Tuntut transparansi, 15 klub hadiri pertemuan tertutup dengan operator liga

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tuntut transparansi, 15 klub hadiri pertemuan tertutup dengan operator liga
Tiga klub tak tampak di lokasi pertemuan

JAKARTA, Indonesia – Desakan kuat sejumlah klub terkait operasional kompetisi sepak bola Indonesia akhirnya membuahkan hasil. PT Liga Indonesia Baru (LIB)  mengumpukan klub Liga 1 2017 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa 10 September sore.

Sayangnya, dari 18 klub kompetisi kasta tertinggi yang diundang, baru 15 klub yang hadir. Tiga klub lainnya hingga sore tadi belum terlihat. Pertemuan digelar tertutup. Media dilarang untuk meliput ataupun sekadar mengambil gambar.

Pertemuan itu merupakan hasil desakan sejumlah klub. Mereka menuntut transparansi dalam hal legal, bisnis, dan teknis dari PT LIB terkait pengelolaan Liga Indonesia. 

Suasana pertemuan sendiri sangat tertutup dan media dilarang untuk meliput ataupun sekadar mengambil gambar. Menurut resepsionis acara yang menjaga pintu masuk, klub terakhir yang datang adalah Semen Padang.

“Yang belum datang Perseru Serui, Borneo FC sama Mitra Kukar. Tidak tahu kenapa belum datang,” kata Nazlah, resepsionis tersebut.

Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar yang hadir dalam rapat tersebut mengaku tak tahu menahu. “Saya datang karena saya diundang. Kalau soal 15 klub yg bikin gerakan saya tidak tahu,” katanya.

“Yang pasti, saya ke sini ingin cari dan lihat siapa yang bilang Persib di-anak-emas-kan. Persib ini juga tidak pernah diuntungkan, dikerjain. Lihat saja kami di kandang. Malah banyak dikerjain. Kami di liga posisi juga 11. Diuntungkan bagaimana?” katanya.

Sebelumnya, mayoritas klub Liga 1 mengancam untuk tidak melanjutkan kompetisi Liga 1. Alasannya, mereka menuntut transparansi dalam tiga aspek, yakni legal, bisnis, dan teknis.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mengatakan, pertemuan itu hanyalah buah dari kesalahpahaman. “Ada miss komunikasi seolah-olah kurang transparan. Yang dikhawatirkan karena Liga 1 ini kan tinggal sebulan, bulan Februari liga 1 akan dimulai kembali,” katanya.

Edy juga membantah bahwa ada ancaman mogok dari klub-klub yang tidak terima dengan PT LIB. Semuanya, kata dia, sudah terang benderang. “Yang katanya mau mogok mau mogok, oh tidak. Ini wartawan saja memancing-mancing sehingga mereka ngomong,” katanya.

Edy mengatakan, situasi saat ini sudah membaik. PT LIB sudah mengungkapkan semua kegelisahan klub secara transparan. PT LIB akan membagikan pendanaan per klub sebesar Rp 7,5 miliar. Rinciannya, Rp 1 miliar dibagikan di awal kompetisi.

“Habis itu, Rp 514 juta per bulan. Dan nanti Rp 1 miliar terakhir di akhir Liga 1 untuk masing-masing klub,” katanya.

Edy juga mengklarifikasi situasi di Timnas. Sebelumnya, banyak klub yang mengatakan bahwa gaji para pemain timnas ditanggung PSSI. Tapi, ternyata kesepakatan tersebut batal.

“Dulu rencananya timnas itu diambil full oleh pssi. Bahkan direncanakan ada latihan di dalam sampai latihan keluar. Sehingga tidak sempat pemain itu masuk ke klub lagi. Gaji pemain digaji oleh PSSI. Itu awalnya,” paparnya.

“Tetapi sambil berjalan ke sini itu tidak terjadi. Akhirnya, pemain terus kembali ke klub. Ya tetep klub yang harus menanggung gaji pemain timnas,” katanya.-Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!