Napi asal Malang diduga kirim 500 butir ekstasi ke Bali via JNE

Bobby Andalan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Napi asal Malang diduga kirim 500 butir ekstasi ke Bali via JNE
Alamat pengirim tidak ada, sementara nomor handphone pengirim tak aktif lagi.

BALI, Indonesia – Polisi Bali menyita 500 butir ekstasi yang diduga dikirim oleh seorang narapidana di lembaga pemasyaraktan (Lapas) di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Menurut Direktur Narkoba Polda Bali Kombes Pol. Franky Hariyanto Prapat, ekstasi tersebut dibungkus dalam kemasan makanan ringan anak-anak berlogo Dolphin dan dikirim via JNE.

Pengungkapan kasus ini, menurut Franky, bermula dari kecurigaan seorang pemilik rumah di Jalan Noja Indah Nomor 7A, Kesiman, Denpasar Timur akan paket yang dikirim dari Malang. Merasa tidak pernah memesan barang, pemilik rumah, Budi Jento, tidak mau mengambil barang tersebut.

Dia tidak pernah memesan barang, maka dia menganggap barang itu bukan miliknya. Didiamkan saja barang itu di depan rumah selama beberapa hari,” kata Franky di Mapolda Bali pada Jumat, 12 Agustus 2016.

Lantaran tidak kunjung ada yang mengambil, Budi Jento kemudian menghubungi pihak JNE untuk mengambil paket tersebut dan dikembalikan ke pengirim. Sayang, tak ada alamat pengirim sehingga petugas JNE kesulitan mengembalikan paket tersebut.

Budi Jento dan petugas JNE kemudian melaporkan paket tersebut kepada kepolisian yang menelusuri alamat pengirim paket tersebut dari nomor telepon yang tertera.

Dari hasil identifikasi nomor telepon diketahui jika pengirim barang merupakan narapidana asal Lapas Kelas IIA Kerobokan yang dilayar ke Jawa Timur. Napi tersebut pernah dilayar ke Madiun dan terakhir dipindah ke Lapas di Malang.

“Petugas kami kemudian bekerjasama untuk menangkap si penerima barang. Petugas sampai menginap di rumah Budi Jento untuk mengintai orang yang mengambil paket tersebut. Tapi tak kunjung ada yang mengambil,” katanya.

Akhirnya, petugas memutuskan untuk menyita barang tersebut.‎ Namun, nomor handphone pengirim hingga saat ini tak aktif. “Senin pekan depan kami akan memanggil saksi-saksi untuk dimintai keterangan lagi,” kata Franky.

Menurut Franky, pihaknya sudah berkoordinasi dengan JNE untuk memeriksa dengan teliti setiap barang yang akan dikirim. Bila ditemukan barang-barang yang tidak dikenali jenisnya, alamat pengirim dan penerimanya, ia menyarankan agar segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian terdekat. Hal ini mutlak dilakukan karena di JNE dan jasa pengiriman lainnya tidak memiliki alat pendeteksi narkoba.

Ia meyakini jika modus yang sama sudah sering terjadi dan masuk ke Bali karena pengiriman melalui paket bandara diperketat. – Rappler.com 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!