Lima insiden atlet Indonesia dirugikan wasit di ajang SEA Games 2017

Adrianus Saerong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lima insiden atlet Indonesia dirugikan wasit di ajang SEA Games 2017

ANTARA FOTO

Sebagai tuan rumah, Malaysia memiliki beragam keuntungan, termasuk menentukan cabang olah raga yang dipertandingkan di SEA Games 2017

 

JAKARTA, Indonesia – Selaku tuan rumah SEA Games 2017, Malaysia memiliki keuntungan karena bermain di depan publik sendiri. Namun bukan hanya dukungan masyarakat saja yang menguntungkan Malaysia, tapi mereka juga berhak menolak ide cabang olahraga dari negara lain, dan menentukan peraturan untuk turnamen yang diselenggarakan.

Indonesia menjadi salah satu korban dari keuntungan Malaysia tersebut. Bukan hanya saat pra-SEA Games di mana aturan dan cabang olahraga yang dipertandingkan mulai ditentukan, tapi juga ketika pesta olahraga se-Asia Tenggara resmi dimulai. Berikut lima insiden di mana diduga Malaysia melakukan kecurangan selama di SEA Games 2017:

1. Sepak takraw

Tim sepak takraw putri Indonesia memilih untuk walk out (WO) ketika menghadapi timnas Malaysia pada Minggu, 20 Agustus. Hal itu karena pelatih timnas Indonesia merasa wasit asal Singapura telah memberikan keputusan yang dianggap menguntungkan tim Negeri Jiran. Sebanyak delapan kali tekongan salah satu pemain sepak takraw putri, Lena, dianggap fault.

Manajer dan pelatih tim sepak takraw putri sudah coba menyampaikan keberatan mereka, tetapi tidak digubris oleh wasir. 

“Sejak set pertama sudah ada indikasi kecurangan, saat anak-anak mau servis. Wasit sangat terliha membela tuan rumah (Malaysia). Beberapa kali tekong kita dianggap pelanggaran,” ujar asisten pelatih tim sepak takraw putri, Abdul Gani. 

Akibat memilih walk out (WO), wasit kemudian memutuskan timnas Malaysia sebagai pemenang dalam pertandingan yang digelar Minggu kemarin. Seandainya tetap bertahan dan kalah, Indonesia memiliki peluang untuk merebut medali perunggu ketika berhadapan dengan timnas Filipina. Namun, keputusan untuk WO membuat semua peluang itu buyar.

2. Pencak Silat

Pasangan pencak silat Indonesia Hendy, dan Yolla Primadona gugur di partai puncak nomor ganda putra setelah kalah dari atlet Malaysia, Mohd Taquiyuddin Bin Hamid, serta Rosli Bin Mohd Sharif. Kalah dengan skor 582-544, pasangan ganda putra Indonesia itu mempertanyakan penilaian wasit pada laga final. 

“Biar masyarakat yang menilai, pasangan Malaysia sebelumnya selalu kalah. Kini mereka menang dengan skor sangat tinggi. Ini tak pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Yolla mengomentari poin Malaysia yang memecahkan rekor di laga tersebut. 

Rasa kecewa tidak bisa dihapus dari wajah Hendy dan Yolla. Hal itu disebabkan, mereka sudah berlatih keras selama dua tahun terakhir untuk dapat mengulangi kesuksesan meraih medali emas SEA Games 2015. 

Keduanya sempat terekam video menangis pasca diumumkan hanya meraih medali perak. Bahkan, secara blak-blakan, Yolla sempat menolak untuk naik ke podium dan menerima medali. Tetapi, ia berubah pikiran setelah ditenangkan oleh manajer tim. 

3. Sepak Bola

Selaku tuan rumah, Malaysia memiliki keuntungan untuk menentukan mekanisme pembagian grup sehingga bisa mendapat lawan yang lebih ringan. Hasil pembagian grup awal sempat diprotes oleh negara-negara tetangga. 

Akhirnya mekanisme pengundian menggunakan cara yang sama seperti di SEA Games 2015. Tapi, tetap saja Malaysia terhindar dari grup neraka dengan menghadapi Thailand, Vietnam dan Indonesia di fase grup. 

Ketika turnamen dimulai, Indonesia mulai merasakan ketidakadilan dari pihak penyelenggara. Salah satunya terjadi di lapangan ketika wasit asal Malaysia, Nagor Amin Bin Noor Mohamed menganggap Evan Dimas memicu perkelahian setelah dia dilanggar oleh pemain Timor Leste. Padahal, Evan tidak melakukan apa pun. 

Otak serangan tim asuhan Luis Milla itu akhirnya harus absen pada laga melawan Vietnam yang berakhir imbang tanpa gol.

“Jelas keputusan wasit merugikan Evan yang sebenarnya korban. Saya minta tim pelatih untuk ajukan banding terkait hal ini,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang menyaksikan langsung laga tersebut. 

Banding Indonesia ditolak. Pada kenyataannya Indonesia tetap dapat melaju ke babak semi final usai mengalahkan Kamboja 2-0. 

Kini, ketika berhadapan dengan Indonesia di babak semi final, tuan rumah membatasi jumlah tiket yang dijual bagi para pendukung Garuda Muda. 

4. Panahan

Panahan menjadi lumbung emas bagi Indonesia di SEA Games kali ini. Mereka sebenarnya berpeluang untuk menambah raihan medali di nomor regu putri recurve. 

Namun, saat Indonesia sedang berusaha untuk mengejar ketertinggalan, wasit melakukan revisi di skor set ketiga yang berakhir imbang 55-55. Wasit mengatakan bahwa satu tembakan dari tim Malaysia berada di antara angka delapan dan sembilan. Sehingga sesuai peraturan, jika mengenai garis nilai yang tertinggilah masuk dalam hitungan. 

Alhasil Indonesia kalah dengan total skor 1-5. Atlet Indonesia, Diananda Choirunisa memuji regu dari Malaysia dengan hasil ini. 

“Malaysia itu kalau regu memang bagus ya. Mereka dibina pelatih Korea dan itu memang negara top, juara dunia,” ujar Diananda yang coba dihibur oleh regu putra dengan lantunan lagu ‘Aku Ra Po Po’ milik Julia Perez.

5. Taekwondo & Karate

Selain pencak silat, kiprah Indonesia di dua cabang olahraga bela diri lainnya, taekwondo, dan karate juga mendapat hadangan sebelum SEA Games dimulai. Aturan taekwondo di SEA Games 2017 hanya membolehkan negara peserta untuk mengirim masing-masing tiga atlet putra dan putri meski ada 11 medali yang diperebutkan. Lima medali untuk nomor putera dan enam medali dari taekwondo putri. 

Namun, Manajer Pelatnas Taekwondo Rahmi Putera tidak ambil pusing dengan peraturan itu. 

“Saat di Singapura juga sama, tuan rumah memang selalu mengambil keuntungan,” katanya.

Sementara di cabang olahraga karate, Manajer Tim Indonesia Zulkarnaen Purba mengatakan bahwa Indonesia tidak mengirim wakil di nomor kumite karate SEA Games 2017. Padahal, Indonesia sudah mendaftar sejak lama, tetapi tiba-tiba nama atlet Indonesia dicoret dan tidak ada informasi lebih lanjut.

Zulkarnaen mengatakan semua sudah persyaratan sudah dipenuhi dan dibantu oleh Menpora, tapi tidak berbuah hasil. 

“Mereka tahu tim kumite putri kami ada dua karate peringkat dunia. Mereka tidak mau kita mendapatkan emas,” kata Zulkarnaen menanggapi kasus ini.

Berbagai aksi dari kubu tuan rumah memicu respons dari warga net yang meminta Menpora Imam agar menarik atlet Indonesia dari SEA Games. Namun, Imam lebih memilih untuk layangkan permintaan kepada Dewan Olimpiade Asia untuk mencoret nama-nama wasit yang diduga melakukan kecurangan agar tidak ikut Asian Games 2018. – Rappler.com

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!