SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
SIDOARJO, Indonesia-Tak ada yang bisa ditemui Rappler Indonesa di rumah Kapten Pilot Air Asia QZ 8501 Iriyanto di perumahan Pondok Jati, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 29 Desember 2014. Istrinya, Ida, tak nampak, anaknya juga.
Yang tampak hanya wajah-wajah pria sebaya dengan Iriyanto. Mereka tak lain adalah sahabat-sahabat Pilot Iriyanto.
“Ibu masih istirahat,” kata salah seorang pria. Rappler pun memutuskan untuk duduk bersamanya di pelataran.
Belakangan Rappler berkenalan dengannya, ia adalah Pieter Daoriwoe, salah satu sahabat Pilot Iriyanto.
Pieter mengenal Iriyanto sejak 1983 saat mereka mengikuti Ikatan Dinas Pendek di Sekolah Penerbang Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PDSP) Lapangan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.
Lalu, pria paruh baya ini melanjutkan, bahwa tak hanya istri Pilot Iriyanto, tapi juga anak-anak Iriyanto sedang beristirahat, “Kecapekan,” katanya.
Dari Pieter juga, Rappler mengetahui bahwa anak Pilot Iriyanto, Angela Anggi Ranastianis (25) atau yang akrab disapa Ninis, sedang istrirahat karena sakit.
Sehari sebelumnya, kata Pieter, Ninis dan adiknya Galih (7) sedang berada di Yogyakarta untuk liburan. Setelah mendengar kabar hilangnya pesawat yang diterbangkan ayah mereka, mereka langsung diterbangkan pulang oleh AirAsia.
Pieter sendiri juga langsung bertolak dari Malang pada hari Minggu sore, 28 Desember 2014 setelah mengetahui berita hilangnya pesawat itu di televisi. “Saya baru sampai dari Bali, dengar berita itu saya langsung berangkat ke Surabaya dari Malang.”
Sahabat: Iriyanto seorang fighter
Pieter yang mengenal Iriyanto sejak 31 tahun lalu, kemudian bertutur, sejak pendidikan, Iriyanto dikenal sebagai orang yang sederhana, supel dan dekat dengan siapa saja.
Selain supel, Iriyanto juga dikenal sebagai seorang fighter, penerbang kelas utama. Tak hanya menekuni pekerjaannya sebagai pilot, Iriyanto juga hobi naik motor. “(Iriyanto) ikut komunitas moge (motor gede) juga, jadi ketua RT juga.” Iriyanto yang pernah menjadi penerbang pesawat tempur TNI-AU ini telah mencatatkan 20.537 jam terbang.
Sahabat terus berdatangan
Sampai saat Rappler hadir, beberapa sahabat datang silih berganti. Perwakilan dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tempat Ninis bekerja pun hadir untuk memberi support dan membesarkan hati keluarga. Juga Bapak-Ibu guru dari SD Al Hikmah, tempat Galih bersekolah. “Malam nanti mau diadakan doa bersama untuk keselamatannya. Kemarin pun sudah sempat doa bersama.”
Sampai saat ini belum ada kabar lebih lanjut tentang Iriyanto dan para penumpang lain di pesawat tersebut. Tapi mereka masih menunggu dan berharap akan kepulangan sahabat mereka, Pilot Iriyanto.-Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.