Begini cara unik warga Pidie Aceh mengusir gajah liar dari perkebunan

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Begini cara unik warga Pidie Aceh mengusir gajah liar dari perkebunan
“Kami juga tidak berani membunuhnya tapi juga tidak bisa mengusirnya,”

PIDIE, Indonesia — Sepasang suami istri Nilam Sari (36) dan Alamsyah (34) diseruduk gajah liar saat hendak merawat tanaman kebun mereka di kawasan Glee Leubu Itam, Pidie, Aceh, Selasa 10 Januari 2017.

Beruntung Alamsyah dapat meloloskan diri dari terjangan gajah liar tersebut. Namun sang istri, Nilam Sari, mengalami luka ringan. Ini bukan pertama kalinya gajah-gajah liar menyerang warga.

Pada 28 Januari tahun lalu, seorang warga Desa Cot Nuran, Pidie, bernama Muhammad Diah juga menjadi korban gajah liar. Ia diseruduk gajah saat hendak pergi ke kebunnya di kawasan Glee Barat Keumala. Akibatnya kakinya patah dan dadanya memar. 

Gajah memang menjadi momok bagi warga Pidie. Kelompok gajah liar ini tak hanya menyerang warga, tapi juga kebun mereka. Dalam empat hari terakhir, misalnya, puluhan gajah liar merusak kebun warga di Gampong Tuha Lala, Kecamatan Mila. 

Sebelumnya kelompok gajah yang terdiri dari 25 ekor itu mengobrak-abrik perkebunan di Glee Barat Keumala. Kini warga tak bisa berkebun. Puluhan hektar kebun yang dulunya produktif kini kembali menjadi hutan belantara. 

Sebab keberadaan gajah-gajah liar tersebut membuat warga takut berkebun. Kebun yang sudah ada pun seringkali diserang gajah, membuat para petani tak bisa memanen. 

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalas (KTNA) Kecamatan Keumala, Marzuki, mengaku pasrah dengan keberadaan gajah liar.  “Kami sudah sangat pusing dengan konflik gajah yang terus berlanjut tahun ini,” katanya kepada Rappler, Jumat 13 Januari 2017.

Selama ini warga mencoba mengusir gajah-gajah liar tersebut dengan menggunakan mercon. Namun upaya ini tidak mempan. Gajah-gajah tersebut kembali mendatangi kebun-kebun mereka. “Kami juga tidak berani membunuhnya tapi juga tidak bisa mengusirnya,” keluh Marzuki.

Kini Marzuki dan warga setempat hanya berharap pada upaya Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pidie yang telah mendatangkan tiga gajah jinak untuk mengusir gajah-gajah liar tersebut.

Bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, CRU Mane, PLG Saree dan relawan Rangers Keumala, tiga gajah tersebut akan ‘bertugas’ mengusir gajah-gajah liar dari perkebunan warga dan menggiring ke habitat asli mereka.

Dua dari tiga ekor gajah terlatih tersebut didatangkan dari Convervation Respons Unit (CRU) Mane dan seekor lagi dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree. Ketiganya adalah gajah-gajah terlatih. “Selain pengusiran, kami juga akan memasang GPS Collar untuk mendeteksi keberadaan gajah liar,” kata Relawan Rangers Keumala.

Marzuki mengatakan ketiga gajah tersebut  menjadi satu-satunya solusi untuk mengusir gajah-gajah liar. Sebab sampai saat ini pemerintah belum mengambil langkah kongkret untuk mengusir gajah-gajah liar tersebut. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!