Mengandung unsur pornografi, Kemkominfo blokir situs Bigo Live

Eka Santhika

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengandung unsur pornografi, Kemkominfo blokir situs Bigo Live
Meski situsnya diblokir, pengguna Bigo bisa mengakses layanan tersebut melalui aplikasi mobile

JAKARTA, Indonesia — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah melalukan pemblokiran terhadap 10 Domain Name System (DNS) yang terkoneksi dengan alamat IP aplikasi Bigo Live sejak 1 Desember lalu.

Menurut Tech in Asia, pemblokiran ini diduga karena ada unsur konten pornografi dalam aplikasi user-generated live streaming ini.

Situs Bigo sendiri saat ini masih bisa diakses, namun di layar akan muncul peringatan bahwa situs ini tengah diblokir lantaran melanggar aturan di Indonesia.

Lantas apakah pemblokiran ini efektif untuk mengurangi akses konten negatif?

Pemblokiran level DNS sebenarnya hanya akan merintangi akses lewat situs web. Pengguna masih bisa mengakses Bigo LIVE via aplikasi. Sebab, DNS merupakan aplikasi pelayanan di internet untuk menerjemahkan nama domain ke alamat IP dan juga sebaliknya. 

Dengan demikian, mematikan DNS tak serta merta mematikan layanan. Karena alamat IP penyedia layanan masih eksis. Dihilangkannya penerjemah ini hanya membuat pengguna kehilangan salah satu saluran akses.

Dengan kata lain, pemblokiran akses total baru bisa dilakukan jika pemerintah bisa menyentuh hingga level alamat IP. 

“Kalau pemblokiran secara penuh, kami harus bertemu dengan pengembang aplikasinya, prosesnya rumit,” kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kemkominfo Noor Iza.

CEO Bigo bertemu Menkominfo

CEO Bigo David Li akhirnya mendatangi kantor Kemkominfo, pada Rabu, 14 Desember. Kedatangan bos perusahaan asal Singapura ini sebagai respons dari pemblokiran akses web Bigo di Indonesia.

Setelah pertemuan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mempertimbangkan untuk mencabut pemblokiran tersebut.

Menurutnya, Bigo tengah menurunkan konten-konten nudity yang bisa diakses dari Indonesia. 

“Jika rencana di atas berjalan, dan metode penapisan Bigo sudah dianggap memadai, maka Bigo dapat kita normalisasi,” kata Rudiantara.

Selain itu, Bigo juga menjanjikan akan membuat perusahaan di Indonesia. Mereka akan merekrut orang Indonesia untuk mengelola konten di situsnya tersebut. 

“Kita dukung untuk merealisasikannya dan kita tunggu rencana lebih rincinya,” kata Rudiantara.

Langkah yang lambat

Sebelumnya, penyedia layanan penapisan konten internet bernama Yayasan Nawala Nusantara juga sudah melakukan pemblokiran DNS Bigo pada Juli 2016. Namun Kemkominfo baru mengeluarkan aturan pemblokiran awal Desember lalu.

CEO PT Nawala Nusantara Yamin El Rust  mengaku sudah rutin memberitahu soal adanya konten negatif di internet kepada pemerintah. Namun, respons dari pemerintah dinilainya lambat. 

“Soal filtering kita ini ketinggalan bertahun-tahun,” kata Yamin.

Menanggapi hal ini, Noor berkilah bahwa pihaknya sudah melakukan pengamatan sejak Agustus. 

“Dari pengamatan, Bigo Live melakukan pengawasan sendiri. Namun, akhirnya ditemukan konten yang melanggar lalu kita komunikasikan,” kata Noor. 

Ia pun mengakui sudah banyak laporan yang masuk ke Kemkominfo terkait konten aplikasi tersebut.

Aplikasi Bigo Live berasal dari Singapura. Layanan ini bisa diakses lewat web serta aplikasi Android dan iOS. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya membuat siaran langsung atau menjadi penikmat siaran tersebut.

Penonton bisa memberikan hadiah virtual kepada host siaran tersebut. Hadiah ini mesti dibeli oleh penonton. Sementara host sendiri bisa menguangkan hadiah mereka. Untuk mendapat banyak hadiah, seringkali host memberikan siaran berbau pornografi. Hal inilah yang menimbulkan keresahan. —Rappler.com

Tulisan ini sebelumnya diterbitkan di Tech in Asia

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!