kali lipat menjadi Rp28.000.

GrabTaxi dan Blue Bird

Selain kendaraan on demand berupa mobil, masyarakat Jakarta juga bisa memesan layanan taksi secara online, baik dengan aplikasi Grab (untuk layanan GrabTaxi) maupun dengan aplikasi Blue Bird. Karena tarif taksi ditentukan berdasarkan argo, maka kedua aplikasi tersebut pun hanya bisa memberikan perkiraan harga, bukan harga pasti.

Dari aplikasi Grab, saya mendapatkan perkiraan harga Rp30.000 hingga Rp45.000, sedangkan dari aplikasi Blue Bird saya mendapatkan perkiraan tarif Rp20.000. Ketika saya mencoba secara langsung, ternyata perkiraan dari Grab lebih mendekati kenyataan, karena saya akhirnya harus membayar sekitar Rp35.000.

Dari perbandingan di atas, bisa dilihat kalau layanan UberX merupakan pilihan yang cukup baik ketika hujan karena harganya yang lebih murah. GrabCar juga bisa menjadi alternatif karena tarifnya yang cenderung lebih murah apabila tidak ada surge pricing.

Namun perlu diingat kalau surge pricing dari UberX dan GrabCar memang bisa berbeda-beda, tergantung kondisi pada saat memesan layanan tersebut. Dalam kondisi ekstrem, tak mustahil kalau tarif UberX dan GrabCar bisa jadi lebih mahal dibandingkan layanan yang memberlakukan tarif tetap seperti Go-Car. —Rappler.com

Artikel ini sebelumnya diterbitkan di Tech in Asia

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!