Menteri KLHK: Indonesia-Tiongkok bernegosiasi 10 tahun untuk datangkan panda

Ananda Nabila Setyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menteri KLHK: Indonesia-Tiongkok bernegosiasi 10 tahun untuk datangkan panda
Taman Safari Indonesia menargetkan ada 2 juta pengunjung per tahun untuk melihat satwa panda

JAKARTA, Indonesia – Tidak mudah untuk mendatangkan dua ekor Giant Panda bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) ke Indonesia. Kedua pemerintah harus bernegosiasi hingga 10 tahun lamanya baru dicapai kesepakatan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan lamanya proses negosiasi salah satunya mencakup persiapan administratif dan pemenuhan persyaratan agar dapat meminjam dua hewan menggemaskan itu. Menurut Siti, agar Tiongkok bersedia meminjamkan, Indonesia menyiapkan teknis dan teknologi berkembang biak yang mumpuni.

“Upaya peminjaman giant panda ini sudah diinisiasi sejak tahun 2008. Saya belajar banyak lah, karena sebenarnya 2008 sudah dipersiapkan untuk ini. Berarti, sudah hampir 10 tahun. Cukup ketat juga persyaratannya selama tiga tahun terakhir, karena konservasi dilakukan di luar habitat asli mereka,” kata dia pada Kamis, 28 September di area cargo Garuda Indonesia Bandara Soekarno-Hatta.

Cai Tao dan Hu Chun yang masing-masing berusia tujuh tahun dijemput dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia sekitar pukul 04:00 waktu setempat. Keduanya tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 08:00 WIB.

Nota kesepahaman yang mumpuni kemudian ditandatangani kedua pemerintah di Guiyang, Tiongkok. Selain MoU antar pemerintah, relasi antar pihak swasta yakni Taman Safari Indonesia (TSI) dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA) juga dijalin.

Siti menjelaskan Cai Tao dan Hu Chun akan diletakan di TSI. Diharapkan, kedua ekor panda itu dapat berkembang biak selama 1-2 tahun ke depan.

Sementara, untuk makanan pokok mereka yakni bambu, pihak TSI sudah menyiapkan area sekitar 10 hektar untuk ditanami bambu. Dari total 69 jenis bambu di dunia, panda hanya menyukai 23 jenis bambu. Untungnya, sebanyak 10 jenis di antaranya tumbuh di Indonesia.

Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group, Jansen Manansang mengatakan pihaknya sudah membangun tempat tinggal dan taman bermain bagi Cai Tao dan Hu Chun seluas 1.300 meter persegi. Uniknya, TSI juga membangun rumah sakit khusus untuk panda.

Ke depannya pasca kedatangan satwa panda, mereka memiliki dua target.

“Pertama, adalah animal collection. Panda yang akan kami masukan ke TSI merupakan satwa yang top. Kemudian, tujuan marketing, karena pendapatan juga pasti akan meningkat,” kata Jansen di tempat yang sama.

Ia memprediksi akan ada kenaikan 50 persen pengunjung dengan target 2 juta pengunjung per tahunnya,

“Panda itu 99 persen makanannya dari bambu. Baru 1 persen makanannya dari sayur dan buah-buahan,” kata dia.

Jansen pun mengaku tidak ragu dengan kemampuan TSI untuk mengembangkan satwa endemik seperti panda. Sebab, mereka telah memiliki pengalaman dan teknologi breeding yang mumpuni seperti pada satwa komodo, badak, gajah, dan elang Jawa. Proses itu telah mereka lakukan selama beberapa tahun terakhir, sehingga TSI dinilai kompatibel sebagai wadah konservasi kedua giant panda asal Tiongkok itu.

Pengalihan rute

Selain persiapan untuk konservasi dan habitat, Pemerintah Indonesia juga memberikan perlakuan khusus ketika ia dibawa dari Chengdu, Tiongkok pada Kamis pagi tadi. Direktur Cargo Indonesia Sigit Muhartono mengatakan mereka sengaja melakukan pengalihan rute.

“Rute penerbangan reguler yang sebenarnya itu adalah dari Chengu ke Denpasar. Namun, demi menghemat perjalanan panda ke Jakarta, Garuda Indonesia mengalihkan rute penerbangan dari Chengdu ke Jakarta baru kemudian ke Denpasar,” kata Sigit.

Uniknya, ia melanjutkan, di dalam maskapai Garuda, terdapat juga para penumpang yang berangkat dari Tiongkok.

“Mereka turut bahagia karena kami mengantarkan satwa kebanggaan mereka ke Indonesia,” katanya lagi.

Wakil Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Sun Weide juga berterima kasih kepada para pihak yang dapat menyukseskan progam pengiriman panda tersebut. Ia mengatakan dua ekor panda tersebut merupakan simbol persahabatan yang erat di antara kedua negara.

“Tidak hanya menjadi harta nasional Tiongkok, tetapi kedua panda ini juga menjadi duta besar persahabatan dan simbol perdamaian. Saya mengharapkan kabar baik dari Cai Tao dan Hu Chun di sini,” kata Sun. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!