SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
SEMARANG, Indonesia — Kokok Dirgantoro, salah satu blogger Rappler pernah mengungkapkan dalam tulisannya tentang realita kelas menengah perkotaan hari ini yang tidak lagi bangga dengan kepemilikan rumah.
Alih-alih berjuang untuk menabung biaya membeli rumah, penghasilan mereka malah banyak tersedot untuk membiayai gaya hidup.
(BACA: Bangga punya rumah: Kapan pemerintah urus sungguh-sungguh perumahan?)
Kamu termasuk salah satunya? Ada kabar baik untuk kamu.
Program 1 juta rumah diluncurkan, bunga KPR FLPP turun
Sekarang biaya untuk memiliki rumah menjadi semakin murah. Bisa jadi kamu tidak perlu terlalu drastis mengubah gaya hidup untuk bisa membeli rumah sendiri.
Rencana pemerintah menurunkan suku bunga kredit pembelian rumah melalui mekanisme fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari 7,25% menjadi 5% mulai berlaku efektif pada Rabu, 29 April 2015.
Kebijakan ini diambil sebagai bagian untuk mendukung program penyediaan 1 juta rumah yang dicanangkan pemerintah.
“Bunga KPR 5% ini akan mulai diluncurkan bersamaan dengan peluncuran program 1 juta rumah,” demikian diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Semarang hari ini dalam acara peluncuran program 1 juta rumah.
Jokowi: kita harus berani melakukan loncatan
Presiden Joko “Jokowi” Widodo sendiri turut hadir di kota lumpia untuk meresmikan program 1 juta rumah.
Menurutnya meskipun dianggap terlalu ambisius oleh sebagian kalangan, target pembangunan 1 juta rumah yang dicanangkan pemerintahannya, sangat mungkin untuk dicapai.
“Banyak yang mengatakan apakah tidak terlalu ambisius 1 juta rumah? Saya sampaikan kalau dikerjakan dengan cara-cara normal tidak akan tercapai. Tapi kalau berani melakukan loncatan, target itu tercapai.
Presiden ketujuh Indonesia ini juga ternyata telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mendukung rencananya melakukan “loncatan”.
“Tiga minggu lalu saya kumpulkan BUMN-BUMN yang punya tabungan uang besar dan didiamkan bertahun-tahun di bank dan mendapatkan bunga kecil karena tidak berani ambil resiko. Contohnya BPJS, ada uang besar sekali sekitar 180 triliun. Tetapi tidak bisa digunakan karena regulasinya hanya bisa dimanfaatkan 5% untuk bangun rumah”
“Saya sampaikan agar diubah. Kalau bisa 50% kalau tidak 30%-40%. Misal 40% digunakan untuk bangun rumah, itu besar sekali. Dan itu bukan uang hilang karena akan digunakan untuk bangun rumah dan rumah susun. Ini yang belum pernah kita lakukan bertahun-tahun” Jokowi mengelaborasi gagasannya.
Pengembang siap mendukung
Tidak hanya pemerintah, pihak pengembang sebagai eksekutor juga siap untuk mendukung implementasi program 1 juta rumah.
Dikutip oleh bisnis.com, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy menuturkan bahwa dalam rangka mendukung program sejuta rumah, para pengembang REI yang berada di 33 provinsi telah berkoordinasi Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada akhir Januari lalu.
Sebagai keluarannya, telah dirumuskan komitmen pembangunan jumlah rumah susun tapak (RST) dan Rusunami di masing-masing daerah. — Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.