Polri beberkan kronologi foto petugas yang berpose di depan mayat begal

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polri beberkan kronologi foto petugas yang berpose di depan mayat begal
Polda Lampung telah meminta maaf atas tersebarnya foto tersebut

JAKARTA, Indonesia — Aksi welfie atau berfoto bersama yang dilakukan sejumlah petugas polisi dari Polda Lampung ternyata berbuntut panjang. Sebab mereka berpose di depan lima mayat yang diduga sebagai pelaku begal.

Foto yang kemudian beredar di media sosial tersebut mendapat kecaman keras dari netizens. Mereka menganggap para petugas polisi yang berfoto bersama tersebut tak memiliki empati.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto pun merasa perlu untuk menjelaskan kronologi diambilnya foto tersebut hingga tersebar ke media sosial. 

Menurutnya para polisi yang berada di foto tersebut berasal dari satuan reserse bernama Tekad 308 yang tengah menyelidiki kasus begal di Lampung. Tim ini mengetahui pelaku pembegalan bekerja secara berkelompok.

“Mereka biasanya dua motor. Yang mana satu motor isi dua orang, lalu satunya lagi isi tiga orang. Karena  kalau dua orang atau tiga orang itu bisa beraksi, bisa dapat tiga motor,” kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 5 April 2017.

Rikwanto melanjutkan, para petugas tersebut kemudian melakukan penangkapan terhadap kelompok begal ini. Namun mereka melawan sehingga terjadi baku tembak.

“Dilakukan pengepungan dan ternyata tidak mulus bahkan terjadi tembakan dan akhirnya terjadi baku tembak dan penyerangan terhadap petugas,” kata Rikwanto.

Kelima begal tersebut akhirnya berhasil dilumpuhkan. Petugas kemudian membawa mereka ke Rumah Sakit Polri di Lampung. “Di perjalanan meninggal dunia,” kata Rikwanto.

Saat dibawa ke kamar jenazah, ternyata ruangan tersebut masih tutup. Rikwanto mengatakan kamar jenazah baru buka pada pukul 05.00 WIB. Sementara lima jenazah sampai di rumah sakit sekitar pukul 03.00 WIB.

“Nah jenazah di mobil dan ada darah menetes. Menghindari di mobil bertumpuk (darah) kemudian dibawa ke kamar jenazah. Jadi disimpan dulu di taman di rerumputan situ,” kata Rikwanto.

Setelah itu, Rikwanto melanjutkan, seorang petugas tiba-tiba mengambil foto yang kemudian diikuti petugas lainnya. “Yang lain secara spontan tidak ada yang koordinasi ikut-ikutan numpuk ambil foto,” kata Rikwanto.

Memburu penyebar foto

Rikwanto mengatakan pihaknya tengah mencari petugas yang telah menyebarkan foto tersebut ke media sosial. Penyebaran foto ini dianggap menimbulkan berbagai opini negatif di publik. 

“Entah siapa yang mengupload ke medsos, kami belum tahu ya. Itu yang sedang didalami oleh penyidik Propam untuk melakukan pendalaman,” kata Rikwanto.

Rikwanto mengatakan foto tersebut awalnya dikirim oleh salah satu tim penangkapan ke grup WhatsApp internal Kepolisian. Namun, dari grup terbatas itu, ada anggota grup yang diduga mengeksposnya ke media sosial.

“Karena kesannya bisa berbagai macam penilaian dari masyarakat baik negatif maupun positif. Tapi kalau foto itu tersebar banyak negatif tanggapannya,” kata dia.

Di samping itu, kata Rikwanto, Polda Lampung telah meminta maaf kepada warga di wilayahnya. Rikwanto juga mengharapkan kasus ini jadi evaluasi dan pembelajaran bagi jajaran Kepolisian. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!