Ahok: Penyelenggara pesta bikini bisa ditangkap

Narendra Adhiaksa, Miryam Joseph Santolakis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ahok: Penyelenggara pesta bikini bisa ditangkap
Pesta bikini yang rencananya digelar akhir pekan ini batal. Dari gubernur sampai menteri mengkritik acara ini. Polisi pun akhirnya bergerak mencari penyelenggaranya.

JAKARTA, Indonesia — Gubernur Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengatakan bahwa penyelenggara pesta bikini untuk siswa yang baru selesai ujian nasional bisa dipolisikan. 

“Itu mah ga bener kalo pesta bikini. Ditangkep. Itu ada KUHP asusilanya kok,” kata Ahok, Kamis, 23 April 2015. “Kalau bikini di Ancol boleh, sambil berenang boleh.”

Selain penyelenggara, Ahok mengatakan kalau ada siswa yang ikutan pesta tersebut, harus diberikan sanksi. 

“Makanya kalau dia udah lulus, model kaya gitu ga usah kasih kuliah harusnya. Ga bisa masuk (universitas) negeri misalnya, disanksi,” katanya, menambahkan kalau sampai terjadi baru dicarikan hukuman buat mereka. 

Ahok melanjutkan bahwa membebaskan siswa SMA yang baru selesai UN untuk merayakannya, tapi juga harus mempertimbangkan tidak semua orang punya uang untuk membayar biaya pesta. 

Pesta bikini selepas UN

Media memberitakan bahwa acara pesta bikini ini diselenggarakan oleh sekelompok remaja untuk merayakan selesainya Ujian Nasional. Pestanya bertema Splash After Class dengan konsep pool party. Tempatnya di Hotel Media and Towers, di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. 

Dress code untuk acara ini yang kemudian membuat heboh, yakni bikini. 

Undangan acara yang awalnya hendak diselenggarakan pada 25 April 2015 ini sudah tersebar di media sosial dan YouTube. Di Youtube, judul videonya adalah GoodBye UN Pool Party Divine Production SPLASH AFTER CLASS. Undangan di Youtube ini sudah dihapus. 

Acara ini tidak gratis. Untuk pembelian tiket masuk sebelum hari H, harganya Rp 150 ribu, sementara pada hari acara Rp 200 ribu. Penyelenggara juga menyediakan paket VIP dan VVIP dengan paket anggur seharga Rp 2,4 juta dan Rp 5 juta. 

Dalam poster acara ini, penyelenggara menyebut pesta tersebut didukung oleh sejumlah sekolah di Bekasi dan Jakarta, termasuk SMA 38, SMA 100, SMA Insan Cendikia, SMA 29, dan SMA 8 Bekasi. 

 

Bu Menteri dan KPAI ikutan marah

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise mengakui sedang menginvestigasi masalah pesta bikini tersebut. 

“Kita harus kaji. Itu harus dipertanyakan. Itu masalah budaya Barat yang masuk. Tapi harus diingat tidak semua budaya kita terima,” kata Yohana, Kamis, 23 April. 

Yohana mengatakan dia akan segera mendiskusikan rencana pesta tersebut dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan. 

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menilai acara ini melanggar norma. 

“Kegiatan ini sangat berbau pornografi, seks bebas,” ujar komisioner KPAI Rita Pranawati seperti dikutip media. 

“Pihak sekolah harus memanggil seluruh siswa untuk mengingatkan bahwa perbuatan tersebut tidak pantas dilakukan pelajar. Orang tua dapat mencegah keterlibatan anak dalam kegiatan pesta bikini ini.”

Pesta sudah dibatalkan

Lepas dari semua kontroversi, acara pesta bikini dibatalkan karena hotel merasa penyelenggara mencatut logo dan nama hotel tanpa izin untuk mempromosikan acara. 

“Iya betul, memang tadinya ada acara itu di sini,” kata Ivan, humas dari Hotel Media and Towers, pada Rappler, Kamis, 23 April. “Tapi acara tersebut sudah dibatalkan. 

Hotel Media and Towers membatalkan karena ada pencatutan logo hotel yang disebut ikut mendukung dalam video undangan di Youtube yang disebar penyelenggara. Ivan mengatakan bahwa pihak hotel tidak terkait dengan acara tersebut, dan itu murni diselenggarakan oleh Divine Production.

Tapi penyelenggara tetap dicari polisi

Pejabat sementara Kepala Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Budi Widjanarko, mengatakan Subdit Cyber Crime Direktoral Kriminal Khusus sudah melacak penyebar undangan pesta bikini.  

“Kami akan cek, dan akan kita panggil penyelenggaranya,” kata Budi seperti dikutip media. “Mau jadi apa kalau kelulusan UN pakai acara begitu.” — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!