Setelah kepergian ayahnya, Natasha Rizki belajar lebih banyak tentang kehilangan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setelah kepergian ayahnya, Natasha Rizki belajar lebih banyak tentang kehilangan
Natasha Rizki masih terus mengingat kenangan bersama ayahnya yang meninggal dunia 30 November lalu

JAKARTA, Indonesia – Baru sepekan berlalu sejak Dasnir Makmur, ayahanda pesinetron Natasha Rizky meninggal dunia. Selama itu pula, kenangan akan sosok sang ayah masih terus terbayang di benak istri Desta ini.

Saat ditemui usai acara kunjungan Wardah Cosmetics ke RSIA Kemang Medical Care, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Desember, Natasha mencoba mengingat sosok ayahnya dan bagaimana ia sekarang memfokuskan diri merawat dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan ibunya.

“Aku ke Mama, tuh, lebih berasa banget lah jagain Mamanya. Ibu tuh segala-galanya. Usah gitu Mama, tuh, kuat banget lagi kemarin pas Papa enggak ada tuh. Ya Allah. Jadi berasa banget, lah, jadi ibu tuh gimana,” kata Natasha.

Dari sang ibu pula lah, Natasha mengaku belajar banyak soal menjadi pribadi yang kuat dan tabah, terutama sepeninggal ayahnya.

“Jadi benar-benar yang..,dia, tuh, rapuh banget, tapi memperlihatkan dia kuat di hadapan anak-anaknya, enggak ada nangis, cengeng segala macam.”

Kini setelah ayahnya tiada, yang bisa dilakukan Natasha hanya mengingat kenangan selama hidupnya.

“Selama Papa masih hidup, ya pastilah sayang juga sama Mama, cuma ada sedikit-sedikit ngebantahnya. Bukan sedikit, malah aku sering ngebantah, apalagi aku nikah muda ini aja aku ngebantah. Orang tuaku nggak setuju kan awalnya. Jadi banyak banget perdebatan.”

“Dari lima bersaudara, aku paling keras, kan. Sering nuntut, apa yang aku mau, tuh, harus ada. Suka berantem, lebih ribet lah. Tapi setelah Papa enggak ada kemarin, tuh, kayak, duh, berasa banget ya kehilangan. Karena baru pertama kali banget kehilangan seperti itu. Sampai sekarang pun, kan, baru seminggu Papa pergi, kayak masih aneh aja gitu Papa enggak ada,” kata perempuan kelahiran 23 November 1993 ini.

“Jadi, lebih belajar bahwa setiap orang akan menghadapi kematian, setiap orang akan mengalami kehilangan,” ungkap Natasha sambil mengenang momen jelang kepergian ayahnya.

“Sebelum meninggal, seminggu yang lalu, Papa sempat titip parfum ke aku. Enggak ngerti, sih, kenapa. Cuma kata orang, mau wangi gitu pas menghadap Tuhan. Cuma ya enggak ada firasat apa-apa. Tiba-tiba banget. Meninggalnya di umur yang aku masih muda banget, 23. Untung aku udah nikah, kan, dan semua anak Papa, kelimanya, sudah berkeluarga. Jadi Papa ninggalinnya tenang.”-Rappler.com.

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!