Oknum warga Pasar Minggu terlibat adu mulut dengan Ahok

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Oknum warga Pasar Minggu terlibat adu mulut dengan Ahok

ANTARA FOTO

Pria bernama Herianudin itu mengaku sebagai Ketua FPI cabang Pasar Minggu

JAKARTA, Indonesia — Kedatangan calon Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama kembali mendapat tentangan dari oknum warga setempat di Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Jumat, 30 Desember.

“Bapak ada undangan dari siapa ke sini? Ini momentumnya bukan untuk Pilkada, kan? Kenapa RT-nya tidak ada? Laporan ke RW tidak? Kami warga sini menolak,” kata salah seorang warga bernama Herianudin kepada Ahok.

Insiden bermula ketika Ahok tengah melakukan dialog dengan warga setempat. Di tengah kerumunan warga yang sedang berdialog, tiba-tiba seorang pria menyeruak masuk ke dalam kerumunan tersebut. Ia mengaku sebagai Ketua Front Pembela Islam (FPI) cabang Pasar Minggu. 

Mendengar pertanyaan dari Herianudin itu, Ahok pun menjawab. Ia mengakui kedatangannya adalah untuk mengecek dan mencari tahu penyebab masalah banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.

“Tidak ada undangan. Saya mau cek sungai saja. Pilkada atau bukan, saya sah-sah saja datang ke sini. Saya juga bisa saja kampanye di sini. Menolak boleh saja, tapi harus secara resmi. Kami juga bisa gugat,” kata Ahok.

Mendengar kata gugat tersebut, Herianudin langsung menyatakan siap untuk digugat oleh mantan Bupati Belitung Timur itu.

“Saya bukan masalah gugatnya, pak. Saya siap digugat, pak,” ucap Herianudin sambil berteriak.

Ahok kemudian tidak lagi menanggapi pernyataan Herianudin. Ia langsung pergi berlalu dan melanjutkan blusukannya sambil melayani permintaan warga yang ingin berfoto bersama. 

Ahok dan wakil gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat sebelumnya juga pernah ditolak di beberapa daerah di ibu kota saat berkampanye. Penolakan antara lain terjadi di Ciracas, Jagakarsa, Kebon Jahe, Pejaten, dan Rawabelong.

Namun diduga penolakan datang bukan dari warga asli, melainkan oknum yang telah disiapkan oleh kelompok tertentu, seperti lawan politik pasangan petahana dalam kontestasi pemilihan kepala daerah.—Antara/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!