Empat hal mengenai Idham Azis, Kapolda Metro Jaya yang baru

Muhammad Harvan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Empat hal mengenai Idham Azis, Kapolda Metro Jaya yang baru
Idham diketahui menempuh pendidikan kepolisian di Akabri bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian

JAKARTA, Indonesia – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian kembali melakukan rotasi di tubuh Polri. Berdasarkan informasi yang dikutip dari Telegram Rahasia (TR) nomor ST/1768/VII/2017 ada 51 perwira polisi yang mengalami rotasi, termasuk Kapolda Metro Jaya, Mochamad Iriawan.

Pria yang kerap disapa “Iwan Bule” itu ditarik ke Trunojoyo dan dijadikan asisten Kapolri bidang operasional. Sementara, posisi Iriawan diisi oleh Idham Azis yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.

Idham dilantik menjadi Kapolda Metro Jaya di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 26 Juli 2017.

(Baca: Idham Azis resmi jadi Kapolda Metro Jaya)

Praktis, publik kini menyoroti sosok Idham. Ia sudah puluhan tahun berkarier di korps Bhayangkara. Namanya mencuat, karena berhasil melumpuhkan teroris kelas kakap bersama Tito ketika masih bertugas di Densus 88 Anti Teror.

Siapa sebenarnya Idham dan bagaimana rekam jejaknya di Polri? Berikut empat hal mengenai pria berusia 54 tahun itu:

1. Rintis karier dari Bandung

Idham lahir di Kendari pada 30 Januari 1963. Ia lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) RI pada tahun 1988. Idham kemudian mulai bertugas di kepolisian sebagai perwira Samapta (Pamapta) Polres Bandung dengan pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda).

Kariernya terbilang cukup baik, karena di tahun berikutnya Idham diangkat menjadi Kepala Urusan Pembinaan Lalu Lintas Polres Bandung. Belum lama berada di posisi itu, ia kembali dipromosikan. Idham diangkat menjadi Kapolsek Dayeuh Kolot resor Bandung di tahun 1991 dan kemudian dimutasi menjadi Kapolsek Majalaya Resor Bandung pada tahun 1993.

2. Teman satu perjuangan Tito

Hubungan Idham dengan Tito Karnavian diketahui cukup dekat. Hal itu karena mereka menempuh pendidikan kepolisian di Akabri pada periode yang sama yakni pada 1983 – 1987.

Idham merupakan perwira lulusan Akabri angkatan 1987 yang telah meraih pangkat tanda bintang bersama Tito, Kakorlantas Polri Agung Budi Maryoto dan Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw. Idham dan nama-nama itu mendapat kenaikan pangkat yang cukup cepat, bahkan mendahului beberapa senior mereka.

Idham dan Tito juga pernah berada dalam satuan yang sama saat keduanya menjadi bagian dalam Densus 88 Anti Teror. Tito menjabat sebagai Kepala Densus, sedangkan Idham menjabat Wakil Kepala Densus. Keduanya juga meraih kenaikan pangkat luar biasa atas peran mereka yang berhasil melumpuhkan dalang teror teror bom Bali asal Malaysia, Dr. Azhari di Batu, Malang pada 9 November 2005.

3. Ahli berburu teroris

Pasca keberhasilannya melumpuhkan Dr. Azhari, Idham kemudian diangkat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah pada tahun 2014. Rupanya, Idham menggunakan pengalamannya yang cukup lama di Densus 88 Anti Teror untuk menangkap teroris lainnya di Poso.

Terbukti, dalam waktu dua bulan menduduki jabatan tersebut, Idham berhasil menangkap dua terduga teroris Farid Makruf dan Ahmad Wahyono yang terlibat dalam jaringan teroris Santoso di Poso. Pada tahun 2015, ia berhasil melumpuhkan Daeng Koro alias Abu Autad melalui Operasi Camar Maelo 1.

Saat masih berkarier di Densus 88 Antiteror, Idham juga berhasil menangkap terduga teroris Arif Hidayat di Desa Susukan, Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Ia berhasil menyita beberapa barang bukti, termasuk bahan-bahan peledak.

4. Sarat pengalaman

Selama berkarier di Mabes Polri, Idham sudah banyak makan asam garam dan memiliki pengalaman. Sebelum menduduki Kadivpropam Polri, ia pernah menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat. Ketika itu, dia berhasil mengungkap kasus pembunuhan artis sinetron Hanny Wahab.

Karena keberhasilannya itu, Idham kemudian diangkat sebagai Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. Beberapa kasus pernah ditanganinya, antara lain pengungkapan sindikat perampok kontainer yang berisi ribuan laptop, kasus pembunuhan berantai 10 anak remaja, hingga ke kasus pemalsuan dokumen penjualan tanah yang mengarah ke Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri tahun 2009, Sandiaga Uno.

Kemudian, di tahun 2013, Idham pernah dirotasi menjadi Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Mabes Polri. Kasus besar yang ditanganinya adalah kasus korupsi di PT Salmah Arwana Lestari (PT SAL) yang menyeret nama Susno Duadji, mantan Kabareskrim Polri.

Dalam pengadilan terungkap jika Susno menerima hadiah senilai Rp 500 juta untuk mempercepat penyidikan kasus di perusahaan tersebut. Susno juga diketahui melakukan pemotongan dana pengamanan Pilgub Jawa Barat sebesar Rp 4 miliar.

Kasus lainnya yang pernah ia tangani selama menjabat di posisi ini adalah penangkapan terhadap mantan Bupati Merauke, Gluba Gebze yang buron akibat terlibat kasus korupsi. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!