Keluarga Novel Baswedan ingin temui Presiden Jokowi

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Keluarga Novel Baswedan ingin temui Presiden Jokowi

ANTARA FOTO

Keluarga Novel ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi

JAKARTA, Indonesia – Memasuki hari ke-140 Novel Baswedan diserang, keluarga ingin bertemu Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Mereka ingin mengucapkan terima kasih kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu atas semua bantuan yang diberikan, termasuk pembiayaan perawatan rumah sakit selama dirawat di General Hospital Singapura.

Keinginan untuk bertemu Jokowi telah disampaikan baik secara informal maupun formal. Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan jika permintaan secara informal sudah disampaikan melalui pesan pendek kepada Sekretaris Negara, Pratikno. Tetapi, karena dibutuhkan permohonan resmi, maka keluarga Novel pun ikut mengirimkan surat kepada Sekretariat Negara.

Uniknya, Dahnil meminta agar istri Novel, Rina Emilda menulis surat tersebut menggunakan tulis tangan. Surat itu kemudian dikirimkan pada 21 Agustus.


Sayang, hingga Senin kemarin, Jokowi belum memberikan jawaban apakah bersedia untuk bertemu dengan keluarga Novel.

“Beliau menyampaikan akan berusaha menjadwalkan pertemuan Mbak Emil (istri Novel) dengan Presiden,” ujar Dahnil ketika dihubungi melalui telepon pada Senin malam, 28 Agustus.

Dahnil sudah menyarankan agar pertemuan dapat dilakukan antara tanggal 25 Agustus hingga 1 September. Sebab, pada tanggal 2 September, Rina harus kembali mendampingi Novel di Singapura untuk menjalani operasi kedua.

“Namun, sampai dengan hari ini dan jelang Idul Adha kami belum mendengar kabar lagi apakah Presiden berkenan atau mau menerima Mbak Emil. Jadi, belum ada kabar sama sekali,” kata dia.

Lalu, apa yang ingin disampaikan keluarga Novel kepada Jokowi? Dahnil menjelaskan jika istri dan ibunda Novel ingin menyampaikan suasana kebatinan yang kini mereka rasakan. Bagaimana kekhawatiran seorang ibu dan istri yang melihat anak atau suaminya selalu terancam setiap hari.

“Yang ingin disampaikan adalah suara hati dan suasana kebatinan kedua perempuan ini,” katanya.

Lalu, apakah Rina akan ikut menyampaikan ide pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kepada Jokowi? Dahnil tidak menampik kemungkinan itu ada. Sebab, sejak awal keluarga sudah pesimistis polisi mau menyelesaikan kasus tersebut dan mencari dalang utama di balik penyerangan Novel.

“Sejar awal itu yang menjadi sikap resmi keluarga atau koalisi, termasuk teman-teman yang melakukan pembelaan terhadap Novel,” katanya.

Upaya sistematik

Dahnil pun memahami bahwa niat keluarga Novel untuk bertemu Jokowi akan menimbulkan reaksi dari pihak yang anti terhadap penyidik senior KPK itu. Maka dari itu, kasus pencurian sarang burung walet yang melibatkan Novel di masa lampau kembali dimunculkan. Padahal, kasus itu sudah resmi dihentikan pengusutannya pada tahun 2016.

Tetapi, Dahnil tidak terkejut. Sebab sejak awal, ia melihat ada upaya sistematik untuk menyingkirkan para pegawai lembaga anti rasuah itu yang memiliki semangat militan untuk memberantas perilaku korup.

“Kami lihat sejak awal, semua tersistematik dan berhubungan satu dengan yang lain. Jika Anda melihat sidang-sidang pansus hak angket di DPR, kini arah tembakannya bukan lagi mengarah ke KPK tetapi kepada Novel,” kata dia menganalisa.

Selain disasar dari luar, upaya untuk mematikan KPK juga dilakukan dari dalam lembaga anti rasuah itu sendiri. Dalam sidang tersangka pemberi keterangan tidak benar, Miryam S. Haryani, terungkap bahwa ada komunikasi internal antara KPK dengan anggota Komisi III DPR.

“Ini menjadi sinyal penting ke publik, bahwa ada kuda troya di KPK yang ingin merusak KPK dari dalam. Hal itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan KPK,” katanya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!