SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Jika bosan dengan tempat wisata yang biasa saja, ada beberapa tempat wisata di Jakarta yang dapat menguji nyali.
Simak beberapa tempat wisata horor di bawah ini.
1. Taman Langsat
Taman Langsat adalah taman yang letaknya di belakang Pasar Burung Barito. Taman ini memiliki fasilitias yang nyaman dan suasanya yang asri dengan dikelilingi pepohonan besar yang rimbun. Dilengkapi dengan fasilitas olahraga seperti jogging track, fasilitas tersebut tidak begitu dimanfaatkan oleh warga Jakarta. Bahkan saat siang pun taman ini terbilang sepi.
Kabarnya, warga sekitar, termasuk pedagang burung di kawasan Pasar Barito mengatakan sering melihat adanya penampakan makhluk halus di sekitar pohon taman Barito. Selain itu, suasana sekitar taman pun dapat dikatakan menyeramkan karena memiliki penerangan minim.
2. Museum Taman Prasasti
Museum ini dulu dikenal sebagai pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober, setelah kemudian pada 1977 dialihfungsikan menjadi Museum Taman Prasasti. Museum ini menyimpan banyak batu nisan kuno yang berasal dari zaman Hindia Belanda.
Hal yang membuat museum ini menakutkan adalah halamannya yang berhias batu nisan.
3. Museum Wayang
Museum yang terletak di Kota Tua, Jakarta Barat ini dulunya merupakan sebuah gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk. Di museum ini juga terdapat makan dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-4, Jan Pieterszoon Coen.
Gubernur Jenderlah tersebutlah yang dulu memerintahkan untuk memindah pusat pemerintahan dari Banten ke Batavia.
4. Lubang Buaya
Tempat bersejarah ini dikenal sebagai tempat pembantaian para jenderal besar dalam peristiwa Gerakan 30 September. Konon, para jenazah jenderal-jenderal tersebut dibuah ke dalam lubang buaya.
Atas latar belakang cerita tersebut, Lubang Buaya menjadi salah satu destinasi wisata yang ditakuti para wisatawan, terutama pada malam hari.
5. Toko Merah
Bangunan yang mencolok ini terletak di Kota Tua, Jakarta Barat dan dulu merupakan rumah dari petinggi VOC. Pada sekitar tahun 1851, Toko Merah menjadi bangunan yang diisi warga Tionghoa untuk berjualan produk yang berwarna merah.
Toko ini pun menjadi saksi bisu pembantaian seluruh etnis Tionghoa pada era pemerintahan Kolonial Belanda. Menurut warga sekitar, hingga kini sering terdengar jeritan suara tangis penyiksaan dan suara langkah kaki prajurit-prajurit yang berbaris. —Rappler.com
Artikel ini sebelumnya diterbitkan di IDNTimes.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.