Berantas konten pornografi, Kemkominfo gunakan program kecerdasan buatan

Ananda Nabila Setyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berantas konten pornografi, Kemkominfo gunakan program kecerdasan buatan
Kemkominfo dengan kemampuan manual hanya mampu memblokir 700 ribu situs.

JAKARTA, Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) membuat gebrakan dalam pengendalian konten negatif pornografi. Caranya, Kemkominfo memanfaatkan program kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk memberantas konten serupa.

Direktur Jenderal Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan konten pornografi menjadi prioritas Kemkominfo untuk diberantas. Pasalnya, mereka hanya mampu memblokir sekitar 700 ribu situs.

“Sementara, jumlah situs yang mengandung konten pornografi mencapai antara 28 hingga 30 juta situs,” katanya.

Itu belum termasuk laman-laman di media sosial dan situs yang terkait dengan para pedofil. Semuel mengatakan bahwa kejahatan seks ini menjadi hal yang tidak bisa ditolerir dan meresahkan masyarakat.

“Sulit sekali memberantas mereka, karena ketika diblokir, nanti mereka pindah server atau ganti nama. Beda dengan Tiongkok yang kontennya 90% lokal, kita itu kebanyakan konten dari luar, sehingga susah memfilternya,” kata Semuel ketika memberikan keterangan pers pada Senin, 9 Oktober di kantor Kemkominfo.

Pengendalian konten bermuatan negatif, khusus pornografi, lalu diikuti dengan pembangunan sistem. Ternyata, selama ini Kemenkominfo melakukan pemblokiran konten secara manual oleh pegawai kementerian. Tentu hal ini menjadi tidak efektif.

Namun, itu semua berubah sejak sistem kecerdasan buatan itu diluncurkan. Pengendalian konten nantinya bersifat otomatis dan lebih efektif.

“Kami menggunakan sistem crawling, jadi ini sistemnya jamak di Indonesia,” kata dia.

Pada tahapan sistem pengendalian ini, tetap berasal dari laporan masyarakat. Sementara, pemindaian akan dilakukan oleh AI yaitu sistem crawling itu sendiri.

Selain mengandalkan kecanggihan teknologi, Kemkominfo pun tetap menganalisa temuan AI untuk disaring kembali. Tujuannya, agar pemblokiran terhadap konten yang mengandung pornografi lebih cepat.

Semuel menargetkan ketika mesin sistem ini berjalan, maka Kemkominfo mampu memberantas 30 juta konten pornografi di Indonesia.

Ia turut menyebut bahwa sistem ini tak hanya memblokir konten bermuatan negatif, namun mampu memberikan data kepada lembaga kementerian yang melaksanakan tugasnya. Misal, penelusuran penjualan obat-obat terlarang, nantinya Badan POM dan BNN diberikan akses atau otoritas untuk menemukan dan menginvestigasi situs-situs tersebut.

Disinggung soal penanganan ujaran kebencian, Semuel mengatakan bahwa Kemenkominfo hanya bicara teknis. Untuk memberantas itu, ia mengatakan perlu adanya kerjasama lebih lanjut dengan lembaga-lembaga terkait, seperti Polri.

“Apalagi menjelang Pilpres 2019, saya kira itu nanti akan dibicarakan dengan lembaga terkait lainnya,” kata dia.

Pemenang tender

Pengadaan mesin sistem pengendalian ini sudah dilaksanakan oleh Kemenkominfo melalui tender. Proses tersebut dilakukan secara terbuka pada 30 Agustus lalu, dan berujung pada kemenangan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) memenangkan tender.

“Kami sistemnya lump sum, jadi mesin itu dibayar kalau barangnya benar-benar berfungsi. Kalau tidak berfungsi, ya enggak akan kita bayar,” kata Semuel.

Dari 72 peserta tender, terdapat 21 peserta yang mengirim dokumen pra-kualifikasi. Semakin mengerucut, hingga hanya tersisa dua peserta yang mengirimkan dokumen administrasi, teknis dan harga.

PT INTI sebelumnya mengajukan harga Rp 198 miliar, namun dikoreksi menjadi Rp 194 miliar. Nantinya, kontrak akan ditandatangi pada 12 Oktober dan mesin direncanakan selesai pada akhir tahun 2017. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!