Kisah Kaesang Pangarep membangun usaha kaos ‘Sang Javas’

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah Kaesang Pangarep membangun usaha kaos ‘Sang Javas’
Kaesang mengatakan tidak ada campur tangan dari Presiden Jokowi terhadap usaha kaosnya

SEMARANG, Indonesia – Pusing mencari modal. Itulah keluhan yang disampaikan oleh putra bungsu Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Kaesang Pangarep di hadapan ribuan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM) pada Senin siang, 18 September.

Kaesang tengah berbagi kisahnya bagaimana membangun usaha kaos yang diberi nama ‘Sang Javas’ di hadapan peserta seminar nasional bertajuk ‘Ketika Ekonomi Dalam Genggeman Digital’. Ia menjelaskan saat ini tengah disibukan dengan pengembangan bisnis clothing ‘Sang Javas’. Sedikit pamer, Kaesang mengatakan sejak diluncurkan 27 Agustus lalu, kaosnya laris manis diburu para pembeli.

“Saya sejauh ini masih mengembangkan satu desain kaos dan sudah terjual hampir 2.000 buah. Dalam waktu dekat, saya akan membuat satu desain lagi yang tentunya diproduksi untuk anak muda,” kata Kaesang kepada Rappler yang menemuinya usai menjadi pembicara.

Lalu, apa makna di balik nama ‘Sang Javas’? Pemuda berusia 22 tahun itu mengatakan ‘Sang Javas’ punya makna mendalam. Kedua kata itu dianggap sebagai keberuntungannya.

“Merek Sang Javas itu punya arti tersendiri. Sang merupakan nama saya sendiri. Sedangkan, Javas mengusung filosofi jualannya paling cepat dan laku. Bisa juga dijabarkan Jawa at Solo,” kata Kaesang menjelaskan.

Namun, ia enggan mengungkap berapa keuntungan yang sudah berhasil diraupnya dari berjualan kaos dengan tema gambar kecebong itu. Sebab, bisnisnya itu masih terus berkembang untuk mendapatkan desain yang lebih kreatif lagi.

Kendati menjadi putra orang nomor satu di Indonesia, namun Kaesang mengaku keluarganya tidak ikut campur dalam usahanya tersebut. Bahkan, Presiden Joko “Jokowi” Widodo pun tidak ikut memberikan bantuan permodalan.

Kendati begitu, Kaesang tidak menampik punya ayah seorang Presiden juga menjadi daya tarik kaos ‘Sang Javas’. Sebab, kaosnya diluncurkan ketika ayahnya masih berkuasa. Namun, ia tetap menegaskan, punya ayah seorang Presiden bukan faktor utama yang menyebabkan usahanya laris.

“Semuanya benar-benar dari nol. Saya modali sendiri sampai kaos saya laku terjual. Saya bisa beli ponsel dan dapat penghasilan sendiri tanpa meminta uang saku dari orang tua,” katanya.

Kaesang juga berbagi tips dengan para mahasiswa yang hadir dalam seminar itu. Menurutnya, untuk menjadi seorang wirausaha butuh daya juang yang tinggi. Ia ingin anak muda di Indonesia meniru apa yang telah ia lakukan selama ini.

“Yang penting mau kerja dan mau bergerak saja. Jangan mau nunggu-nunggu di rumah. Enggak akan berkembang nanti. Satu lagi jangan gampang ngeluh,” kata Kaesang berbagi tipsnya.

Ia pun mengakui ketika awal merintis ‘Sang Javas’, modal menjadi salah satu isu yang memusingkan kepalanya. Tetapi, untungnya ia dan teman-teman bisa saling membantu.

“Membuka usaha sendiri itu pusing, termasuk saya. Tapi nantinya pasti dinikmati juga,” kata dia.

Jurus jitu lainnya yang ia bagi ke mahasiswa yakni harus selalu berinovasi. Jurus itu, katanya, akan menyelamatkan bisnis dari ketatnya persaingan usaha serupa di Indonesia.

Kaos kecebong miliknya merupakan hasil kreasi yang cukup lama. Kaesang menyebut pemilihan warna yang unik, ditambah pangsa pasar yang jelas membuat bisnisnya itu kini bisa bersaing di pasaran.

“Kita enjoy aja. Karena segmen kita beda dengan lainnya. Saya selalu meriset ulang pangsa pasar anak muda terutama lewat follower yang ada di instagram. Setelah itu, saya menyasar segmen anak muda usia 18-35 tahun. Banyak riset-riset yang saya lakukan agar dirasa pas dan cocok buat mereka,” kata dia.

Coba bisnis komik

Kaesang mengatakan di era digital seperti saat ini, toko offline belum terlalu mendesak untuk dimiliki. Lagipula ia merasa lebih sesuai berjualan secara langsung melalui online dibanding membuka toko.

“Saya enggak pernah mikirin toko. Lagian operasionalnya perlu banyak orang. Lha wong kita kalau meeting cukup di warung kopi kok. Yang penting (kaos kecebong) terus dikembangkan dari sisi kreatifnya,” kata dia.

Jika tidak ada aral melintang, ia menargetkan akan membuka usaha lain yakni komik dan animasi. Bahkan, Kaesang berambisi untuk membawa usaha barunya ini ke luar negeri. Sehingga, semua orang tahu dengan perkembangan bisnisnya hingga ke mancanegara.

“Kalau dilokalkan tidak akan berkembang, makanya harus sampai ke luar negeri. Biar dikenal luas,” katanya.

Lalu, apa tanggapan mahasiswa USM usai mendengar kisah Kaesang? Andika, seorang mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USM mengaku cerita Kaesang menginspirasi untuk membuka usaha sendiri. Tujuannya, agar bisa mendapat penghasilan tambahan.

“Kepengin sih bikin kaos sendiri biar bisa dapat uang saku, syukur-syukur bisa untuk membiayai kuliah sampai rampung,” kata dia. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!