Mengenal sindrom ‘baby blues’ bagi para ibu muda

Yvonie Oh

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengenal sindrom ‘baby blues’ bagi para ibu muda
Sindrom yang menyerang ibu setelah melahirkan bayi pertama ini dinamakan ‘baby blues syndrome’

JAKARTA, Indonesia – Bagi seorang ibu, menantikan kelahiran anak seharusnya menjadi sesuatu yang menggembirakan dan ditunggu-tunggu. Namun, ada sebagian ibu yang malah depresi pasca melahirkan dan gangguan ini dinamakan baby blues syndrome.

Sindrom ini merupakan gangguan psikologis seperti kesedihan, kecemasan, dan emosi yang meningkat dan biasanya dialami wanita setelah melahirkan bayi pertama. Baby blues umumnya terjadi pada dua minggu pertama setelah melahirkan.

Penyebab dan gejala

Baby blues dapat disebabkan karena adanya perubahan hormon dari sang ibu. Perubahan tersebut dapat berupa jadi mudah lelah, penurunan mood, serta perasaan tertekan yang akan berlaku setelah melahirkan akibat terjadinya penurunan kadar esterogen dan progesterone yang drastis.

Selain itu, sindrom ini bisa juga dipicu akibat perubahan fisik seperti bertambahnya berat badan, payudara yang membengkak, dan rasa sakit di daerah rahim.

Perubahan psikis juga dapat menyebabkan baby blues bagi ibu baru. Perubahan yang dimaksud seperti kecemasan dalam mengurus anak baru, ketidakmampuan mengatasi permasalahan baru, dan rasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh.

Terakhir, perubahan yang dapat menimbulkan sindrom tersebut adalah perubahan sosial. Karena perannya sebagai seorang ibu akan membawa pengaruh dalam perubahan gaya hidup dan membutuhkan adaptasi.

Baby blues syndrome memiliki beberapa gejala terlihat seperti menangis tanpa sebab, mudah kesal, mudah lelah, menjadi cemas, tidak sabaran, enggan memerhatikan bayinya, tidak percaya diri, sulit beristirahat dengan tenang, dan mudah tersinggung.

Tips mengatasi sebelum melahirkan

Agar calon ibu tidak terserang sindrom ini, ada beberapa hal yang dapat ia lakukan. Pertama, dapat meminta bantuan dan dukungan keluarga sebelum melahirkan. Dukungan ini dapat berupa dukungan moral yang menguatkan kondisi psikologis calon ibu.

Kedua, sebelum melahirkan tentunya calon ibu perlu mengedukasi diri dengan cara mencari tahu dan membaca mengenai perawatan bayi. Hal ini guna mematangkan persiapan calon ibu ketika sudah memiliki bayi.

Terakhir, calon ibu dapat mempersiapkan mental dengan mengikuti banyak sesi sharing dengan terapis atau para ahli dan juga memperbanyak pengetahuan medis agar tahu apa yang harus dilakukan kala terjadi hal-hal darurat.

Pengobatan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh ibu ketika mengalami baby blues syndrome seperti mencari solusi dan meminta bantuan untuk mengurus bayi, memperbanyak istirahat, sharing kesulitan yang dihadapi pada pasangan atau keluarga, memanfaatkan waktu kosong untuk relaksasi, serta menjaga makan dan mengatur pola gizi yang dikonsumsi.

Beberapa cara ini bisa diterapkan agar kesehatan jasmani dan rohani ibu dan bayinya tetap terjaga. —Rappler.com

Artikel ini sebelumnya diterbitkan di IDNTimes.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!