Sinyal bahaya untuk Mayweather Jr

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sinyal bahaya untuk Mayweather Jr
Floyd Mayweather Jr memang dominan di atas ring. Dia tak terkalahkan. Tapi dia selalu kerepotan bermain dengan petinju kidal. Bahaya. Lawannya Minggu pagi, 3 Mei, Manny Pacquiao, bertipe kidal.

Anda yang tidak hobi menonton tinju kali ini harus nonton. Ini kesempatan langka yang jarang terjadi. Dua petinju terbaik dunia dari kelas welter bakal adu jotos. Tajuknya mengerikan: fight of the century alias pertarungan abad ini!

Rencana untuk mempertemukan keduanya sudah lama. Sejak 5 tahun yang lalu. Tapi rencana akbar itu maju mundur-maju mundur. Mayweather Jr beberapa kali mengatakan kesiapannya. Tapi tak jelas kapan. Bosan di-PHP, Pacquiao pun capek kemudian bilang, “Daripada kamu ngomel terus ayo segera naik ring!” kata petinju berjuluk Pac-Man itu seperti dikutip Latin Post.  

Dan duel yang ditunggu-tunggu pun terwujud. Minggu pagi, 3 Mei 2015, dua petinju dari dua benua berbeda itu bakal adu fisik di MGM Grand Hotel, Las Vegas, Amerika Serikat. Pemirsa di Indonesia beruntung karena di Negeri Paman Sam penonton harus membayar US$ 100 (Rp 1,3 juta) untuk bisa melihatnya di layar televisi. 

Mau nonton langsung di Las Vegas?  Harga tiket termurah US$ 4 ribu (Rp 52 juta), sedangkan yang termahal US$ 10.000 (Rp 130 juta). Tontonan yang mahal! Karena itu, acara gowes atau jalan-jalan Anda di car free day harus dikenakan moratorium dulu untuk memberi ruang bagi duel besar ini. 

Dominasi Mayweather

Jika melihat rekor keduanya, Mayweather memang unggul. Dari 47 kali naik ring, petinju 38 tahun (lebih tua dua tahun dibanding Pac-Man) itu nol kekalahan. Dia 26 kali menganvaskan lawan-lawannya. Sebaliknya, Pac-Man 5 kali kalah dari 38 pertarungan. 

Tapi di balik dominasi mengerikan Mayweather Jr itu tersimpan rahasia kecil. Dia selalu takut melawan petinju kidal bergaya southpaw, yakni petinju yang memulai serangan dengan jab kanan untuk menggasak lebih keras dengan hook atau uppercut kiri. Rahasia kecil itu diungkapkan bekas promotor Mayweather Jr, Bob Arum. 

“Aku menjadi promotor dia selama 10 tahun. Dan aku tahu bagaimana sulitnya membuat Mayweather Jr bertarung melawan southpaw. Apalagi seorang southpaw seperti Manny yang lincah bergerak. Dia bukan petinju yang bikin Mayweather Jr nyaman bertarung,” kata Arum

Arum memang layak dipercaya. Dari 1996 hingga 2006, dia menjadi promotor Mayweather Jr.

Arum menyebutkan rahasia kecil lainnya: rekor 26 kali Mayweather Jr meng-KO lawan bukan tanpa sebab. “Dia memilih lawan-lawan yang dia yakin bisa dia kalahkan,” imbuh promotor 82 tahun tersebut. 

Apakah ini pertanda buruk bagi peluang Mayweather Jr? Belum tentu. Yang belum ada duanya dari Mayweather Jr adalah efisiensi dalam bertarung. Dia dikenal sebagai petarung cerdas. Pukulan yang dia layangkan tidak banyak yang sia-sia. Sebagian besar mencapai sasaran. Dan, yang paling penting, mematikan. 

Statistik dari laga terakhir Mayweather Jr melawan Marcos Maidana menunjukkannya. Situs statistik tinju Compubox menyebutkan, petinju kelahiran Michigan, Amerika Serikat, itu memang hanya unggul 9 pukulan “on target” dari Maidana. Tapi total jumlah pukulan yang dilayangkan hanya 425. Bandingkan Maidana yang mencapai 858. 

Yang lebih mengesankan, akurasi pukulan Mayweather Jr saat itu mencapai 65 persen! Pantas Maidana kalah angka meski laga digelar hingga dua kali. 

Statistik juga tidak bisa berbohong dalam laga Mayweather Jr melawan Saul Alvarez. Data di sini menunjukkan betapa petinju kelahiran 24 Februari 1977 itu begitu efisien dan akurat. Total akurasi pukulannya mencapai 46 persen (232 pukulan tepat sasaran dari total 505 pukulan). Pukulan telak bahkan mencapai 53 persen (93/175). Alvarez yang akurasinya hanya 22 persen dengan pukulan telak 31 persen pun kalah angka. 

Dengan permainan efisien dan pukulan telak yang akurat tersebut, tidak salah jika pelatih sekaligus ayah Mayweather Jr, Floyd Mayweather Sr, berkoar bakal meng-KO Pac-Man.

“Pertarungan ini sudah dimenangkan. Percayalah. Tidak akan banyak adu jotos,” katanya seperti dilaporkan Rappler dari Las Vegas. Saat ditanya apakah laga bakal berjalan singkat, dia berujar, “Kurang lebih begitu.”

Tak heran jika sejumlah rumah taruhan lebih menjagokan Mayweather Jr untuk menang. Tapi jika dia kalah, ini bakal jadi noda abadi satu-satunya kekalahan dalam sejarah karir tinjunya. 

Sadar akan situasi ini, pelatih Pac-Man, Freddie Roach, memancang target realistis: menang angka. “Tapi kami harus menggunakan pukulan kombinasi yang cepat. Jika Manny terlalu lama menunggu dia bisa kena pukul balik,” kata Roach.  

Roach mengamini pernyataan Arum. Mayweather Jr bakal sulit menghadapi Pac-Man. Mayweather yang bergaya orthodox (mengandalkan tangan kanan) bakal kesulitan membaca gerakan Pac-Man yang bergaya kidal. Dia bisa kebingungan apakah pukulan yang dilancarkan Pac-Man killer punch atau hanya pancingan. Apalagi, selama ini dia tak banyak bertarung melawan petinju kidal. 

Situasi yang sama pernah dia hadapi saat melawan petinju kidal “bergaya orthodox” Oscar De La Hoya. Mayweather hanya menang angka dengan poin 116–112 (Mayweather), 115–113 (Mayweather), dan 115–113 (De La Hoya). De La Hoya lumayan menyulitkan Mayweather Jr. 

Roach juga yakin bahwa ini bukan pertarungan yang diinginkan Mayweather Jr. “Selama ini dia selalu memilih lawan-lawannya. Kali ini, saya yakin dia dipaksa untuk bertarung. Kita lihat saja nanti,” katanya.—Rappler.com

 Agung Putu Iskandar adalah mantan wartawan Jawa Pos.    Pernah meliput Piala Dunia Brasil pada 2014 dan Euro 2012  Polandia-Ukraina. Pengemar olahraga bersepeda itu kini    menjadi penulis lepas sembari mengamati dunia olahraga.  Follow twitter di @agaagung.

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!