‘Jigsaw’: Misteri bangkitnya sang pembunuh berantai sadistis

Valerie Dante

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Jigsaw’: Misteri bangkitnya sang pembunuh berantai sadistis
'Jigsaw' mulai tayang di bioskop Indonesia pada 8 November mendatang

JAKARTA, Indonesia —Film Jigsaw menjadi sebuah kejutan setelah sebelumnya Saw 3D (2010) dikatakan akan menjadi film terakhir dari franchise thriller ini. Jigsaw merupakan film kedelapan dari franchise Saw dan disutradarai oleh kakak-beradik Michael dan Peter Spierig.

Saw (2004) pertama kali dibuat oleh James Wan dan Leigh Whannell. Wan menjadi sutradara yang terkenal dengan spesialisasi film horor atau thriller. Setelah itu, film-film Saw bermunculan tiap tahunnya hingga 2010 dan dilanjutkan oleh Jigsaw pada tahun ini.

“Jigsaw” sendiri merupakan julukan yang disematkan pada pembunuh legendaris franchise ini, John Kramer. Kramer adalah pembunuh berantai sadistis yang gemar meneror korbannya melalui permainan-permainan yang berujung maut.

Film Jigsaw berlatar pada sepuluh tahun setelah kematian Kramer, akan tetapi psikopat ini belum sepenuhnya meninggalkan dunia. Terbukti dari kemunculan mayat-mayat yang tewas dengan kondisi mengenaskan, setelah ditelusuri oleh kepolisian dan tim forensik, semua bukti menuju ke satu nama: John Kramer.

Misteri kebangkitan Kramer kemudian menjadi plot utama dalam film berdurasi 92 menit ini.

Film ini berfokus pada dua jalan cerita, yang pertama adalah para polisi dan forensik yang masih terbengong-bengong akibat kebangkitan Kramer dan berusaha mengejar petunjuk yang ia berikan, kemudian di sisi lain diperlihatkan sebuah “permainan” yang sang psikopat sedang berikan kepada lima orang korbannya.

Kelima korban tersebut disekap di suatu lumbung terpencil, mereka dipaksa mengakui dosa-dosa mereka agar tetap hidup. Setiap satu dari mereka ada yang mati, mayatnya akan ditemukan oleh pihak kepolisian sehari setelahnya.

Warisan sang pembunuh

Pada awalnya film ini seharusnya berjudul Saw: Legacy sebelum akhirnya diganti menjadi Jigsaw. Mungkin para sutradara berpikir judul lama tersebut akan memberi spekulasi atau bisa menjadi spoiler bagi penonton.

Uniknya dalam film ini konflik tidak hanya terlihat di kelima korban yang berusaha keluar dari permainan gila milik Kramer, permasalahan juga muncul pada pihak-pihak yang seharusnya melawan sang pembunuh. Saling tuduh-menuduh dan kecurigaan muncul hingga menghancurkan mereka dari dalam.

Pada akhirnya, karakter Jigsaw Killer dalam film ini dibuat lebih memiliki rasa kemanusiaan dengan menampilkan dirinya sebagai manusia biasa. Dan Kramer pun berhasil meninggalkan warisan miliknya agar masih ada yang membalaskan dendamnya serta menghakimi mereka yang salah.

Sayangnya, Jigsaw seolah berusaha terlalu keras untuk mengembalikan masa kejayaan franchise Saw. Ujungnya, film ini hanya mengandalkan kekerasan dan kesadisan brutal yang menjadi ciri khasnya tanpa didukung oleh plot ataupun cerita yang menunjang.

Namun, salah satu kekuatan dari film yang mendapat rating 6.2 dari IMDb tersebut adalah twist atau kejutan yang tersisipkan di akhir cerita. Penonton dibuat terkejut-kejut ketika tahu siapa dalang di balik pembunuhan keji tersebut dan alasan ia melakukannya.

Film Jigsaw mulai tayang di bioskop Indonesia pada 8 November mendatang.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!