Lima fakta menarik mengenai Skytrain, kereta antar terminal di bandara

Ananda Nabila Setyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lima fakta menarik mengenai Skytrain, kereta antar terminal di bandara

ANTARA FOTO

Skytrain akan beroperasi tanpa awak dan melayani penumpang 24 jam mulai November mendatang

JAKARTA, Indonesia – Bagi pengguna jasa transportasi udara, kini tak perlu khawatir jika salah turun terminal di Bandara Soekarno-Hatta. Sebab, sejak Minggu, 17 September lalu, PT Angkasa Pura II resmi mengoperasikan fasilitas ‘Skytrain’. 

Moda transportasi ini akan memudahkan penumpang pesawat dan petugas bandara untuk berpindah dari satu terminal ke terminal lain. Selama enam bulan ke depan, ‘Skytrain’ masih dalam uji coba untuk digunakan publik, hingga nantinya akan dioperasikan penuh dari Terminal 3 hingga ke Terminal 1. Penasaran dengan fasilitas baru ini? Berikut 5 fakta menarik mengenai ‘Skytrain’: 

1. Jadwal operasional masih dibatasi

Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta masih beroperasi dengan jadwal yang dibatasi oleh PT. Angkasa Pura II. Saat ini, Skytrain hanya beroperasi di Terminal 2 dan Terminal 3. Namun, ke depannya diharapkan bisa menghubungkan tiga terminal di bandara.  

PT Angkasa Pura II juga membatasi operasional Skytrain yakni pada 07:00 – 10:00, kemudian pukul 13:00 – 14:00 dan 17:00 – 19:00 WIB. Hal ini dilakukan agar Angkasa Pura dapat melakukan evaluasi dan kontrol secara berkala sebelum Skytrain benar-benar dapat beroperasi selama 24 jam. Jadwal operasional Skytrain yang masih terbatas ini, juga hanya berlaku pada 6 bulan pertama saja.

“Ini akan kami terapkan sampai akhir tahun, baru bisa beroperasi secara penuh,” ujar Public Relation Manager PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano pada Jumat, 15 September. 

Tak hanya itu, jadwal operasional Skytrain nantinya dapat diakses melalui aplikasi Indonesia Airport di iOS dan Android. Hal ini menyebabkan penumpang pesawat tidak perlu khawatir ketinggalan Skytrain jika harus transit dan pindah terminal. 

2. Ramah untuk anak, lansia dan difabel

Skytrain dilengkapi dengan perbatasan posisi lantai kereta dan lantai shelter terminal yang rata. Hal itu mempermudah lansia dan difabel yang menggunakan kursi roda untuk menaiki Skytrain. 

Begitu juga orang tua yang memiliki balita atau membawa kereta dorong anak. Mereka tidak perlu bersusah payah mengangkat kereta dorong untuk masuk ke skytrain. 

Di dalam gerbong kereta Skytrain, juga terdapat bangku prioritas bagi ibu hamil, penyandang cacat, ibu membawa anak dan lansia.

Fasilitas ini mendapat sambutan positif dari publik, lantaran AP 2 ikut memikirkan bagi penumpang lansia dan difabel. AP 2 berharap fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dijaga. 

3. Trainset diimpor dari Korea Selatan

AP 2 mengimpor langsung trainset untuk gerbong Skytrain. Mereka melakukan kerja sama dengan perusahaan Korea Selatan, Wookin dan PT LEN Industri (Persero). 

Namun, bukan berarti dalam pengerjaannya AP 2 tidak melibatkan BUMN dan perusahaan swasta di dalam negeri. Kementerian Perhubungan menyambut baik kerja sama antara AP 2 dengan pihak asing, lantaran tidak ada yang mendominasi dalam proyek tersebut. 

Trainset yang diimpor dari Korsel itu memiliki teknologi bergerak dengan kecepatan 60 kilometer per jam dan sanggup menampung 176 orang. 

Sementara, khusus untuk pembangunan lintasan Skytrain, AP 2 menggaet perusahaan swasta lokal seperti PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco.

4. Skytrain akan beroperasi tanpa awak

Saat ini, Skytrain memang masih dioperasikan oleh masinis. Namun di bulan November mendatang, kereta akan beroperasi tanpa awak selama 24 jam penuh. Teknologi yang dinamakan Automated Guideway Transit (AGT) dilengkapi dengan bak kereta yang memiliki pengarah dan penggerak sendiri atau dikenal dengan istilah ‘self propelled’. 

Teknologi pendukung lain yang menyebabkan Skytrain dapat berjalan sendiri adalah Automated People Mover System (APMS). Teknologi ini mampu menjalankan kereta tanpa pengemudi dan menggunakan arus listrik sebesar 750 VDC.

Skytrain dioperasikan secara bertahap dari melayani 2 terminal saja, menjadi melayani seluruh terminal dan gedung di Bandara Soekarno-Hatta. Ke depan, Skytrain mampu ditemui di Terminal 1, 2 dan 3 serta Integrated Building milik Bandara Soekarno-Hatta.

5. Skytrain tetap beroperasi walau mati lampu

Walau digerakan dengan mengandalkan energi listrik, namun Menteri BUMN Rini Soemarno menjamin bahwa seandainya terjadi pemadaman listrik, maka hal itu tidak akan berpengaruh kepada Skytrain. Janji itu diutarakan Rini lantaran saat akan meresmikan fasilitas Skytrain, aliran listrik di Terminal 3 sempat padam selama tiga menit. Walau hanya sebentar namun, padamnya listrik itu mengganggu acara seremonial tersebut. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!