Ahok minta maaf menggunakan “bahasa toilet”

Raphaella

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ahok minta maaf karena menggunakan "bahasa toilet" saat sedang diwawancara oleh Kompas TV. Menurutnya, dia mengatakan itu karena kesal terhadap kemunafikan.

 

JAKARTA, Indonesia — Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama meminta maaf karena menggunakan kata-kata kasar ketika sedang diwawancara dalam siaran langsung sebuah stasiun televisi swasta. 

“Jadi ya itu tadi, kalau orang yang merasa tersinggung, atau merasa tidak suka perkataan saya membawa bahasa toilet, ya saya minta maaf,” kata Ahok, Jumat, 20 Maret 2015. 

 

 

Gubernur marah ketika ditanya soal APBD

Sumber Youtube 

Ahok melontarkan kata yang dinilai tidak sopan ketika sedang diwawancara oleh Kompas TV, 18 Maret 2015.  

Presenter Kompas TV Aiman Witjaksono menanyakan Ahok soal dana siluman sejumlah Rp 12,7 triliun yang dimasukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2015. 

“Kita sudah punya nih, lu jangan buat ini dong. Eh dibalikin ini yang buat suap, sialan gak tuh,” kata Ahok mengutip pembicaraannya sendiri pada DPRD.

“Makanya gue bilang, panggil gue ke angket. Biar gue jelasin semua. Biar gue bukain tai-tai semua dia seperti apa.”

Aiman kemudian mengingatkan Ahok bahwa mereka sedang dalam siaran langsung. Tapi Ahok kembali mengulangi kata tersebut. 

Gak apa-apa, biar orang tau emang tai. Gua bilang tai itu apa, kotoran, ya silakan,” kata Ahok. 

“Mungkin bisa lebih diperhalus Pak Gubernur DKI Jakarta, dengan segala hormat,” kata Aiman. 

“Kalau gue mau ngomong tai, mau bilang apa. Wawancara live gue, ya risikonya gitu. KompasTV jangan pernah wawancara gue live kalau ga suka kata gue tai segala macam. Itu bodohnya anda mau live, lain kali rekaman aja biar bisa anda potong.”

 

KPAI, KPI dan anggota DPR protes Ahok

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) serta anggota DPR mengkritik Ahok karena ucapannya tersebut. 

Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan Kementerian Dalam Negeri harus mengusut pelanggaran etik yang dilakukan Ahok dengan mengungkapkan kata kasar di media. 

“KPAI menilai dialog yang menampilkan kata-kata kotor dan kasar itu sangat buruk dan tidak pantas disampaikan pejabat publik. Gubernur telah memberikan teladan sangat buruk bagi anak-anak,” kata Asrorun sebagaimana dikutip kompas.com, Jumat, 20 Maret. 

Anggota KPI bidang pengawasan isi siaran Agatha Lily mengatakan kasus Ahok adalah pelajaran untuk lembaga penyiaran. 

“Televisi disaksikan oleh sejumlah masyarakat dari berbagai latar belakang, disaksikan juga oleh anak-anak dan remaja. Ini bisa menjadi contoh buruk,” kata Agatha seperti dikutip oleh inilah.com, Kamis, 19 Maret. 

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi I Tantowi Yahya juga menyesalkan ucapan Ahok. 

“Nanti jangan salahkan kita kalau ada yang bilang ke orangtuanya, dasar maling lu, bajingan lu,” kata Tantowi. 

 

Ahok muak dengan kemunafikan 

Ahok mengatakan bahwa dia bicara kasar karena dia sudah tidak tahan melihat kemunafikan. 

“Tapi kalau kamu hidup di tengah-tengah masyarakat yang begitu miskin, sementara oknum pejabat nyolong uang gila-gilaan dan dengan santun gaya bahasa agama, kamu muak ga kira-kira?” tanya Ahok. 

“Saya betul-betul muak dengan kemunafikan, kepura-puraan, dengan sistem oknum pejabat yang hidup mewah-mewah, sementara rakyat ga bisa hidup. Makanya jujur aja, saya jadi politisi di tegah kemarahan, kemarahan melihat oknum pejabat yang korup, tapi santun luar biasa, tapi rakyat begitu miskin. Makanya saya marah. Itu kemuakan hati saya saja. Ga bisa nahan ya keluar.”

 — Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!