Pesan terakhir AKP Munir, korban pesawat Polri yang jatuh di Perairan Riau

Ratu Selly

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pesan terakhir AKP Munir, korban pesawat Polri yang jatuh di Perairan Riau
“Ternyata itu adalah pesan terakhir dari suami saya.”

JAKARTA, Indonesia – Sessy Aryanthi menggenggam erat telepon genggamnya. Matanya yang sembab masih berkaca-kaca setiap kali ia membaca selarik pesan singkat yang tersimpan di telepon genggam tersebut.

“Hati-hati yah, jaga anak kita, aku sayang kamu,” begitu isi pesan tersebut. Pengirimnya adalah AKP Abdul Munir, salah satu korban pesawat Skytruck Polri yang jatuh di Perairan Kepulauan Riau pada Sabtu, 3 Desember 2016.

Sessy tak menyangka jika pesan tersebut akan menjadi pesan terakhir yang mungkin diterimanya dari AKP Munir, suaminya. Sampai kemarin, nasib AKP Munir masih belum diketahui.

Kini Sessy hanya bisa berdoa agar suaminya bisa pulang dalam keadaan selamat. Di akun Facebooknya, Sessy menulis, “Ayaaah .. cy Kayero masih membutuhkan kamu yaaahh.” Kayero yang dimaksud adalah Cessaero Shariq Alpherats, putra AKP Munir yang baru berusia 5 tahun. 

Sessy Aryanthi istri AKP Abdul Munir yang menjadi korban jatuhnya pesawat jenis M28 Skytruck milik Polri, menunjukkan foto suaminya di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (4/12). Foto oleh Muhammad Iqbal/ANTARA

Sessy mengingat kepergian suaminya. Saat itu, sebelum berangkat ke Batam, mereka sempat salat subuh berjamaah. AKP Munir kemudian bertolak dari Bandara Pondok Cabe sekitar pukul 06.00 wib.

“Sekitar pukul 07.30 WIB saya sempat mengirimkan pesan singkat bertanya sudah sampai mana,” kata Sessy. “Pukul 08.30 bapak baru membalas mengatakan kalau sudah sampai di Bangka Belitung.”

Dalam pesan tersebut, AKP Munir juga memintanya untuk menjaga anak-anak. Setelah itu tak ada kabar lagi darinya. “Ternyata itu adalah pesan terakhir dari suami saya,” kata Sessy terbata-bata.

Pesawat M-28 Skytruck yang ditumpangi AKP Munir bersama 12 penumpang lain hilang kontak sekitar pukul 11.55 WIB, Sabtu 3 Desember. Pesawat diduga jatuh di perairan Lingga, sebelah selatan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Direktur Eksekutif Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri Kombes Pol Anton Castilani mengatakan hingga Selasa pagi ini belum ada lagi korban yang ditemukan. 

“Tim SAR masih melakukan pencarian korban pesawat di perairan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau,” kata Anton, Selasa 6 Desember 2016.

Menurut Anton, sampai saat ini Tim SAR sudah mengevakuasi 4 kantong mayat berisi potongan tubuh. Empat kantong mayat itu telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Batam, Kepri, untuk diidentifikasi.

“Jadi nanti akan dicocokan satu dengan yang lain dan disandingkan dengan data ante mortem yang masuk,” kata Anton. Untuk itu Mabes Polri telah mengirim satu ahli DNA dan satu senior ahli forensik. 

Anton mengatakan ada 30 orang petugas yang akan terlibat dalam proses identifikasi jenazah korban. Sementara pencarian terhadap korban yang masih hilang akan dilakukan hingga Sabtu, 12 Desember.

Sementara itu di Perumahan Villa Dago, Cluster Parangtritis, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Sessy masih menanti kabar suaminya. Sejumlah keluarga dan kerabat datang untuk menguatkannya.

“Dulu kami tinggal di rumah kecil yang berbatasan dengan bandara Soekarno-Hatta, jadi setiap hari kami melihat pesawat hilir mudik. Kakak saya waktu itu bilang enak ya jadi pilot, bisa terbang setiap hari,” kata Cairul Bustaman, adik bungsu AKP Munir.

Chairu mengingat AKP Munir sebagai pekerja keras. Ini bisa dilihat dari tekadnya menjadi pilot meskipun ia berasal dari keluarga sederhana. “Dia berusaha meraih cita-tanya sebagai pilot,” kata Chairu.  

Jalan AKP Munir menjadi pilot, menurut Chairu, tak mudah. Setelah lulus STP, AKP Munir sempat melamar ke beberapa perusahaan penerbangan swasta sebelum diterima menjadi anggota Polisi udara di Mabes Polri.

“Saya sangat merindukan kakak saya, kami sekeluarga masih berharap kalau kakak saya bisa kembali dengan selamat,” kata Chairu tak bisa lagi membendung air matanya. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!