Penangkapan Siti Mashita oleh KPK ditanggapi suka cita PNS Tegal

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Penangkapan Siti Mashita oleh KPK ditanggapi suka cita PNS Tegal
Siti Mashita kerap membungkam PNS yang mengkritik kebijakannya

SEMARANG, Indonesia – Tidak ada raut kesedihan di wajah para PNS Tegal pasca Walikota non aktif Siti Mashita Soeparno ditangkap pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Justru mereka malah melakukan syukuran karena Siti akhirnya tertangkap oleh lembaga anti rasuah itu.

Kenapa? Karena sudah banyak ketidakberesan pasca Siti menduduki posisi sebagai Walikota.

Salah satu PNS yang meluapkan rasa bahagianya adalah Khaerul Huda saat berada di pelataran Balai Kota Tegal, Jawa Tengah pada Rabu, 30 Agustus. Khaerul tidak sendirian, karena masih ada rekan-rekannya yang lain sesama PNS di lingkungan SKPD Pemkot Tegal.

“Saya sama teman-teman mau cukur gundul dulu, Mas sebagai rasa syukur atas hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK dua hari kemarin,” ujar Khaerul yang ditemui Rappler.

Ia juga ingin meluapkan kegembiraan lantaran selama ini menjadi korban dari kebijakan Siti. Sehari-hari Khaerul bertugas sebagai Kepala Dinas Koperasi yang dinonjobkan oleh Siti semasa ia masih berkuasa di Kota Tegal.

Ia mengatakan selama ini harus meratapi nasibnya menjadi pegawai biasa tanpa tunjangan apapun. Selain itu, Siti juga kerap membuat keputusan tidak adil terhadapnya, apalagi setiap kebijakan yang dikeluarkan hanya berdasarkan ketidaksukaan terhadap pegawai yang dianggapnya terlalu vokal.

“Karena itulah, saya bersyukur sekali karena Walikota sering bertindak sewenang-wenang. Saya kepengen nantinya tata kelola Pemkot Tegal bisa dibenahi. Jangan ada lagi yang nonjob kepada pegawai negeri,” katanya.

Berdasarkan informasi yang diterima Khaerul, ada 14 PNS eselon II dan III yang dinonjobkan oleh Siti. Kebijakan tersebut dikeluarkan Siti pada 2015 lalu.

Belasan orang lainnya juga mencukur rambut mereka pada Rabu pagi kemarin sebagai bentuk rasa syukur.

“Tetapi ada sembilan orang yang langsung menggugat dia di pengadilan. Kami ngotot enggak bersalah kok. Kami cuma mengkritisi kebijakannya saja. Alhamdulilah, setelah melewati proses panjang, gugatan kami dikabulkan Mahkamah Agung,” kata dia.

Para aktivis dan tokoh masyarakat Tegal pun ikut bersuka cita usai Siti ditetapkan sebagai tersangka. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan ‘Keadilan untuk Rakyat Kota Tegal’. Warga Kota Tegal kebanyakan menaruh harapan besar di pundak KPK untuk menghukum Siti seberat-beratnya.

“Jalanan banyak yang rusak. Semoga ini jadi momentum untuk memperbaiki pemerintahan lebih transparan dan fokus memajukan Tegal,” ujar seorang warga bernama Alim yang ikut menyaksikan aksi syukuran itu.

Roda pemerintahan tetap berjalan

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kota Tegal, Dyah Kumala Sintha memastikan pasca-OTT KPK, roda pemerintahan setempat tetap berjalan normal. Sebab, ia menganggap sudah ada Wakil Walikota Nursholeh yang ditunjuk jadi Plt Walikota oleh Kemendagri.

“Ada wakil wali kota yang handle,” kata dia.

Sementara, Kepala Kepolisian Resor Kota Tegal, Ajun Komisaris Besar Semmy Ronny Thabaa menyebut ada sekitar 20 personel bersenjata lengkap untuk mengamankan aktivitas PNS di Balaikota Tegal.

Selain untuk berjaga-jaga, ia menyatakan pengamanan juga dimaksudkan untuk mendukung proses pemeriksaan yang dilakukan KPK.

“Agar dapat mengantisipasi massa yang masuk Balai Kota. Karena sejak ada OTT banyak warga kemari untuk melihat pemeriksaan yang dilakukan KPK,” kata dia. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!