Mengenal Romo Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengenal Romo Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang
Romo tidak neko-neko serta punya selera humor yang cukup baik.

SEMARANG, Indonesia — Pandangan Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi tak bisa lepas dari kerumunan jemaat yang tengah berkumpul di depan altar Gereja Katedral Sub Tutela Matris, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu 20 Mei.

Romo Luhur, begitulah ia akrab disapa, tak menyangka bahwa sosok berjubah putih di depannya telah menjadi Uskup Agung yang baru untuk Kota Semarang. Monsinyur Robertus Rubiyatmoko merupakan teman karibnya.

Ingatannya pun kembali terkantuk pada kenangan masa lalu ketika masih bersama-sama menempuh pendidikan seminari di Kota Gudeg Yogyakarta.

Saat itu, ia sangat akrab dengan Romo Rubi, panggilan Uskup Agung Semarang. Keduanya sempat menempuh pendidikan seminari kelas menengah di Mertoyudan.

“Beliau kakak kelas saya saat seminari kelas menengah. Saya kenal beliau saat jadi angelous dengan adik-adik kelasnya,” kata Romo Luhur kepada Rappler.

Selama menempuh pendidikan, ia mengatakan cukup terkesan dengan kepribadian Romo Rubi. Selain dikenal serius dalam menunaikan tanggungjawabnya, Romo Rubi juga tekun, tidak neko-neko serta punya selera humor yang cukup baik.

“Karena senang bercanda maka pergaulannya tergolong sangat baik. Beliau kakak kelas yang suka menyapa adik-adiknya, tanpa pernah membeda-bedakan,” ungkap pria yang jadi Pastor Katedral Sub Tutela Matris Semarang itu.

Karenanya, ia menyatakan bangga tatkala mendapati kabar bahwa Romo Rubi ditahbiskan menjadi Uskup Agung. Sebuah kehormatan tertinggi tentunya bagi para alumni sekolah seminari Mertoyudan.

Ia ingin keberadaan Romo Rubi sebagai Uskup Agung mampu membawa kedamaian di lingkungan gereja Katolik Jawa Tengah dan Yogyakarta.

“Kami sebagai imam juniornya sangat senang beliau jadi gembala umat kami. Kami berharap selalu disapa dan dapat hadir di tiap paroki sehingga kehadiran beliau dapat dirasakan semua umat Katolik. Pun dapat mengenal sekaligus membantu tugas-tugas beliau ke depannya,” katanya.

Yang jelas, menurutnya para imam gereja mendukung penuh tugas yang diemban oleh Uskup Agung.

Memimpikan jadi pastor sejak kecil

Romo Rubi memanjatkan doa bagi seorang ibu hamil di Katedral Semarang. Foto oleh Fariz Fardianto/Rappler

Sedangkan bagi Monsinyur Robertus Rubiyatmoko dengan ditahbiskannya sebagai Uskup Agung, maka saat ini banyak tugas-tugas kegembalaan umat yang ia emban.

Romo Rubi bercerita jadi seorang pastor merupakan impiannya sejak kecil. Pria kelahiran Sleman, pada 10 Oktober 1963 silam ini sudah menempuh seminari sejak 1980 silam. Lima tahun berselang, pendidikannya dilanjutkan ke jenjang seminari tinggi.

Sekitar tahun 1992, ia yang gemar angon bebek semasa kecilnya tersebut lalu ditahbiskan oleh pihak gereja setempat. Setelah itu, ia terbang ke Kota Roma Italia untuk melanjutkan studi dan pulang lima tahun kemudian dengan mengantongi gelar doktor hukum gereja.

Pemberian gelar doktor mengantarkannya menjadi Dosen Ilmu Theologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Bahkan, di sela kesibukannya jadi Uskup Agung, anak keempat dari lima bersaudara dari keluarga besar Harjopartono ini sesekali masih mengajar di sana.

“Habis pulang dari Roma, saya mengajar Ilmu Theologi sampai mendapat panggilan sebagai pemimpin penggembala umat,” ujar Romo Rubi.

Selain dosen, Romo Rubi menjabat sebagai Hakim Agung Pengadilan Gereja DIY. Untuk pekerjaan yang satu ini, ia mengatakan tak bisa melepaskan begitu saja. Sebab, ada beberapa kasus yang wajib ia hadiri sebagai pucuk pimpinan pengadilan.

“Dan beberapa kasus yang khusus saya yang menanganinya. Praktis, saya harus hadir di sana,” terangnya.

Pada masa mendatang, ia menyampaikan senantiasa memanjatkan doa kepada Tuhan agar diberi jiwa gembala yang baik, kerendahan hati dan semangat melayani umatnya.

“Saya menginginkan kebersamaan untuk mencari sekaligus menyelamatkan umat manusia yang tercerai-berai supaya dekat dengan Tuhan yang cinta kasih,” tutupnya. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!