Kepada pengacara, Siti Aisyah minta orang tua tidak perlu menyusul ke Malaysia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kepada pengacara, Siti Aisyah minta orang tua tidak perlu menyusul ke Malaysia
Siti Aisyah juga mengaku tidak tahu jika perbuatannya bisa menyebabkan kematian terhadap orang lain.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Tim perlindungan WNI dari KBRI Kuala Lumpur akhirnya diberikan izin untuk bertemu dengan Siti Aisyah yang diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-Nam pada tanggal 13 Februari lalu. Sebelumnya, Pemerintah Malaysia sempat menahan akses bagi tim KBRI kendati sudah 10 hari menahan perempuan kelahiran Serang itu. (BACA: Mengapa Malaysia bersikukuh tak izinkan pengacara temui Siti Aisyah?)

Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Andreano Erwin mengatakan mereka hanya diberikan waktu selama 30 menit untuk bertemu dengan Aisyah. Dalam kurun waktu yang pendek itu, KBRI Kuala Lumpur melakukan tiga hal:

  • melakukan verifikasi biometrik dengan merekam sidik jari Aisyah menggunakan mobile device. Data tersebut kemudian dikirimkan menggunakan satelit dan dicocokan dengan data di Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta
  • bertanya mengenai kondisinya
  • menyampaikan bahwa Aisyah sudah diberi pendampingan hukum oleh KBRI

“Dari data biometrik yang dimiliki oleh imigrasi KBRI Kuala Lumpur menunjukkan data di paspor dengan orang yang kami temui adalah orang yang sama,” ujar Andreano ketika memberikan keterangan pers di KBRI Kuala Lumpur pada Sabtu, 25 Februari.

Perempuan berusia 25 tahun itu juga mengaku kondisinya sehat dan diperlakukan dengan baik oleh personil kepolisian Malaysia. Hak-haknya sebagai tahanan di kantor polisi Cyberjaya dipenuhi, seperti diizinkan salat dan diberikan makanan yang layak.

“Saat kami tanyakan, apakah ada makanan yang tidak sesuai dengan selera, yang bersangkutan mengatakan ada menu makanan yang sesuai selera dan tidak. Kemudian, kami menyampaikan kepada pihak kepolisian dan langsung diganti,” kata Andreano.

Aisyah juga meminta kepada orang tua dan keluarganya agar tidak perlu menyusul ke Negeri Jiran.

“Justru dia mengatakan agar keluarga tidak perlu memikirkan apa yang terjadi saat ini. Yang bersangkutan cukup meminta didoakan saja agar semuanya berjalan lancar,” tutur dia.

Sementara, KBRI Kuala Lumpur mengatakan kepada Aisyah, agar dia tidak perlu khawatir karena KBRI akan terus mendampingi. Bahkan, sejak diketahui dia ditangkap tanggal 16 Februari, KBRI sudah meminta akses konsuler di siang harinya.

Tidak tahu soal upaya pembunuhan

RUMAH SITI AISYAH. Pekerja beraktivitas di rumah bekas Siti Aisyah, Warga Negara Indonesia (WNI), yang diduga sebagai salah satu pembunuh Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Tambora, Jakarta, Jumat, 17 Februari. Foto oleh Rivan Awal Lingga/ANTARA

Dalam pertemuannya dengan Aisyah, Andreano juga sempat bertanya mengenai perbuatan yang dia lakukan terhadap warga Korea Utara di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) 2. Aisyah mengatakan tidak tahu jika perbuatannya itu bisa menyebabkan kematian terhadap orang lain.

Dia mengatakan dikenalkan oleh seseorang yang wajahnya mirip orang Korea atau Jepang untuk diajak mengikuti program reality show. Imbalan yang diterima, kata Aisyah, sebesar RM400 atau setara Rp 1,3 juta.

Aisyah juga tidak menyangka cairan yang mirip minyak bayi dan diusapkan ke wajah Kim Jong-Nam mengandung racun.

“Dia mengatakan tidak tahu dan kami menghargai apa yang dia sampaikan. Mungkin saat ini dia belum mau bercerita banyak karena situasinya tidak memungkinkan,” kata Andreano.

Tim dari KBRI sengaja tidak ingin menanyakan banyak hal, karena dalam pertemuan pagi tadi, mereka juga didampingi oleh empat personel kepolisian Malaysia. Mereka turut merekam pernyataan yang disampaikan oleh Aisyah.

“Proses saat ini masih di dalam tahanan di polisi. Semuanya baru akan bergulir setelah tanggal 1 Maret, karena kemungkinan yang bersangkutan akan dipindahkan ke tahanan,” tutur dia.

Polisi Malaysia, katanya memiliki waktu selama 14 hari untuk menyiapkan tuntutan dan bukti. Jika ada bukti, maka Aisyah akan diajukan ke pengadilan tingkat rendah (lower court).

“Ketika prosesnya bergulir ke lower court tentu kami dan tim pengacara sudah menyiapkan argumen-argumen untuk membela yang bersangkutan dalam sidang yang berjalan,” kata dia.

Andreano memprediksi kasus ini akan berjalan cukup lama. Kendati begitu, dia memastikan perlindungan hukum bagi Aisyah akan tetap diberikan. – Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!