Aksi lilin Ahok di Yogya diwarnai suara letusan tembakan

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Aksi lilin Ahok di Yogya diwarnai suara letusan tembakan
Letusan tembakan berasal dari senjata polisi untuk membubarkan sejumlah provokator di tengah aksi.

YOGYAKARTA, Indonesia – Kerumunan massa menyalakan lilin di simpang empat Tugu Pal Putih Yogyakarta pada Rabu malam, 10 Mei. Mereka mengenakan baju putih dan menyalankan lilin sambil menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan sebagai bentuk dukungan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pita hitam terpasang di lengan atau di dada sebagai lambang duka untuk Indonesia. Mereka merasa berduka karena terpidana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dibui lantaran dianggap telah menodai agama Islam.

“Ini aksi spontan yang kami sebar lewat media sosial. Kami sudah mendapat izin dari kepolisian sejak siang tadi,” kata Koordinator Aksi Aliansi Merawat Pancasila untuk Indonesia (Merapi), Pedro yang ditemui di tengah aksi Rabu petang 10 Mei.

Aksi dibuka sekitar pukul 19:00 WIB dengan membacakan tiga sikap peserta aksi antara lain menolak rasisme, menolak sentimen agama, dan menginginkan penegakan hukum Indonesia menjadi pilar utama. Poin terakhir dikaitkan dengan kasus penodaan agama yang kini dihadapi oleh Ahok.

Setelah menyatakan sikap, peserta aksi kemudian menyalakan lilin dan menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan, seperti Indonesia Raya, Gugur Bunga, Syukur dan Garuda Pancasila.

“Perjuangan ini masih panjang. Massa sebanyak ini menjadi jejaring bagi kita untuk tetap menguatkan tekad NKRI, melawan sentimen rasisme, agama, dan yang lain,” kata dia.

Namun, di tengah aksi tiba-tiba terdengar suara letusan sebanyak empat kali. Sejumlah peserta aksi dan warga setempat menyebut letusan itu adalah suara tembakan yang dilepaskan oleh aparat kepolisian.

Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Tommy Wibisono menyebut tembakan itu dilepaskan ke udara mengikuti situasi di lapangan. Berdasarkan laporan yang dia terima, sejumlah provokator mencoba membuat keonaran dengan berteriak di dekat kerumunan massa.

“Itu (letusan) sesuai situasi kondisional di lapangan. (Provokasi), teriak-teriak, suruh membubarkan,” ujar Tommy.

Insiden itu menyebabkan aksi terhenti dan suasana sedikit mencekam. Koordinator aksi kemudian meminta peserta untuk mematikan lilin dan segera membubarkan aksi dengan senyap sebelum pukul 21:00 WIB. Namun, tak lama setelah kejadian itu, peserta kembali melanjutkan aksinya dengan menyalakan lilin dan menyanyikan lagu kebangsaan.

“Kami sebar petugas dengan jumlah cukup, berbaju preman ataupun dinas. Kami cukup membackup kegiatan ini, Kapolda membackup saya. Semoga Yogja ini aman,” katanya lagi.

Para peserta mengaku mengetahui aksi di Tugu karena membaca undangan yang disebar lewat Instagram. Dalam akun pesan pendek WhatsApp, undangan acara tersebut tersebar dengan tanda pagar Jogja for Ahok dan Justice for Ahok.

Salah seorang peserta, Ade Intan mengatakan bersimpati dengan kasus yang tengah dialami Ahok. Dalam pandangannya, mantan Bupati Belitung Timur itu dikorbankan dengan situasi di Indonesia yang lebih stabil.

“Ahok adalah korban, banyak penista agama tetapi tidak diproses, kenapa Ahok? Mungkin karena dia etnis China dan Kristen, sehingga membawa beban,” kata Ade yang mengikuti aksi setelah membaca foto dari Instagram pada Rabu malam kemarin. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!