Indonesia minta Myanmar untuk menghentikan kekerasan kepada etnis Rohingya

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia minta Myanmar untuk menghentikan kekerasan kepada etnis Rohingya

AFP

Sekitar 400 orang dilaporkan tewas akibat tindak kekerasan di Rakhine State

JAKARTA, Indonesia – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung mengambil langkah aktif untuk mencari solusi atas tindak kekerasan yang kembali menimpa etnis Rohingya di Rakhine State. Dari data yang dirilis oleh militer Myanmar, 400 orang tewas dalam tindak kekerasan di sana.

Pada Jumat, 1 September, Retno kemudian melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Sekjen PBB Antonio Guterres. Dalam pembicaraan yang berlangsung selama 16 menit itu, keduanya secara khusus membahas mengenai tindak kekerasan yang terjadi di Rakhine State.

“Sekretaris Jenderal PBB mengapresiasi peran Indonesia dan berharap Indonesia melanjutkan perannya dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir pada Sabtu, 2 September.

Retno pun turut menyampaikan agar semua tindak kekerasan dihentikan dan perlindungan harus diberikan kepada semua pihak, termasuk bagi etnis Rohingya.

Retno dan Guterres juga sepakat untuk mendukung laporan yang dibuat oleh Komisi khusus PBB yang dipimpin oleh Kofi Annan. Dalam laporannya, Annan meminta kepada Pemerintah Myanmar untuk menghapus pembatasan ruang gerak dan aturan pencabutan kewarganegaraan bagi etnis Rohingya. Sebab, jika hal itu terus terjadi maka akan memicu terjadinya tindak ekstrimisme terhadap Myanmar.

Selain itu, laporan yang dibuat Annan menyebut jika isu tersebut tidak segera ditangani, maka akan terjadi proses radikalisasi di kedua komunitas. Baik di komunitas agama Budha yang menjadi mayoritas di Myanmar dan etnis Rohingya sendiri.

Kelompok pembela Hak Asasi Manusia (HAM) juga menyebut bahwa sekitar 1,1 juta etnis Rohingya telah diperlakukan secara semena-mena oleh militer Myanmar.

“Jika tantangan yang ada saat ini tidak segera diatasi, maka sikap radikal di kedua komunitas akan menjadi risiko yang nyata,” ujar sembilan anggota komisi dalam laporan akhir mereka.

Ratusan orang tewas

Sekitar 400 orang, yang sebagian besar merupakan etnis Rohingya, dilaporkan tewas dalam tindak kekerasan. Sementara, PBB menyebut sebanyak 38 ribu orang mencari perlindungan di area perbatasan antara Myanmar dengan Bangladesh. Sayang, area perbatasan itu ditutup. Akibatnya, banyak dari mereka yang memilih untuk menyeberang melalui jalur laut.

Mereka yang tidak sanggup berenang, akhirnya meregang nyawa. Situasi ini membuat publik prihatin.

Sementara, juru bicara PBB meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghentikan tindak kekerasan. Jika tidak, maka akan terjadi sebuah tragedi kemanusiaan.

Guterres juga menyerukan kepada Pemerintah Myanmar untuk memberikan akses kepada berbagai lembaga kemanusiaan mendistribusikan bantuan kemanusiaan.

Indonesia pun kembali mengucurkan bantuan senilai US$ 2 juta pada Kamis, 31 Agustus. Bantuan itu merupakan bagian dari program Bantuan Kemanusiaan untuk Komunitas yang Berkelanjutan (HASCO) yang diprakarsai Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM). – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!