FOTO: 5 hal yang perlu kamu ketahui tentang Museum Linggarjati

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

FOTO: 5 hal yang perlu kamu ketahui tentang Museum Linggarjati
Perundingan Linggarjati adalah perundingan pertama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Hindia Belanda

 

KUNINGAN, Jawa Barat – Tak jauh dari Kota Cirebon, salah satu kota tujuan wisata utama di Jawa Barat, ada gedung bersejarah bagi perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan secara penuh. Meskipun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah diumumkan oleh Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta pada 17 Agustus 1945, jalan menuju kemerdekaan secara penuh tidak mulus.  Belanda berat hati melepas kekuasaannya di Indonesia.

Museum Gedung Perundingan Linggajati terletak di sebelah selatan Kota Cirebon. Dalam hari-hari biasa dikunjungi 100-200 orang.   Pada akhir pekan dan musim liburan sekolah, jumlah pengunjung meningkat.  Tarif masuknya sangat murah, Rp 2.000 per orang dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Museum ini dirawat cukup baik dan pas untuk wisata edukasi. Berikut 5 Hal yang menarik tentang Museum Gedung Perundingan Linggarjati.

Asal mula museum

Museum Gedung Perundingan Linggarjati, Kab Kuningan, Jawa Barat, Selasa (27/12/2016). Fot oleh Uni Lubis

Sebelum menjadi gedung bersejarah, pada tahun 1918 bangunan di atas lahan seluas 2, 4 hektare ini adalah rumah sederhana milik Bu Jatisem yang diperistri orang Belanda bernama Tuan Tersana. Dalam perjalanannya bangunan dan tanah pernah digunakan sebagai kantor dan rumah orang Belanda, kemudian direbut Jepang pada tahun 1942, dan menjadi Hotel Merdeka pada tahun 1946, ketika digunakan sebagai lokasi perundingan Linggarjati.

Di antara Jakarta dan Yogyakarta

Ruang Perundingan Linggarjati, November 1946, Selasa (27/12/2016). Foto oleh Uni Lubis

Gedung Hotel Merdeka ini dipilih sebagai lokasi perundingan Linggarjati karena letaknya yang ada di tengah-tengan antara Ibukota Jakarta yang dikuasai Pemerintah Hindia Belanda saat itu, dan Yogyakarta yang dikuasai Pemerintah Republik Indonesia. Lokasi di Desa Linggajati, Cilimus, Kabupaten Kuningan ini diusulkan oleh Ibu Maria Ulfah Santoso, Menteri Sosial saat itu. Ayah Maria Ulfah adalah mantan Bupati Kuningan.

Penentu masa depan Indonesia

Ruang tidur delegasi Indonesia saat Perundingan Linggarjati 1946, Selasa (27/12/2016). Foto oleh Uni Lubis

Delegasi Indonesia dalam perundingan Linggarjati dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir, Pemerintah Kerajaan Belanda diwakili oleh delegasi yang dipimpin Wim Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook.  Penengah dalam perundingan pertama antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda ini adalah Lord Killean dari Inggris.  Perundingan Linggarjati menentukan masa depan Indonesia.

Indonesia-Belanda sepakat membentuk RIS

Di ruangan ini Presiden Sukarno bertemu ketua delegasi Belanda di Perundingan Linggarjati, Selasa (27/12/2016). Foto oleh Uni Lubis

Hasil Perundingan Linggarjati terdiri dari 17 pasal, yang antara lain isinya: Belanda mengakui secara de fakto bahwa wilayah RI yaitu Jawa, Sumatera dan Madura, Belanda harus meninggalkan wilayah RI yang paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949, Pihak Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk Negara RIS, dalam bentuk negara RIS, Indonesia harus bergabung dalam Commonwealth/persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri belanda sebagai kepala Uni.

Berdiri di atas lahan 24.500 meter

Museum Linggarjati ada di lahan seluas 2,4 ha yang kini jadi Taman Rekreasi, Selasa (27/12/2016). Foto oleh Uni Lubis

Museum Perundingan Linggajati  berdiri di atas areal seluas sekitar 24.500 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 1.800 meter persegi. Bangunan yang direnovasi menjadi mjuseum pada tahun 1977 ini terdiri atas: ruang sidang, ruang sekretaris, kamar tidur Lord Killearn, ruang pertemuan Presiden Soekarno dan Lord Killearn, kamar tidur delegasi Belanda, kamar tidur delegasi Indonesia, ruang makan, kamar mandi/WC, ruang setrika, gudang, bangunan paviliun, dan garasi.– Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!