2 petualang, 2 cerita perjalanan

Brian Arga Wana

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

2 petualang, 2 cerita perjalanan
Efenerr dan Famega jalan-jalan untuk refreshing dan merayakan perbedaan. Apa saja cerita mereka?

 

JAKARTA, Indonesia — Menyambut musim libur panjang akhir tahun sebentar lagi, banyak yang sudah menyiapkan tujuan, budget, dan bagaimana mereka akan mengisi hari libur akhir tahun. Saat ini sudah banyak destinasi libuan yang bagus dari dalam negeri maupun luar negeri, jadi pilihan tidak terbatas dengan yang itu-itu saja.

Farchan Noor Rachman dan Famega Syavira Putri adalah dua orang traveler yang senang berpetualang menjelajahi tempat-tempat menarik dan eksotis di dunia ini.

Farchan, atau lebih dikenal dengan nama Efenerr, mengatakan ia sangat senang berkunjung ke tempat-tempat yang belum terkenal. Semakin jauh destinasinya, semakin ia mencari tempat yang tidak terkenal. 

Pria yang salah satu destinasi favoritnya adalah Jepang ini, memiliki cara untuk terus bisa jalan-jalan, yaitu dengan menggunakan tabungan berjangka. Itulah cara yang menurutnya ampuh.

“Jadi tiap bulannya saya akan menabung yang sudah ditetapkan oleh pihak bank. Itu yang membuat saya terus bisa jalan-jalan tiap tahunnya,” kata travel blogger itu dalam acara Rappler Talk: Jalan-jalan, Yuk! yang digelar di GoWork, Jakarta, pada Kamis, 30 November.

“Selain itu, dalam melakukan perjalanan, Anda harus memilih salah satu. Penginapan enak atau makan enak,” ujarnya.

Sebelum menjadi penulis perjalanan, Efenerr lebih menyukai dunia fotografi. Ia terus berkelana mencari tempat foto yang menarik. Dengan itu, ia merasa lebih tertarik untuk menjadi traveler. 

Ia memilih untuk menjadi traveler dan menulisnya dalam blog yang bermula pada 2011. Blog menurutnya mampu menampung cerita perjalannya yang panjang, dan bisa dimasukan dengan foto-foto selama perjalanannya.

Mengawali diri sebagai petualang, Efenerr memulai dengan mendaki Gunung Merbabu bersama teman-teman pramuka. Kala itu ia masih SMP. 

“Asal nekat aja, hanya ikutin pendaki yang di depan. Dan menggunakan tenda pramuka untuk nge-camp,” ujarnya. 

Jalan-jalan baginya juga merupakan suatu aktivitas yang refreshing, apalagi mengingat ia merupakan seorang karyawan.

Famega pun demikian. Penulis perjalanan dan mantan jurnalis ini baru saja pulang dari perjalannya melintasi benua Asia-Afrika. Ia melalui 23.181 kilometer, 44 kota, 145 hari, dalam perjalanannya selama 4,5 bulan menggunakan jalur darat.

Banyak sekali pengalaman yang ia dapatkan selama perjalannya. Mulai dari bertemu dengan pengungsi sampai dengan digodain bahkan dicolek warga lokalnya.

Wanita yang tak pernah bosan jalan-jalan ke Yogyakarta ini, memiliki cara unik untuk tetap bisa terus melakukan hobinya, jalan-jalan. 

“Saya rela tidak membeli sepatu, tas, atau belanja apapun tiap bulannya untuk saya bisa menabung. Tentunya di luar kebutuhan pokok saya itu ya. Sedangan jalan-jalan atau berpetualang sudah menjadi prioritas saya. Karena itu saya rela tidak shopping demi prioritas saya,” katanya.

“Dalam perjalanan kemarin, saya tidak berbelanja apapun di luar kebutuhan saya selama 6 bulan.”

Ia menjelaskan bahwa dalam perjalanannya liburan atau berpetualang, tidak harus mengjungi tiap tempat yang harus bayar. Famega menjelaskan bahwa, tanpa harus mengeluarkan uang untuk tiket masuk suatu tempat, kalian bisa mendapatkan sensasi atau suana yang hebat. 

Ia pun rela menginap di hostel saat perjalanan panjangnya itu demi tercapai keinginannya, karena ia percaya bahwa perjalanan adalah merayakan perbedaan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!