Menyusuri Gua Tujoh: Dipercaya tembus ke Mekkah

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menyusuri Gua Tujoh: Dipercaya tembus ke Mekkah
Masyarakat setempat meyakini tujuh aulia pernah bertapa di Gua Tujoh

 

PIDIE, Indonesia – Aceh, provinsi paling barat Indonesia, ternyata banyak menyimpan kisah menarik. Jejak panjang masuknya agama Islam, misalnya, bisa ditelusuri di provinsi ini. 

Sejak ratusan tahun silam, Aceh menjadi pintu keluar bagi masyarakat di Nusantara yang hendak menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Hal ini terlihat dari adanya bekas asrama haji di Pulau Rubiah, Sabang. 

Sehingga tak salah jika Aceh digelari bumi Serambi Mekkah. Di Kabupaten Pidie, misalnya, juga terdapat sebuah gua yang oleh warga setempat diyakni dapat tembus hingga ke negeri Mekkah.

Nama gua tersebut Guha Tujoh atau Gua Tujuh. Lokasinya di Desa Cot Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh. Dinamai Gua Tujuh karena masyarakat meyakini di dalam gua ini tujuh aulia atau ulama pernah bertapa. 

Banyak cerita unik dari gua ini. Salah satu kisah yang paling populer adalah cerita ujung gua yang konon sampai ke Mekkah. Benarkah begitu?

Rappler menjejakkan kaki di gua ini pada akhir Maret lalu. Bersama seorang teman, kami tiba di mulut gua sekitar pukul 14.00 WIB. Beberapa pemandu sedang mengobrol di sebuah gubuk saat kami tiba.

Kami menghampiri mereka. Setelah berbincang sebentar, seorang pemandu bangun dari tempat duduknya. “Mari, saya antarkan masuk ke dalam gua,” ujar Asra, salah seorang pemandu. 

Asra kemudian mengambil sebuah senter. Langkahnya terayun menuju pintu gua. Kami mengekor di belakang. Sebelum masuk ke dalam gua, kami menyimpan barang bawaan di gubuk tempat warga menjual minuman persis di pintu gua.

“Silahkan simpan dulu tas di sini. Sepatunya juga dilepas saja, karena di dalam nanti tanahnya licin,” pandu Asra.  

Berbeda dengan gua lainnya, Gua Tujuh jalur masuknya bukan horizontal tapi vertikal. Kami harus menurun ke bawah tanah dengan tangga kayu setinggi 10 meter. Setiba di bawah, suasana seluruhnya berubah. Siang yang terik, kini tampak layaknya malam. Gelap. Hitam.

Asra berjalan di depan. Sesekali ia menyorotkan sinar senter ke arah kami di belakang. Memandu injakan kaki agar tidak terperosok ke lubang atau genangan lumpur.

Di dalam Gua Tujuh banyak terdapat pintu. Asra mengaku ada warga pernah hendak mengukur panjang lobang tersebut, namun belum ada yang berhasil.

Lafadz Bismillah di atap gua

LAFAL BISMILLAH. Lafal Bismillah di atap gua. Dari sana kaluar tetesan air yang dipercaya dapat menjadi obat penyembuhan berbagai macam penyakit. Foto oleh Habil Razali/Rappler

Selain banyak lubang, di dalam gua juga terdapat beberapa batu unik menyerupai pelaminan, pasangan pengantin, elang bersujud, batu gantung, hingga lafadz Bismillah.

Semua batu berbentuk unik itu terletak di tempat yang terpisah. Lafadz Bismillah tertulis di atap gua. Dari sana, keluar tetesan air. “Kami menampung air tetesan ini ke dalam ember, banyak pengunjung yang kemudian mengambil air ini sebagai obat penyembuhan berbagai penyakit,” jelas Asra.

Asra menjelaskan, Gua Tujuh sebelumnya dikenal dengan nama Gua Leumo Meureugoh yang berarti Sapi Besar. Penamaan ini dikarenakan ada sebuah batu yang berbentuk sapi di pintu gua.

Seiring perjalanan waktu, kata Asra, gua tersebut mulai dikenal warga dengan nama Gua Tujoh. “Usai konflik Aceh tahun 2005, gua ini semakin banyak dikunjungi warga. Nama awalnya Leumo Meureugoh berganti menjadi Gua Tujoh.”

Gua Tujoh, nama itu akrab di telinga pengujung beriringan dengan cerita bahwa ada tujuh orang aulia atau ulama pernah bertapa di dalam sana. Beberapa orang di antaranya bahkan konon ada yang tembus ke Mekkah untuk berhaji. 

Hingga kini, jika memasuki bulan puasa Ramadan masih banyak warga yang berdatangan ke gua untuk bertapa.

“Jadi tidak benar jika Gua Tujoh dinamakan karena pintu guanya ada tujuh. Pintu gua di sini sangat banyak,” kata Asra. Ia mengatakan gua di sekitar Gua Tujoh sebanyak 28 gua. Semuanya memiliki nama yang berbeda. 

Menuju ke lokasi

Untuk berkunjung ke Gua Tujuh, dari Jalan Nasional Banda Aceh – Medan, persis di Simpang Beutong, Pidie anda harus masuk ke jalan menuju Laweung. Arah kiri jika dari Banda Aceh.

Setiba di persimpangan empat Laweung, selanjutnya belok ke arah kanan menuju jalan Laweung – Batee. Sekitar 4 kilometer melintasi jalur tersebut, jalan masuk ke gua ada di sebelah kiri. 

Di sana ada sebuah gubuk warga untuk menjual minuman. Ikuti saja jalan kecil bebatuan karang tersebut dan pintu gua akan segera terlihat. Ke sana, pengunjung masih bisa berkendara roda dua maupun roda empat.

Ingin melihat jalur ulama Aceh menuju Mekkah zaman dahulu? Mari ke Gua Tujoh. Berikut beberapa foto keunikan Gua Tujoh:

Ukiran nama Allah di dalam gua. Foto oleh Habil Razali/Rappler  

Batu yang menyerupai sepasang pengantin. Bentukan batu tersebut terjadi sendiri tanpa sentuhan tangan manusia. Foto oleh Habil Razali/Rappler

—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!