Menikmati pesona Karimunjawa, tak perlu dompet tebal

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menikmati pesona Karimunjawa, tak perlu dompet tebal
Anda bisa menjelajahi taman nasional, mendaki Bukit Cinta, hingga snorkling dengan kantong cekak

JEPARA, Indonesia —  Kepulauan Karimunjawa yang berada di utara Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, selalu menjadi magnet bagi wisawatan. Tak hanya turis lokal, pelancong mancanegara pun kerap mengunungi pulau-pulau tersebut. 

Maklum, Karimunjawa memang indah. Di sini para pelancong disajikan keindahan alam, mulai dari hamparan bukit nan hijau hingga terumbu karang di bawah laut.

Dan untuk menikmati semua itu, wisatawan tak harus membawa banyak uang. Sebab transportasi dan penginapan di sana relatif murah. Rappler membuktikannya saat berkunjung ke sana pada Selasa pekan lalu.

Dari Pelabuhan Kartini di Jepara, wisawatan yang akan berkunjung ke Karimunjawa punya dua akses kapal ke Karimunjawa. Ada kapal cepat Expres Bahari dan ada Kapal Siginjal.

Jika anda ingin cepat sampai, naiklah kalah Expres Bahari. Perjalanan dengan kapal ini hanya memakan waktu sekitar 2 jam. Ongkosnya Rp 150 ribu per orang. Namun jika kantong anda cekak, anda bisa naik Kapal Siginjal yang tarifnya hanya Rp 60 ribu per orang. Namun waktu tempuhnya mencapai 4-5 jam.   

“Tinggal dipilih sesuai kebutuhan,” Muhammad Asri, seorang pemandu wisata yang menemani Rappler selama dua hari mengelilingi Kepulauan Karimunjawa. 

Tarif pemandu wisata di Kepulauan Karimunjawa juga relatif murah. Asri, misalnya, mematok Rp 500 ribu untuk dua hari. Harga tersebut sudah termasuk mobil yang akan anda gunakan untuk berkeliling pulau. 

Anda bisa saja berkeliling tanpa pemandu. Namun banyak spot menarik di pulau ini yang mungkin anda lewatkan. Sebab daratan Karimunjawa memiliki luas daratan 1.500 hektare plus perairan mencapai 110.000 hektare.

Untuk penginapan juga relatif murah. Anda bisa memilih hotel dengan harga berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 450 ribu per malam. “Saya akan mengantar jenengan ke D’Season, hotelnya cukup bagus, milik orang Jepara,” kata Asri lagi.

Lalu apa yang bisa ditelusuri di Karimunjawa? Banyak. Di sini, misalnya, anda bisa menjelajahi Taman Nasional Karimunjawa. “Ada ragam hewan liar macam rusa, kucing hutan dan yang paling ikonik ialah pohon Dewandaru,” kata Asri.

Kayu pohon Dewandaru ini konon jenis kayu yang selama ini dipakai sebagai bahan pembuat tongkat komando para panglima TNI/Polri karena dianggap memiliki daya magis yang kuat.

Selain taman nasional, Karimunjawa juga memiliki ‘Bukit Cinta’. Disebut demikian karena di atasnya ada tulisan besar ‘Love’ lengkap dengan rumah pohon berbentuk hati. 

Banyak turis yang berselfie di sini. Selain itu, dari puncak bukit ini, anda juga akan dimanjakan oleh pesona alam yang mantap: gugusan pulau kecil tampak menyembul dari kejauhan.

BUKIT CINTA. Banyak pengujung yang berselfie ria di puncak Bukit Cinta. Foto oleh Fariz Fardianto/Rappler

Aktivitas lain yang bisa anda lakukan di Karimunjawa adalah snorkling. Untuk yang satu ini, anda bisa menghubungi biro perjalanan lokal yang menawarkan snorkling dengan tarif Rp 20-30 ribu. Cukup murah, bukan?

“Pemandu pasti akan mengarahkan ke spot-spot menarik yang terdapat biota lautnya. Tapi ingat, jangan menginjak terumbu karang,” kata Asri.

Terumbu karang di sini memang jadi aset penting bagi Karimunjawa. Anda bisa menyaksikan ikan-ikan menyembul keluar serta bersentuhan dan ‘menyapa’ aneka biota laut.

Setelah puas menikmati panorama bawah laut, Anda bisa berbaring sejenak di bibir pantai sambil menikmati sunset. 

Sisi lain Karimunjawa

Di balik pesonanya yang luar biasa, sejumlah pulau Karimunjawa ternyata diduga dimiliki atau dikelola oleh orang asing. Hal ini diungkapkan Asri.

Ia mencontohkan Pulau Menyawakan yang kini dikelola oleh warga asing bernama Mr. Luck. “Yang agak ke selatan itu namanya Pulau Menyawakan. Sudah jadi miliknya orang asing,” kata Asri saat kami berada di puncak Bukit Cinta. 

Menurut Asri, Mr Luck menikahi perempuan lokal dan pulau tersebut dibeli atas nama istrinya. “Biar enggak keliatan mencolok,” lanjutnya.

Di Pulau Menyawakan tersebut berdiri penginapan eksklusif bernama Kura-kura Resort yang ditopang fasilitas penunjang super mewah. Asri mengatakan nelayan setempat dilarang mendekat ke lokasi tersebut. 

Selain Menyawakan, Asri menduga masih banyak lagi pulau tak berpenghuni yang dijual kepada warga asing. Tapi, ia mengaku tak tahu berapa tarif untuk setiap pulau.

Menurutnya pria asing biasanya membeli pulau dari warga lokal yang tak mampu lagi mengurusnya. 

Secara historis, tiap warga sudah punya surat hak milik (SHM) di pulau-pulau tersebut karena berasal dari warisan keluarga. “Banyak yang kayak gitu. Dijual ke pria berkewarganegaraan asing kemudian dikelola lagi jadi wisata yang sangat bagus,” Asri melanjutkan.

Asri mengatakan total ada 27 pulau di Kepualauan Karimunjawa. Meski begitu, hanya lima pulau yang berpenghuni yakni Nyamuk, Karimun, Kemujan, Parang dan Genting. 

Lima pulau yang berpenghuni luasnya 7135 hektar. Jumlah penduduknya ada 3.444 kepala keluarga yang tersebar di empat desa.

Kabar pengelolaan Pulau Menyawakan dikelola warga asing dibenarkan oleh Nur Soleh Eko Prasetyawan, Sekretaris Camat Karimunjawa. “Yang saya tahu cuma Kura-Kura Resort aja kok yang dikelola asing. Lainnya masih milik warga setempat,” katanya.

Menurut Soleh Eko, pengelolaan pulau oleh warga asing tak lepas dari  kondisi masyarakat yang sangat memprihatinkan. Ia mencontohkan minimnya pasokan listrik ke pulau-pulau tersebut. 

“Dari 3.000 jiwa warga, baru 2.075 warga yang sudah teraliri listrik. Sisanya belum sama sekali karena faktor ekonomi. Memang sangat memprihatinkan,”  kata Eko.

Manager PLN Kudus Didik Rahmad berharap para investor mau membuka usahanya di Karimunjawa. Ia menjamin adanya PLTD Legon Bajak maka pasokan listriknya sudah kontinyu selama 24 jam. “Karimunjawa sudah siap melayani listrik untuk dunia usaha,” katanya.

PLN kini sudah memasang 30 ribu trafo dan instalasi listrik sepanjang 45,3 kilometer. Sejauh ini sudah ada 4 pemilik pabrik yang berpotensi masuk dengan kebutuhan listrik sebesar 1 MW.

“Beberapa warga saya lihat juga sudah minta sambungan daya, semoga ke depannya perekonomian lokal semakin maju dan mendunia,” tuturnya. —Rappler.com

 

  

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!