Benarkah millenial malas punya mobil pribadi?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Benarkah millenial malas punya mobil pribadi?

ANTARA FOTO

Banyak yang lebih memilih ridesharing ketimbang memiliki kendaraan pribadi

JAKARTA, Indonesia —Mereka yang hidup di Jakarta pastilah mengerti benar kesengsaraan dan penderitaan yang harus dilalui pengguna jalan raya setiap hari saat beraktivitas. Jalanan yang lengang dan lancar nyaris jadi pemandangan langka di ibukota.

Wajar saja, karena menurut riset yang digagas Uber, ternyata tercatat 69% warga Jakarta memiliki mobil pribadi. Ini bisa terlihat di jalanan ibukota setiap hari. Bahkan di kawasan-kawasan perumahan banyak memiliki mobil meski rumahnya tidak memiliki fasilitas garasi. Satu keluarga dalam satu rumah pun terkadang bisa memiliki 2-3 mobil. 

Masih menurut riset serupa, diketahui bahwa jumlah mobil di Jakarta saat ini sudah mencapai 4 juta unit. Maka secara matematis, jika kecepatan perkembangan jumlah mobil terus terjadi seperti sekarang ini, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan tak bergerak (standstill) di tahun 2022 nanti.

Mungkin karena alasan-alasan tersebut pula kaum millenial ibukota seperti tidak lagi tertarik memiliki mobil pribadi. Dari 9000 responden yang mengikuti riset ini, tercatat 50% dari mereka tidak tertarik memiliki mobil pribadi. Sementara 61% generasi milenial di Asia memilih skema berbagi tumpangan sebagai opsi untuk komutasi harian mereka. 

Mengapa? Simak alasannya di bawah ini.

Waktu yang berharga

Ttingkat kemacetan memang semakin tak tertahankan. Bayangkan saja, jika dihitung, rata-rata warga Jakarta menghabiskan waktu 90 menit per hari hanya untuk terjebak macet dan mencari parkir. Dan angka itu meningkat 1,8 kali lipat di jam-jam sibuk.

Tentu lebih baik menghabiskan waktu yang berharga itu untuk keluarga dan kehidupan pribadi daripada bete di jalanan, kan?

Kepedulian lingkungan

Tak semua millenial cuek dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Mereka yang lebih memilih opsi ridesharing untuk bepergian di ibukota tentu paham bahwa tingkat polusi yang diakibatkan kendaraan sangat tinggi. Tercatat, mobil-mobil di Jakarta mengeluarkan jumlah karbon dioksida sebanyak 22 juta metrik ton per tahunnya.

Lebih hemat

Punya kendaraan pribadi tidak murah. Bukan hanya harga mobilnya yang tidak murah, tapi biaya hariannya juga. Apalagi di Jakarta. Rata-rata warga Jakarta menghabiskan uang Rp 11 juta rupiah per tahun hanya untuk bayar parkir!

Riset mengatakan bahwa kalangan milenial akan menggunakan uang mereka untuk pergi berlibur. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!