Bahasan orang Indonesia di Twitter: Makanan sampai pup

Camelia Pasandaran

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bahasan orang Indonesia di Twitter: Makanan sampai pup
Orang Indonesia harus lebih banyak belajar untuk menggunakan media sosial untuk hal yang berguna, tak sekedar membahas makanan dan pup.

 

 

JAKARTA, Indonesia — Orang Indonesia ternyata banyak membicarakan hal-hal tidak penting di media sosial, mulai dari makanan sampai pup. 

Dalam diskusi Sosial Media untuk Kepentingan Publik dan Peran Jurnalisme di Dewan Pers, CEO Provetik Iwan Setyawan mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan orang Indonesia dari bangun pagi sampai malam ini bisa diketahui dari analisis data kicauan dan percakapan di Twitter. 

“Orang Indonesia banyak bicara di Twitter. Topiknya ga penting seperti tidur, makan dan galau,” kata Iwan. 

 

Kebiasaan makan orang Indonesia

Sumber Iwan Setyawan

“Dari social media, jadi tahu kebiasaan orang Indonesia makan. We don’t really discuss about breakfast,” kata Iwan yang melakukan analisis data Twitter. 

Sarapan pagi tidak banyak dibicarakan di Twitter. 

Makan siang lebih banyak dibicarakan. Makanan yang paling banyak dibicarakan adalah nasi padang dan gado-gado. 

Sementara itu, pada waktu makan malam, makanan yang paling banyak dibicarakan adalah nasi goreng, daging dan ayam penyet. 

Kebiasaan diet salah orang Indonesia juga terpampang dari kebiasaan makan mereka. 

“Sayuran dan buah lebih banyak dibicarakan pada makan siang. Sementara itu, diet gagal pada malam hari, karena makanannya lebih berat dibandingkan menu makan siang,” kata Iwan. 

Secara umum, makanan yang paling populer di Indonesia adalah nasi, ayam dan mie. 

 

Berawal dari makanan hingga kotoran

 Sumber Iwan Setyawan

Tak hanya makanan yang banyak dibicarakan di media sosial. Orang Indonesia ternyata juga sering membicarakan kebiasaan mereka buang air besar di Twitter. 

“Pup banyak dibahas antara jam 4 sampai jam 5,” kata Iwan. 

Selain kata “boker”, kata-kata lain yang banyak disebut terkait dengan kebiasaan pup adalah “pengen”, “nahan” dan “kebelet”. 

Penggunaan kata “kebelet” lebih rendah saat bulan puasa, dibandingkan saat bukan bulan puasa. 

 

Menggunakan media sosial untuk hal yang berguna

Sebanyak 74 juta orang Indonesia aktif di Twitter. Namun banyak orang Indonesia menggunakan media sosial ini untuk hal-hal yang sifatnya menghibur, dan tak banyak menggunakannya untuk hal-hal yang penting. 

Anggota Dewan Pers Ninok Leksono mengatakan bahwa pembelanjaan gadget orang Indonesia mencapai US$ 3 miliar dalam setahun. 

Gadget tidak turun dari langit secara gratis, tapi diimpor dengan menghabiskan devisa,” kata Ninok. “Distraction costs us a lot. Jangan larut dalam social media, larut dalam wkwkwk, lupa infrastruktur, habiskan devisa dan menambah jatuhnya rupiah.”

Ninok mengatakan bahwa banyak orang ketika aktif di media sosial justru menghabiskan waktunya untuk hal-hal kecil. 

We’re all journalist now,” kata Ninok. “Tapi orang orang di Indonesia itu lebih banyak bercandanya. Itu yang mengkuatirkan. Hasilnya, alih-alih membuat kita enlightened, justru kita terserap. We spent so much time on small things.”

Iwan sepakat dengan Ninok. Ada banyak hal penting yang mestinya bisa dilakukan dalam media sosial seperti pemberdayaan sosial. 

Social media channel, selain untuk hahahihi, harus dipakai lebih serius, misalnya membicarakan hukuman mati,” kata Iwan. “Education and health services ga banyak diomongin, meskipun sudah krisis. They don’t really see it,” kata Iwan. 

 

Apa yang bisa dilakukan? 

Meski banyak orang Indonesia membicarakan hal-hal tidak penting di media sosial, Iwan mengatakan bahwa pada saat yang sama bertumbuhan gerakan-gerakan sosial. Inilah yang bisa terus dikembangkan untuk membuat media sosial menjadi bermanfaat. 

“Banyak gerakan sosial akhir-akhir ini di orkestra sama social media,” kata Iwan. “Social media tempat untuk menggelontorkan story, seperti Blood For Life.”

Blood For Life adalah program yang diisiasi oleh Valencia Mieke Randa untuk membantu program donasi darah Palang Merah Indonesia (PMI) bagi orang yang memerlukan. 

“Tahun 2009, mereka hanya 44 orang, sekarang memiliki 77 ribu pengikut,” kata Iwan. 

Contoh gerakan sosial lainnya adalah Indonesia Berkebun dan Indonesia Mengajar. 

“Gerakan-gerakan ini membutuhkan narasi yang kuat dan deskriptif.”

Sementara itu, Ninok mengatakan bahwa media sosial seharusnya bisa meningkatkan daya saing penduduk Indonesia. — Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!