Polisi tangkap 13 orang anggota kelompok bersenjata Aceh

Nurdin Hasan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi tangkap 13 orang anggota kelompok bersenjata Aceh

EPA

Tiga belas orang yang ditangkap Polda Aceh melakukan berbagai aksi teror dan kriminal, seperti penculikan. Sebagian dari mereka adalah mantan GAM.

BANDA ACEH, Indonesia – Kepolisian Daerah Aceh mengumumkan telah menangkap 13 orang yang diduga anggota kelompok bersenjata yang sering melakukan aksi teror dan kriminal. 

“Tersangka ada 13 orang yang sudah ditangkap dan masih ada tersangka-tersangka lain yang sedang kita buru,” kata Kapolda Aceh, Irjen Husein Hamidi, dalam konferensi pers, Senin, 13 April 2015. 

Anggota komplotan bersenjata berinisial JN, MR, SH, AR, IR, MS, MM, YM, ND, MA, DK, AR, dan RS. 

“Mereka telah melakukan 10 kasus kriminal bersenjata api, termasuk penculikan, yang terjadi sejak tahun 2014 sampai 2015.”

Para tersangka itu ditangkap di kabupaten-kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen dan Provinsi Riau dalam operasi yang dilakukan sejak November 2014 hingga awal April 2015.

“Kasus-kasus kekerasan dan penculikan yang terjadi di Aceh Timur dan Aceh Utara dilakukan mereka bermotif ekonomi, dan ini sangat meresahkan masyarakat,” kata Husein. 

Menurut Husein, para tersangka bertindak sebagai pemantau situasi, pemasok logistik dan pelacak korban penculikan.

Dari mereka polisi menyita 7 pucuk senjata api, terdiri dari Ruchnoy Pulemet Degtyarova (RPD), 3 AK-56, M-16, GLM dan pistol FN serta lebih dari 1.600 amunisi berbagai jenis.

Barang bukti serta para tersangka yang mengenakan pakaian oranya dengan kepala tertutup juga dihadirkan. 

Belum ada informasi apakah di antara mereka ada yang terlibat langsung dalam penculikan dan pembunuhan kedua intelijen TNI. Seperti diketahui bahwa dua anggota TNI diculik pria bersenjata, 23 Maret lalu. Sehari kemudian keduanya ditemukan tewas dengan luka tembak.

(BACA: Dua intel TNI tewas saat menyelidiki GAM)

Menurut sumber intelijen, di antara yang ditangkap terdapat beberapa mantan gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Seperti diketahui bahwa Pemerintah Indonesia dan GAM menandatangani perjanjian damai di Helsinki, ibukota Finlandia, pada Agustus 2005 untuk mengakhiri konflik bersenjata di Aceh yang menewaskan lebih 25.000 orang, sebagian besar warga sipil. — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!